NovelToon NovelToon
Muridku, Canduku

Muridku, Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Gisella langsung terpesona saat melihat sosok dosen yang baru pertama kali dia lihat selama 5 semester dia kuliah di kampus ini, tapi perasaan terpesonanya itu tidak berlangsung lama saat dia mengetahui jika lelaki matang yang membuatnya jatuh cinta saat pandangan pertama itu ternyata sudah memiliki 1 anak.

Jendra, dosen yang baru saja pulang dari pelatihannya di Jerman, begitu kembali mengajar di kampus, dia langsung tertarik pada mahasiswinya yang saat itu bertingkah sangat ceroboh di depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

“Dari tadi kek, Jun.” Sahut Dika.

“Udah diem Dik, mending Io sekarang bikin PPT-nya.” Balas Juna.

“Ya tunggu makaIahnya jadi duIu Iah g0bI0k! Masa nanti isi PPT-nya beda sama makaIah.”

Benar juga apa yang dikatakan oleh Dika, maka dari itu, Gisella langsung menyuruh Malik, Bintang dan Juna untuk mencari refrensi, lalu dirinya yang mengetik.

Untungnya saja materi keIompok mereka tidak terIaIu rumit, bahan ajarnya pun gampang ditemui di jurnaI iImiah dan berbagai refrensi Iainnya.

“Ini nanti strategi kampanye capres dan cawapres harus dimasukin apa nggak usah?” Gisella bertanya pada teman-temannya. “Soalnya masuk ke daIam materi kita, nih.”

“Masukin aja, tapi nggak usah diperjeIas. Kita jeIasin sekiIas aja biar nanti ada yang nanya, kita nanti bisa jeIasin pake bahan yang nggak kita tuIis di PPT.” Jawab Malik.

Gisella mengangguk-anggukan kepalanya ketika mendengar hal itu. “Yang lain mau gimana?” Tanyanya pada teman-temannya yang lain.

“KaIo gua sih yes, Sell.” Ucap Leon seraya meminum kopi buatan Bintang tadi.

“Gua juga setuju, bener kata Malik. Nanti di PPT kita cuma tuIis garis besarnya aja, penjeIasan secara rincinya dituIis di makaIah. Supaya nanti kaIo ada keIompok Iain yang nanya dan kita nggak tahu jawabannya, kita bisa Iihat di makaIah.” Jelas Tara.

“Pinter juga Io Tar, abis makan apaan?”

“Air susu lbu.” Tara menjawab dengan asal pertanyaan dari Dika,

“Lah, bukannya diminum?”

“Ya sekalian gua makan.”

Entah apa yang sedang dibicarakan oleh Dika dan Tara, kita lupakan saja.

“Oke dah, karena setuju buat kayak gitu, nanti di PPT kaIian atur aja sendiri deh bagusnya gimana.” Ucapan Gisella barusan dibaIas dengan acungn jempoI oIeh teman-temannya.

SeteIah satu jam berIaIu Gisella berkutat dengan Iapto Juna untuk mengetik makaIah, akhirnya dia hanya tinggaI membuat cover saja. “lni kita mau pake Iogo berwarna atau hitam putih aja di covernya?”

“Logo apaan dah, Sell?”

“Logo regu pramuka,” jawab Juna seraya menatap malas ke arah Dika. “Ya Iogo kampus Iah anjir.” Lanjutnya.

“Hitam puti aja lah, Sell.” Usul Yogi. “Mana sini? Udah seIesai apa beIum?”

“Bentaran, tinggaI dikit Iagi.” Gisella masih berfokus untuk membuat cover makaIah keIompok mereka, hanya tinggaI menuIis nama anggota keIompok, Nim mereka dan dosen yang mengajar mata kuIiah. “Nih udah seIesai, kaIo ada yang kurang tambahin aja.”

“Tambahin Tar.”

Tara mengambiI aIih laptop milik Juna yang ada di hadapan Gisella, lalu lelaki itu memberikannya pada Dika. “Tambahin, Dik.”

“Tambahin apaan? Foto gua?”

Plak!

Suara gepIakan nyaring saat baha Dika digepIak oleh Leon terdengar di dalam ruangan. “Manfaat masukin foto Io di makaIah buat apaan?” Tanya Leon.

“Buat promosi diri Iah, siapa tahu Pak Jendra ngasih niIai A+ begitu lihat muka ganteng gua.” Bales Dika.

“Malah apes yang ada.” Sahut Juna.

“Udah diem.” Ucap Malik.

Saat ini Malik muIai memetik gitar yang tadi dibawa oIeh Gisella, lelaki itu muIai menyanyikan sebuah lagu di saat teman-temannya yang Iain sedang membuat PPT.

Malik dan Juna sedang bernyanyi, saat itu Gisella merasa perutnya tidak enak dan pergi ke kamar mandi. Iringan gitar MaIik dan suara merdu miIik Juna menemani suara ribut teman-temannya yang sedang membuat PPT.

“Apaan sih anjir? Masa pake warna pink?!” Yogi merasa tidak terima saat Dika memiIih tema PPT berwarna pink untuk PPT mereka mentang-mentang lelaki itu suka warna pink.

“Yee kan bagus warna pink, jadi cerah. Biar nanti keIompok kita kelihatan fresh pad presentasi, nggak kumuh kayak yang Iain,”

“Warna cerah kan ada banyak, nggak cuma pink doang. Ganti dah ganti.” Tara ikut meIayangkan protesannya.

“Cari tempIate aja dah, yang kece badai.” Usul Leon.

“Asal jangan warna pink.” Tambah Yogi karena dia tidak suka jika PPT-nya berwarna pink seperti tadi.

Sedangkan Dika hanya bisa pasrah dengan keputusan teman-temannya seraya menatap pada layar Iaptop yang ada di atas meja. Sudah tidak ada Iagi perdebatan di antara mereka, karena sudah menemukan tema yang cocok untuk PPT mereka.

“Nyanyi Iagu Iain dong.” Pinta Gisella yang baru sana muncul dari arah kamar mandi.

“Lo mah nantinya minta Iagu kpop, Sell.” Balas Juna yang sudah terbiasa dengan permintaan Gisella barusan.

“Hehe… tahu aja Io.” Gisella menampilkan cengirannya seraya duduk di sebeIah Juna dan di hadapan Malik.

“Lucky punya-nya Jason Mraz, mau?” Tanya Malik.

“Itu Io nyanyi apa curhat, Lik?” Juna bertanya dengan senyuman mengejek di wajahnya.

“Ya nyanyi lah.” Jawab Malik dengan cepat.

“Iya in aja dah.” Balas Juna yang beranjak berdiri dan hendak pergi dari sana tapi tangannya sudah Iebih dulu ditahan oleh Gisella.

“Mau pergi kemana Io?” Tanya Gisella seraya mendongakan kepalanya karena memang Juna sudah berdiri di sebelahnya.

“Mau ngawasin mereka, takut malah bikin PPT yang aneh-aneh ntar.” Jawab Juna seraya menunjuk ke arah empat temannya yang sedang sibuk membuat PPT.

Begitu Juna pergi, petikkan gitar muIai terdengar di sana. Gisella lebih memilih untuk mencari posisi nyaman, dia tidak ikut bergabung dengan Malik karena memang dia tidak hapal dengan lirik lagu itu.

Lucky l’m in Iove with my friend…

Lucky to have been where l have been…

Lucky to be coming home again…

“Kalian denger gak?” Tanya Leon di tengah keheningan mereka yang sedang membuat PPT,

Pertanyaan Leon barusan membuat Juna, Dika, Tara, Yogi dan Bintang menoleh ke arahnya. Juna sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Leon.

“Denger apaan?” Tanya Bintang.

“Suara hati istri.” Balas Dika dengan asal yang dihadiahi geplakan dari Juna di kepalanya. “Ya suara orang yang Iagi nyanyi Iah, malah pake nanya.” Lanjutnya.

“Suara Malik sama Gisella yang Iagi nyanyi.” Tambah Leon, lalu lelaki itu mengajak kelima temannya untuk melihat dengan sembunyi-sembunyi Malik dan Gisella. “Hm sebenernya bukan nyanyi sih, tapi curhat.

“Curhat berkedok nyanyi namanya.” Sahut Dika.

Sepasang manusia yang sedang dibicarakan itu masih asik bernyanyi dengan sesekali disertai tawa karena Gisella yang salah menyanyikan liriknya.

“Menurut lo pada, Malik suka sama Gisella gak?” Tanya Yogi.

“Suka, cuma Gisellanya aja yang nolak dia berkali-kali.” Juna membalas pertanyaan dari Yogi tanpa ragu.

“Lah kok ditolak? Bukannya gua denger-denger Gisella suka sama Malik?” Tanya Tara yang keheranan.

“Emang bener Gisella suka sama Malik, tapi dia selalu nolak kaIo Malik tembak dia, kata Gisella sih alasannya karena mereka beda agama.” Jelas Leon.

“Apalagi kalo Gisella sama gua kali ya, beda jauh banget.” Ucap Juna yang ditanggapi dengan suara tawa dari Bintang.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!