Ternyata Dia Adalah Aku

"Bisa di bilang apa, tujuan bi Ipah kalo kaya gini, ?" tanya Reki yang belum bisa menangkap inti permasalahan.

"Kalo menurut gue mungkin kaya gini.. bi Ipah kan mau nya di tidurin sama ayah angkat Siska, tapi malah gagal dan dia malah tidur sama pak Chandra, bahkan sampe hamil.. mungkin nih ya, mungkin dia merasa tak terima dan menjadikan rima sasaran untuk balas dendam nya, " ujar Galang yang mengutarakan pendapat nya.

"Bukan cuma itu aja Lang, " ujar Noval.

"Emang ada maksud lain Val, ?" tanya Galang.

"Ada, " jawab Noval.

"Apa itu, ?" tanya Riska dan Mentari berbarengan karna mereka semakin tertarik dengan cerita tentang bi Ipah ini.

"Sebenarnya rencana bi Ipah lebih jahat dari yang kalian bayangkan, " jawab Noval.

"Iya apa itu Valval, ?" tanya Riska yang selalu memanggil Noval dengan sebutan Valval.

"Bi Ipah berencana akan membunuh bu Merida, " ujar Noval.

"Apa!!?" pekik Riska, Mentari, dan Reki berbarengan.

"Berisik dek, " ujar Risky.

"Hehee.. Maaf, " ujar Riska.

"Kalian juga ya, kenapa pake teriak, " ujar Galang pada Mentari dan Reki.

"Maaf, maaf, " ujar keduanya sambil nyengir.

"Ternyata bi Ipah kejam ya, " ujar Riska.

"Dia emang kaya gitu, dia punya obsesi yang kuat.. hingga apa yang dia inginkan harus dia dapatkan, " ujar Noval yang terus menelusuri laptop nya.

"Ngeri jirr, ternyata ada ya orang kek bi Ipah, " ujar Reki.

"Ada.. dan itu buktinya bi Ipah, " ujar Galang.

"Ehh.. " seru Noval.

"Ada apa Valval, ?" tanya Riska.

"Sis beneran ada yang nyerang data gue, " seru Noval dan tak menanggapi pertanyaan Riska.

"Seriusan, " mereka serempak bertanya kecuali Siska.

"Iya, " jawab Noval singkat.

"Mereka pikir gue mudah buat di lacak.. jangan harap, " gumam Noval.

Siska dan yang lain nya hanya memperhatikan saja, karna masalah seperti ini Noval memang jago nya, bahkan sudah tak dapat di ragukan lagi.. Noval tak terkalahkan, yang ada nanti laptop lawan nya akan meledak.

"Rasakan itu bajingan, " gumam Noval yang telah sukses memberikan serangan balik pada orang yang menyerangnya.

…………

"Duaarr.. Duaaarrr.. Aaarrgg, " jerit seorang pria yang laptop nya meledak.

"Aaahhh, " jerit seorang wanita yang tak lain adalah bi Ipah.

"Apa yang terjadi, " tanya bi Ipah pada pria itu, kita sebut saja Jon.

"Sial ternyata mereka bukan orang sembarangan, " ujar Jon sambil berdiri, dan mengibas-ngibaskan tangan nya yang terkena ledakan dari laptop nya.

Apa maksud mu Jon, ?" tanya bi Ipah.

"Gue angkat tangan Di, gue gak mau kejadian ini terulang, " ujar Jon.

"Lo ternyata sangat payah Jon, " ejek bi Ipah.

"Lo geremehin gue Di.. ya sudah sana pergi dan cari orang lain buat bantu lo, " ujar Jon.

"Gitu aja lo marah Jon, " ujar bi Ipah.

"Udahlah gue malas basa basi, dan gue juga paling gak suka di remehin seseorang, " ujar Jon dengan dingin.

"Sorry.. dan gue gak bakal ulangin lagi semuanya, " ujar bi Ipah dan Jon hanya diam tak menanggapi.

"Terus sekarang gimana caranya biar orang sialan itu ketemu, ? tanya bi Ipah.

"Lo harus cari ahli yang lebih jagi dari gue, " jawab Jon.

"Emang lo beneran gak sanggup, ?" tanya bi Ipah.

"Lo liat sendiri kan Di, " ujar Jon.

"Haahhh.. baiklah, tapi gue takut masalah ini akan ada yang tau, " ujar bi Ipah.

"Gue heran sama lo Di, kenapa sih lo masih ngejar Susilo yang jelas-jelas gak mau sama lo, ?" tanya Jon yang keheranan dengan tingkah bi Ipah.

"Dia suka sama gue, cuma dia kasian sama istrinya dan anak nya, " ujar bi Ipah yang malah mengarang cerita.

"Lo masih mau bodohin gue Di.. lo pikir gue gak tau apa yang lo perbuat gitu, ? ingat Di gue tau segala nya tentang lo, " ujar Jon.

"Tak perlu ikut campur urusan ku, " ujar bi Ipah dingin.

"Terserah lo Di, gue sebagai teman cuma mau nasehatin lo.. lo jangan terus ngejar sesuatu yang bukan milik lo, yang hanya akan buat lo lebih jahat lagi.. gue gak mau lo nyesel di kemudian hari, " ujar Jon menasehati bi Ipah.

"Terserah gue Jon, karna ini jalan gue, " ujar bi Ipah sambil berlalu pergi meninggalkan Jon sendiri.

"Gue sayang sama lo Di, " gumam Jon.

……………

"Dokter bagaimana mana keadaan ibu saya, " tanya Vino pada dokter yang menangani Merida.

"Untuk sekarang ibu anda memerlukan perawatan khusus, dan untuk sementara keadaan nya akan seperti itu, seperti nya beliau mengalami pukulan mental yang begitu besar, " jawab dokter Natalie dokter yang biasa merawat keluarga Wicaksana.

"Tidak dokter, itu tidak mungkin, " ujar Vino.

"Nak Vino bersabarlah, dan segeralah hubungi ayah mu.. dan ya, jangan biarkan hal yang dapat memicu rasa sakit nyonya Merida mendekat, karna itu tak baik untuk mental nyonya Merida, " ujar dokter Natalie.

" Baik dokter, " jawab Vino dengan lemas.

"Kalo begitu saya permisi, " ujar dokter Natalie berpamitan.

"Baik dokter, " jawab Vino.

"Bu.. kenapa jadi kaya gini, ?" tanya Vino pada Merida yang tak sadarkan diri.

"Aku harus hubungi ayah, dan masalah ini harus cepat-cepat di selidiki, " ujar Vino.

……………

"Ayah... " pekik Nadia girang setelah melihat sang ayah berada di rumah, namun ada yang berbeda dari sang ayah.. sang ayah yang biasanya akan memeluk nya ketika pulang kini malah menatap nya dengan dingin.

"Ayah.. kenapa ayah diam aja, apa ayah gak kangen Nadia, ?" tanya Nadia dengan nada sedih nya.

"Dimana istri ku, ?" tanya pak Susilo yang mengacuhkan pertama Nadia.

"Ibu.. ibu, di bawa ke rumah sakit sama kakak, " jawab Nadia dengan terbata-bata.

Tanpa memperdulikan Nadia, pak Susilo pergi meninggalkan Nadia, pak Susilo seakan tak menganggap keberadaan Nadia di hadapan nya.

"Kenapa dengan ayah, ? tidak, tidak.. bukan cuma ayah, tapi kak Vino juga, sebenarnya ada apa ini, ?" tanya Nadia pada dirinya sendiri.

"Jangan bilang mereka masih marah tentang vidio itu, tidak.. apakah ayah juga melihat vidio itu, ?" gumam Nadia dengan gugup.

"Tidak, jangan sampai ayah tau, gue gak mau reputasi gue ancur di mata ayah, " gumam Nadia lagi.

"Bibi.. bi Ipah, " panggil Nadia pada Ipah yang dari tadi tak nampak di hadapan nya.

"Bi Ipah.. " panggil nya lagi, namun tetap tak ada jawaban.

"Bi Nur, kemana bi Ipah,?" tanya Nadia pada pembantu lain nya yaitu bi Nur.

"Tadi bi Ipah pergi non, " jawab bi Nur.

Pergi kemana ya Bi, " tanya Nadia.

"Saya kurang tau non, " jawab bi Nur

"Ya sudah bi gak papa, " ujar Nadia.

"Baik non, " ujar bi Nur lalu melanjutkan lagi pekerjaan nya.

"Orang-orang pada kenapa sih, ? heran gue.. bi Ipah juga kemana coba, " gumam Nadia berbicara sendiri.

"Aahh mending gue ke..

BERSAMBUNG.