Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23 - Jurang Pemisah
Boni sedang asik menyantap makan malamnya yang baru saja ia pesan di sebuah restaurant di dekat kantor, sudah seharian ini ia belum makan karena pekerjaannya yang sunggu banyak, belum lagi ia harus menghandel beberapa masalah yang di buat oleh karyawan-karyawan di sana dan ditambah lagi sekretarisnya yang mengambil cuti selama 1 minggu karena menikah.
Boni yang di temani olen Tino menyantap makanannya dengan lahap hingga habis tak bersisa.
“udah berapa hari lu nggak makan?” sindir Tino sambil memegang gelas berisi wine nya.
“laper banget gue” jawab Boni dengan cengiran bodohnya.
“lo makan udah kaya gelandangan yang udah ngga makan 3 hari tau nggak” ledek Tino.
“bodo amat yang penting gue kenyang. Kerjaan masih numpuk” balas boni yang membuat ia tak dapat berlama-lama di sana dan harus kembali ke kantor.
“yah yah yah... gue ke toilet dulu” ucap Tino dan pergi.
“okeh” balas boni dengan mengacungkan jempol tangannya .
Boni yang sedang asik bersantai menyesap wine-nya melihat ponsel Tino berdering. Penasaran, ia pun membuka ponsel Tino dan membaca isi pesan tersebut, sebuah pesan yang sangat mengganjal di benaknya.
Isi pesan tersebut adalah
Benalu : gue udah ngelakuin semua yang lo minta, sesuai dengan intruksi yang lo kasi. Gue udah ngejauhin nathan, gue juga udah bilang ke dia untuk nggak ngusik kehidupan gue lagi. Puas lo!
Benalu : mulai sekarang, jangan pernah lo ganggu gue lagi!
Boni terkejut akan isi pesan yang ‘racun’ kirimkan, mengapa ia membawa-bawa nathan, apa maksud dari pesan-pesan ini? Dan siapa sebenarnya si “racun” ini.
Karna rasa penasaran yang tinggi, boni membaca isi pesan-pesan sebelumnya yang membuat boni tak habis pikir akan tindakan Tino. Bahkan dengan jelas Tino mengirimkan pesan-pesan kasar kepada sang penerima. Tak lama Tino kembali menuju kursi yang ia duduki tadi.
‘untung gue udah selesai baca, kalo ketahuan mampus gue’ pikir boni dan menenangkan dirinya
“tadi hp lo bunyi tuh, gue ngga sengaja buka. Tapi tenang, gue ngga baca kok. Palingan isinya cuman chat cewek manja lenjeh lo itu, bosen gue!” ucap boni berbohong.
“oh ya? Hemmm... lo yakin cewe gue yang chat gue?” tanya Tino memastikan.
“ya mana gue tau, baca namanya aja nggak” jawab boni dengan malas, sungguh ackting yang bagus.
“hemm” balas Tino lalu membuka ponselnya. Boni yang sedang meminum wine-nya denga sedikit curi-curi pandang ke ara Toni. Jelas sekali boni melihat senyum licik Tino yang bahkan belum pernah ia lihat sebelumnya.
“siapa?” tanya boni memancing.
“cewek gue, dia bilang dia kangen” balas Tino dengan senyum. Dan dibalas ekspresi geli dari Boni.
“pacaran mulu lo” ledek Boni.
“biarin aja sih, dari pada lo J.O.M.B.L.O!” balas Tino tak mau kalah.
“jangan ngeremehin gue lu ya” ucap Boni dengan wajah kesalnya.
“apa sih yang lu bisa dalam urusan cewe. Belom pacaran 1 minggu aja cewek lu bakalan minta putus, hahahaha” ucap Tino meledek Boni semakin jadi.
“cih!” balas boni lalu meminum kembali tqnoa menyesapnya tapi langsung menenggak habis wine nya.
Sedikit yang boni pahami sekarang, ‘ternyata Tino orang yang licik’ batinnya berucap.
'benalu? Hem... kasian sandra’ pikirnya.
Boni dapat mengetahiu siapa sang ‘benalu’ tersebut adalah sandra berkat bakat stalker yang ia miliki barusan. Kini boni berfikir untuk ikut membantu Tino mengingat ia masih menyimpan rasa benci dengan sandra, atau membantu nathan dan sandra untuk bersatu kembali.
‘terlalu banyak musuh yang menghalangiku saat ini, bahkan diriku sendiri pun salah satu musuh terbesarku. dialah Keegoisanku yang tak mampu ku kendalikan’
*****
Hari-hari berlalu, tanpa ada yang mengusik Sandra lagi entah itu Tino, Boni maupun Nathan. Mereka menjalankan kehidupan mereka dengan masing-masing, menenggelamkan diri dengan pekerjaan. Namun, tidak bagi para karyawan di MeowC, mereka merasa bahwa di antara 4 orang tersebut terjadi sesuatu sehingga aura di kantor terasa mencekam di saat mereka lewat.
Tak ada lagi candaan Boni pada karyawannya, tak ada lagi sapaan ramah dari Toni, tak ada lagi senyum Sandra yang mengembang, dan Nathan yang semakin meyeramkan bagi para kayawan. Begitu pula dengan Willo yang mulai geram dengan tingkah aneh sandra, saat ia menyapa Sandra, sandra hanya membalas sekenannya.
Willo : Sandra!
Sandra : Ya
Willo : Yaelah singkat amat sih...
Sandra : kenapa wil?
Willo : temenin gue makan yuk, gue laper nih... (
Sandra : sorry wil, gue masih banyak kerjaan. Lain kali aja ya.
Willo : iya deh.. (
Bahkan dalam berkirim pesan pun Sandra sangat cuek dengan Willo. Willo ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan Sandra, namun apa daya Willo sendiri juga tidak terlalu mengenal Sandra. Mereka berteman di kantor, dan Willo pun senang dengan Sandra. Hanya saja Sandra yang masih menutup diri dari Willo.
Ting!
Suara pesan diponsel Nathan
Rayhan : woy junet!
Nathan : apa?
Rayhan: gue udah balik dari Bali nih, ntar mampir ya ke cafe. Jangan lupa geret Bonbon sekalian.
Nathan : oke!
Rayhan : singkat amat sih lu, ntar umur lu juga singkat baru tau rasa lu!
Nathan : awww takhuuutttt...
Rayhan : -_-
Begitulah isi pesan singkat antara Reyhan dan Nathan. Sudah beberapa minggu ini Reyhan berada di Bali untuk mengurus pembukaan cabang Cafenya di sana. Reyhan memang seorang chef dan barista yang sukses, bahkan ia memiliki banyak cabang Cafe miliknya di berbagai daerah.
Biasanya mereka akan berkumpul di Cafe milik Reyhan yang berada cukup dekat dengan kantor, hanya saja jika tidak ada salah satu dari mereka, maka mereka jarang sekali berkumpul di sana.
‘kalo nggak lengkap, nggak asik!’ itulah kata yang sering Boni gunakan jika berkumpul.
Tak menunggu lama setelah mendapat pesan dari Reyhan, Nathan langsung menghubungi Boni dengan mengirim pesan kepadanya.
Nathan : Bon, Reyhan udah balik tuh!
Bonbon : serius?
Nathan : iya, serius gue. Dia nyuruh kita mampir ke cafe nanti.
Bonbon : asikkkk... dapet oleh-oleh
Nathan : dasar!
Bonbon : Biarin aja sih, sirik bae lu!
Nathan sudah hafal betul akan kelakuan Reyhan Dan Boni. Reyhan saat pergi ke tempat-tempat lain selalu membelikan mereka oleh-oleh, hanya saja oleh-oleh yang di bawakannya bukanlah hal yang biasa.
Pernah saat ia kembali dari pontianak yang ia bawakan bukan lah makanan atau barang-barang khas dari sana, melainkan 1 liter air sungai kapuas yang ia berikan, sungguh aneh bukan.
‘jangan-jangan sekarang dia bawa bule bali lagi’ pikir nathan konyol.
Nathan pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedang menumpuk di tampah dengan perasaannya saat ini yang ntah kenapa sedang terasa ruwet.
