Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan dari Kerajaan Maraya
Datang seorang pegawai yang bekerja pada bagian arsip istana.
“Selamat Pagi Tuan, saya ingin menemui Dewan Istana, ada berita yang harus saya sampaikan” Ucap pegawai tersebut kepada penjaga pintu ruang pertemuan di kerajaan.
“Silahkan masuk, Tuan.” Ucap penjaga pintu.
Didalam ruang pertemuan itu ternyata ada Raja Rae.
“Selamat pagi Tuan” ucap pegawai arsip istana kepada salah seorang pejabat istana.
“Ya.. ada apa ?”
“Saya ingin menyampaikan bahwa akan ada kunjungan Kerajaan pada minggu depan”.
“baik, disini ada Raja Rae, katakanlah langsung padanya”.
“terima kasih Tuan”
“Salam Raja, selamat pagi” ucap pegawai arsip.
“ya.. selamat pagi. Ada apa ?” tanya Rae.
“saya ingin menyampaikan berita bahwa minggu depan akan datang raja dari Kerajaan Maraya yang berada dibagian barat Kerajaan Jatinra.” Jawab pegawai arsip istana.
Rae terlihat bingung.
Salah seorang pejabat Dewan Istana menjelaskan kepada Rae.
“Raja dari Kerajaan Maraya adalah sahabat dari Tuan Indrana. Pada saat Tuan Indrana menjadi Raja kala itu, mereka banyak melakukan kerjasama dan hubungan mereka sangat baik. Raja Maraya sering membawa istri dan anak gadisnya berkunjung ke kerajaan kita. Namun sudah bertahun-tahun mereka tidak kesini. Mungkin mereka ingin mengunjungi dan melihat keadaan Tuan Indrana saat ini.”
Rae tampak diam dan kemudian memalingkan wajahnya menatap kearah ayahnya Davin. Seolah Rae ingin bertanya apa yang harus dilakukannya.
“Terimalah Rae, bukankah pejabat istana telah menjelaskan kepadamu bahwa mereka adalah sahabat baik pamanmu Indrana. Dan.. ada hubungan baik yang terjalin antara dua kerajaan ini sebelumnya. Maka teruskanlah hubungan baik ini.” Ucap ayah Rae.
“Baiklah, kami menerima kedatangan Raja dari Kerajaan Maraya dengan senang hati. Sampaikanlah kepada mereka” ucap Rae.
“Baik Tuan. Saya mohon ijin untuk meninggalkan tempat ini” ucap pegawai arsip dan perlahan pergi meninggalkan ruang pertemuan tersebut.
“Persiapkanlah segala keperluan untuk menyambut mereka datang seperti biasanya, kalian pasti lebih paham akan hal itu. Dan.. katakan saja padaku, apa yang harus aku lakukan” ucap Rae pada Dewan istana.
“Baik Tuan”. Jawab mereka.
Kabar dan persiapan menyambut Raja Maraya juga diketahui oleh Juna. Juna segera memberitahu Tuan Indrana.
“Tuaaann... Tuaann..” teriak Juna sambil berjalan cepat memasuki kamar Tuan Indrana.
“Ada apa Juna?, Kau telah menggangguku dengan suara teriakanmu!!” ucap Indrana dengan kesal.
“Aku ingin berkata jika beberapa hari lagi, Raja Maraya akan berkunjung kesini. Bukankah ia teman baikmu, Tuan?”... Juan kesenangan.
Indrana hanya diam seperti memikirkan sesuatu.
“Apa tujuannya datang kesini. Dan.. bagaimana jika ia mengetahui jika keadaanku seperti ini. Tapi ku rasa ia telah mengetahui keadaanku sebelumnya. Semoga tidak ada siasat atas pertemuan ini bersama Rae”. Gumam Indrana dalam hatinya.
“Apa kau tau tujuannya berkunjung kesini, Juna?” tanya Indrana penasaran.
“aku tidak tau Tuan”.
“Baiklah, kau boleh pergi. Beritau aku perkembangan persiapan kunjungan ini”. Ucap Indrana.
“tentu saja Tuanku” jawan Juna.
_______----------_____
Beberapa hari kemudian.
Tiba hari dimana Raja Maraya datang.
Raja Maraya, beserta istri, anak gadis dan rombongannya telah sampai di kerajaan Jatinra.
Rae, Davin, kakek Diaru, Juna serta semua Dewan Istana berkumpul di ruang tamu istana menyambut kedatangan Raja tersebut.
“Apa kabarmu wahai Raja Maraya, terima kasih telah datang berkunjung ke kerajaan kami. Aku Rae, Raja yang memerintah Kerajaan Jatinra saat ini” ucap Rae menyambut kedatangan Raja Maraya.
Raja Maraya tersenyum dan berkata, terima kasih Raja Rae. Sungguh aku telah mendengar kabar jika engkaulah yang menduduki kerajaan saat ini. Dan aku sungguh terkesan dengan kewibawaanmu dan dengan usiamu yang sangat belia engkau begitu bijaksana. Salam dan sejahtera atasmu wahai Raja.
Perkenalkan, ini istriku Ratu Maura. Dan ini anak gadisku Chassandra dan kami memanggilnya Chasi.”
Chasi menundukkan kepalanya dan sedikit mengembangkan gaunnya memberi hormat kepada Raja Rae sambil tersenyum.
Rae hanya diam, memberi senyum kecil dan sedikit menunduk memberi hormat pada Chasi. Tampak Chasi salah tingkah dihadapan Raja Rae yang seumuran dengannya.
“Raja Rae telah menyiapkan jamuan makan untuk menyambut kedatangan Raja dan rombongan dari kerajaan Maraya.” Ucap salah seorang Dewan Istana.
“Mari, Raja Maraya.. silahkan menikmati hidangan yang telah kami siapkan” ucap Davin.
Raja Maraya tersenyum dan mereka pun duduk dan makan bersama.