Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Ma," Panggil Yanu
"Ya mas gimana ?"
"Besok Mikha daftarkan sekolah di tk satu yayasan dengan sekolahnya Ashka saja. Dia sekarang umur berapa sih? Ada 18 bulan belum ?"
"Mau 2 tahun mas."
"Yasudah besok daftarkan sekalian pas kamu antar Ashka. Mikha sekalian di ajak saja."
"Ya mas. Kita jadi ke Bandungnya ?"
"Kayaknya aku berangkat sendiri aja deh ma."
"Lah kenapa mas ?"
"Ribet ah ma ngajak anak-anak. Belum lagi kalau anak-anak ingin menginap. Nanti malah makin banyak pengeluaran nya. Mending uang nya buat yang lain ma. Apalagi dua bulan lagi aku libur sampai gak tau kapan. Jadi ya kudu hemat dulu buat jaga-jaga."
"Ya mas."
"Gak apa-apa kan kamu aku tinggal ? Nanti aku gak bawa mobil sendiri kok. Aku naik truck berangkatnya. Pulang nya naik bis."
"Gak apa-apa mas. Kamu hati-hati ya. Jangan lupa kabari aku biar aku gak khawatir sama kamu."
"Iya sayang. Aku nitip anak-anak ya."
"Ya mas."
...****************...
Tanpa terasa perjalanan mereka sore itu sudah hampir sampai.
"Ma, bangun ma," Ucap Yanu membangunkan Maria.
"Eemmm... Ya mas ?"
"Sudah hampir sampai rumah. Kita beli makan dulu ya. Kamu mau makan apa ?"
"Terserah mas. Apa saja aku mau."
"Penyetan mau ?"
"Mau mas."
"Oke kita beli penyetan dekat rumah saja."
Maria menjawab dengan anggukan kepala.
"Kita makan dimana ma ?"
"Dirumah saja mas. Aku sudah risih ini, ingin mandi. Gatal semua rasanya badan."
"Oke sayang."
Tak lama kemudian, ponsel Yanu berdering. Nama mas Zainal terpampang di layar ponselnya.
"Siapa mas ?" Tanya Maria.
"Mas Zainal ma."
"Angkat loh, siapa tahu penting."
"Bentar ya ma."
"Iya."
Yanu pun menjawab panggilan tersebut.
"Assalamu'alaikum Nu," Ucap mas Zainal.
"Ya mas ada apa ?"
"Nu kamu mau gak kalau tinggal di rumah nya mbah kung sama istri dan anak-anakmu buat temani mbah uti ?"
"Lah ngapain mas ? Kan aku sudah kontrak rumahku jadi."
"Ya buat bantuin mbah kung ngerawat mbah uti Nu."
"Kan tiap hari aku kesana mas buat tengok sama ngerawat mbah uti."
"Apa iya Nu ?"
"Iya mas. Memangnya kenapa ?"
"Kok mbah kung bilang katanya kamu gak pernah bantuin semenjak kamu nikah. Kan kamu yang dekat toh Nu, harusnya kamu bantuin."
"Lah ? Padahal aku tiap hari kesana mas sama istriku. Aku gantiin pampers sama mandikan mbah uti sedangkan istriku masakin dan suapin mbah uti. Bisa-bisa nya dibilang aku gak pernah kesana."
"Ya kalau kamu merasa keberatan buat rawat mbah uti, aku sewa perawat saja."
"Ya monggo loh mas. Tapi kalau sampai perawatnya hamil gara-gara mbah kung jangan salahin aku."
"Kok kamu ngomongnya gitu Nu ?"
"Mas tau sendiri gimana ceritaku. Kalau mau terulang ya monggo."
"Besok aku kesana sama mbakmu. Kita musyawarahkan bersama."
"Ya terserah saja. Sudah ya mas, ini aku lagi nyetir."
"Darimana mau kemana Nu ?"
"Pulang mas, dari Surabaya."
"Oh yasudah hati-hati Nu."
"Ya mas. Makasih."
Panggilan pun di matikan secara sepihak oleh Yanu.
"Kenapa mas ? Kok kelihatan nya kamu marah ?" Tanya Maria bingung melihat raut wajah suaminya menahan emosi.
"Aku kesal ma."
"Minum dulu gih. Ini es teh enak, biar adem."
"Makasih ya ma," Ucap Yanu sambil tersenyum dan mengusap rambut Maria.
"Aku kesal dengan mbah kung ma," Lanjut Yanu.
"Kenapa mas ?"
"Mbah kung mengadu ku lagi."
"Maksudnya ?"
"Masa mbah kung bilang katanya kita tidak pernah bantuin ngerawat mbah uti."
"Bilang kemana ?"
"Ke mas Zainal. Tadi mas Zainal marah ke aku ma. Sampai-sampai, besok mas Zainal sama mbak Aria mau kerumah."
"Yasudah mas. Kamu yang sabar ya. Insyaallah semua kebenaran akan terungkap."
"Aamiin. Yang buat aku kesal itu, berulang kali mbah kung fitnah aku ma. Aku selalu di musuhi sama saudara-saudaraku karena omongan dari mbah kung."
"Sudah sabar aja mas. Nanti semua kebenaran bakal terungkap. Toh kamu hidup juga gak ikut mereka. Kamu gak sendiri kok mas. Ada aku yang bakalan dukung kamu dan temani kamu."
"Makasih ya ma. Ini sudah pesan ?"
"Sudah mas, itu lagi di goreng."
"Kamu pesan apa ma ?"
"Bebek mas. Sama tahu, tempe,terong dan pete. Terus nasi 4 porsi sama es teh nya 6 bungkus."
"Es nya kok banyak ma."
"Ini aku minum 1, yang di bungkus 5. Nanti aku 2 bungkus. Hehehehe."
"Hadeh... Yasudah sesukamu saja ma."
Setelah membayar dan pesanan siap, mereka pulang ke kontrakan.
Bersambung...
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶