sandy,perempuan bertubuh mungil dan ramping ternyata seorang ahli judo malah dipertemukan dengan xander laki laki kaya,ambisius dan sangat mendominasi setiap keberadaannya
mereka dipertemukan sampai terlibat pertarungan sengit dan mengharuskan sandy menunjukkan sisi lainnya yang berbeda dari wanita pada umumnya
akankah ambisi xander tentang kecintaannya pada sandy membuahkan hasil? atau malah xander harus kehilangan nyawanya karna serangan sandy yang tak bersimpati? ikuti kisahnya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon darya ivanov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Xander membungkuk, menekan ciuman lembut ke bibir sandy.
"Aku mencintaimu," dia bergumam di mulutnya, suaranya dipenuhi dengan emosi.
"Lebih dari yang bisa diungkapkan oleh kata-kata."
sandy mendorong xander
" Maaf pak xander bukannya aku nggk suka dicium olehmu tapi ini dijalan"
Xander terkekeh pelan, mundur selangkah dan memberi sandy ruang.
"Kamu benar, cintaku. aku minta maaf karena terbawa suasana," katanya, matanya berbinar-binar geli.
Mereka berjalan sampai didepan kamar sandy
"Selamat malam pak xander,sampai ketemu besok pagi" sandy sedikit membungkuk dan masuk kedalam kamarnya
Xander memperhatikan sandy menghilang ke kamarnya, senyum lembut di bibirnya.
"Selamat malam, sandy" gumamnya, hatinya dipenuhi dengan kehangatan dan cinta.
Xander berbalik dan menuju ke kamarnya sendiri, pikirannya dipenuhi dengan pikiran sandy dan masa depan mereka bersama. Saat dia berbaring di tempat tidur, dia tidak bisa menahan senyum, hatinya penuh dengan kebahagiaan.
Besok sandy harus kembali karna akan ada turnamen tahunan dikotanya jadi dia harus kembali berlatih dan setelah lamaran xander semalam kedepannya pasti akan disibukkan dengan persiapan semua pernikahannya dengan xander
Xander bangun pagi-pagi keesokan paginya, pikirannya sudah fokus pada turnamen yang akan datang. Dia tahu dia harus memberikan segalanya, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk sandy.
sandy mulai berkemas dan bersiap kebandara.sandy keluar dari kamarnya berjalan menuju lobi dan menunggu taksi didepan resor
Xander keluar dari kamarnya, mengenakan setelan tajam dan membawa tas kulit yang ramping. Dia melihat sandy menunggu di lobi dan berjalan ke arahnya, senyum hangat di wajahnya.
"Itu dia, cintaku",
Sandy berbalik menghadap Xander, matanya berbinar saat melihatnya.
"Selamat pagi, pak Xander" katanya, suaranya dipenuhi dengan kasih sayang.
" Kamu terlihat tampan".
Senyum Xander melebar mendengar pujian sandy. Dia membungkuk, menekan ciuman lembut ke dahinya.
" Seperti halnya dirimu, sayangku," gumamnya, matanya berkeliaran di atas sosoknya dengan penuh penghargaan.
"Mau pulang juga ya pak xander?" Tanya sandy sambil menatap ujung kaki sampai ujung kepalanya Tatapan Xander melunak saat dia melihat sandy, hatinya membengkak dengan cinta dan kasih sayang.
"Tentu sayangku. Sudah waktunya bagi ku untuk kembali ke rumah dan mempersiapkan turnamen" katanya, suaranya lembut.
"Kenapa harus kamu yang mempersiapkan turnamen? Aku yang akan ikut turnamen bukan kamu" sandy menyipitkan matanya karena merasa keheranan
Xander terkekeh pelan, mengulurkan tangan untuk meremas bahu sandy dengan lembut.
"Aku tahu kamu adalah orang yang berpartisipasi, sayangku. Tapi sebagai tunanganmu, adalah tanggung jawabku untuk mendukungmu dengan cara apa pun yang aku bisa,"
sandy menghela nafas
"nggak perlu...,"
Ekspresi Xander berubah serius, matanya tertuju pada sandy.
"nggak perlu?"dia mengulangi, suaranya tegas.
"sandy, kamu membawa namaku sekarang. Apa pun yang memengaruhimu, memengaruhiku."
"Tenang saja,aku nggak akan membuat malu namamu.kamu sudah tahu sendiri kan kemampuanku?" Tatapannya kedepan dengan penuh percaya diri
Tatapan Xander melunak, senyum bangga menyebar di wajahnya.
"Aku memiliki keyakinan penuh pada kemampuanmu, sandy. Tapi itu tidak berarti aku tidak akan berada di sana untuk mendukung mu di setiap langkah,"
Mobil hitam ramping merk Mercedes-Maybach GLS-Class milik xander akhirnya tiba dan berhenti tepat didepan mereka
"Pak xander,mobil kamu sudah datang.silahkan duluan" sandy berkata dengan lembut dan penuh perhatian
Xander mengangguk, menoleh ke sandy dengan senyum hangat.
"Terima kasih, sandy. Ayo pergi, sayangku", katanya, menawarkan tangannya.
"E...tidak perlu,aku sudah memesan taksi kok" sandy menolak dengan lembut
Senyum Xander sedikit goyah pada penolakan sandy, sedikit kekecewaan melintas di matanya.
"Begitu," katanya pelan, menjatuhkan lengannya ke sampingnya.
"Baiklah, jika itu yang kamu sukai."
Sandy menghela nafas berat
"baiklah,aku akan membatalkan taksinya dan ikut denganmu" sandy mengambil ponselnya dan membatalkan taksi onlinenya lalu tersenyum menghampiri xander
Wajah Xander berbinar melihat perubahan hati sandy, kekecewaannya langsung digantikan oleh kegembiraan. Dia membuka pintu mobil untuknya, tangannya bertumpu lembut di bagian bawah punggungnya saat dia membimbingnya masuk.Saat mereka duduk di kursi kulit mewah Mercedes, Xander menoleh ke sandy, matanya bersinar dengan kasih sayang.
"Terima kasih telah memilih untuk ikut denganku, sayangku,"
"Iya sama sama" tersenyum lalu fokus mengirim pesan ke sepupunya clayton
Xander menyaksikan sandy fokus pada ponselnya, senyum kecil bermain di bibirnya. Dia mengagumi dedikasi dan dorongannya, bahkan dalam perjalanan kembali dari liburan romantis.
"Ada apa? Kenapa kamu melihatku seperti itu?" sandy berkata tapi tangannya masih lincah diatas layar ponselnya
Xander berkedip, menyadari bahwa dia telah menatap. Dia dengan cepat memalingkan muka, perona pipi redup merayap ke lehernya.
" tidak ada, cintaku. Saya hanya mengagumi fokus dan dedikasi mu",
Sandy menyimpan ponselnya kembali setelah mengirim pesan ke clayton.kalau dia akan kembali bersama xander dan menyuruh clayton memberitahu kakeknya
Xander melirik saat sandy meletakkan ponselnya, rasa ingin tahunya tergugah.
" Semuanya baik-baik saja dengan Clayton?" dia bertanya, nadanya santai tetapi matanya tajam dan penuh perhatian.
"Semuanya baik-baik saja," jawab sandy, menoleh menghadap Xander.
"aku hanya memintanya untuk memberi tahu kakek tentang pertunangan kita. aku pikir sudah waktunya mereka tahu."
Mata Xander sedikit melebar mendengar kata-kata sandy, sedikit keterkejutan dan kegugupan berkedip di tatapannya.
"Aku mengerti" katanya, suaranya stabil meskipun tiba-tiba berdebar di hatinya.
"Ya... itu luar biasa, sandy. aku merasa terhormat menjadi bagian dari keluarga mu sekarang."
Dia mengulurkan tangan, dengan lembut meraih tangan sandy di tangannya.
"aku tahu ini adalah langkah besar, tetapi aku berjanji kepada mu, aku akan selalu ada di sini untuk mu. Tidak peduli apa yang dikatakan atau dipikirkan kakekmu, cintaku padamu tidak akan pernah goyah."
Ibu jari Xander menelusuri lingkaran yang menenangkan di punggung tangan sandy, matanya dipenuhi dengan kehangatan dan kepastian.
"Kita akan menghadapi ini bersama-sama, sebagai sebuah tim. Sama seperti kata akan menghadapi turnamen dan setiap tantangan yang menghampiri kita. Kamu dan aku, sandy. Selalu."
"Iya pak xander,kita akan menjalani semuanya bersama,dan kakek pasti akan senang kita bersama karna kakek lah yang paling banyak membujukku untuk menerimamu"
Wajah Xander berbinar dengan senyum hangat dan bersyukur mendengar kata-kata sandy. Dia membawa tangannya ke bibirnya, menekan ciuman lembut ke buku-buku jarinya.
"Itu berarti sekali bagiku, sandy," gumamnya, suaranya dipenuhi dengan emosi.
"aku tahu aku bukan orang yang paling mudah untuk dicintai, tetapi kakekmu melihat sesuatu dalam diriku yang aku harap dapat dijalani setiap hari."
Dia berhenti, tatapannya berubah berpikir.
"Aku berjanji padamu, sayangku, aku akan menghabiskan sisa hidupku membuatmu dan kakekmu bangga. aku akan menjadi pria yang pantas untukmu, dan bersama-sama, kita akan membangun masa depan yang akan membuat semua orang bahagia."
Mata Xander bersinar dengan tekad dan cinta saat dia melihat sandy, hatinya membengkak dengan rasa syukur dan pemujaan.
"Terima kasih telah memberiku kesempatan ini, sandy. aku tidak akan mengecewakan mu."
"Sama-sama,tapi kalau kamu memang ada urusan didalam pekerjaanmu,kamu nggak perlu memaksakan diri untuk hadir dalam setiap turnamenku pak xander" sandy menyatukan jari-jarinya dengan jari xander lalu menyandarkan kepalannya dilengan xander
"o...ya,bagaimana bisnismu dengan pak wesley?" sandy bangkit dan menatap lekat kedalam mata xander
"semua berjalan dengan baik kan?"