NovelToon NovelToon
DiJadikan Budak Mafia Tampan

DiJadikan Budak Mafia Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SelsaAulia

Milea, Gadis yang tak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk gio untuk membalas dendam pada Alessandro , kakak kandung Milea.
Alessandro dianggap menjadi penyebab kecacatan otak pada adik Gio. Maka dari itu, Gio akan melakukan hal yang sama pada Milea agar Alessandro merasakan apa yang di rasakan nya selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SelsaAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Mentari mulai merunduk, menumpahkan warna jingga dan merah muda di langit Kota J.

Milea, yang sejak siang asyik membenamkan diri dalam halaman-halaman majalah dan siaran televisi, tersentak.

Dua pengawal gagah berdiri di ambang pintu, membawa dua koper besar dan beberapa barang lainnya—lukisan berbingkai emas, dan pigura foto-foto yang tampak mahal.

"Barang siapa ini?" Milea bertanya, suaranya terdengar sedikit terkejut.

Salah seorang pengawal, dengan hormat membungkuk sedikit, menjawab, "Milik Nona Gisela, Nona. Mulai sekarang, beliau akan tinggal di sini."

Milea terpaku. Para pengawal itu, dengan langkah tenang dan terukur, melewati Milea, membawa koper dan barang-barang mewah itu ke dalam kamar.

Suara langkah kaki mereka bergema di kesunyian sore, seakan menggemakan kegelisahan di hati Milea.

Seutas senyum sinis mengembang di bibir Milea. "Jadi, setelah menculikku dan memperlakukanku seperti budak, dia belum puas?" Pikirannya melayang, tajam dan menusuk.

"Bahkan dia ingin lebih menghinaku, merendahkan harga diriku dengan cara membawa wanita itu untuk tinggal di sini?" Rasa amarah dan penghinaan membakar dadanya.

Ia merasakan sebuah penghinaan yang lebih dalam dari sekadar perbudakan. Ini adalah sebuah penghinaan pada martabatnya sebagai manusia.

Dengan langkah gontai, Milea memasuki kamarnya. Udara di dalam terasa pengap, seakan mencerminkan sesak yang menghimpit dadanya.

Bayangan terus terbayang jelas di benaknya. Pertempuran batin dimulai. Pertempuran antara rasa putus asa dan tekad untuk bertahan hidup.

Bunyi kenop pintu berputar, nyaring dan tiba-tiba, membuat Milea tersentak. Bayangan Gio memenuhi ambang pintu, wajahnya datar, tanpa setitik pun penyesalan.

Seakan tak ada luka yang ia torehkan di hati Milea, seakan tak ada air mata yang ia picu. Hanya sekilas, tatapan dingin itu menyapu Milea sebelum Gio menghilang di balik pintu kamar mandi, meninggalkan Milea sendirian dengan amarah yang menggelegak.

Keangkuhannya, ketidakpeduliannya yang begitu nyata, menusuk lebih dalam dari sebelumnya.

"Pria tak punya hati!" desis Milea, suaranya tertahan, lebih seperti erangan yang tertekan.

 Bukan sekadar umpatan, melainkan ratapan hati yang terluka. Ia merasakan kepedihan yang begitu tajam, menusuk relung jiwanya.

Bayangan Gio yang menghilang di balik pintu itu seakan menjadi simbol dari semua luka yang tak kunjung sembuh. Kamar itu terasa sempit, sesak, dipenuhi oleh aroma kekecewaan yang pahit.

Milea memejamkan mata, membiarkan air mata mengalir deras, membasahi pipinya yang terasa panas. Ia merasa begitu kecil, begitu rapuh, di hadapan pria yang tak pernah benar-benar peduli.

Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, rasa sakit itu kembali menyergapnya. Kehampaan yang mendalam mencengkeram hatinya.

Milea meraih bantal, memeluknya erat, seakan ingin meredam gejolak emosi yang mengguncang jiwanya.

Di luar sana, kehidupan terus berputar, tetapi di dalam hatinya, hanya ada kesunyian dan kegelapan. Kapan luka ini akan sembuh? Kapan ia akan menemukan kedamaian? Pertanyaan-pertanyaan itu bergema di benaknya, tanpa jawaban. Hanya air mata yang menjadi saksi bisu dari derita yang ia rasakan.

***

Setelah mandi, Gio kembali ke kamar. Milea masih terduduk di tepi ranjang, tubuhnya terkulai lemas, namun matanya sudah terpejam.

Gio menarik napas panjang, suara desahannya nyaris tak terdengar di tengah sunyi kamar. Ia berjalan perlahan, langkahnya berat, lalu duduk di sofa yang terletak tak jauh dari ranjang.

Cahaya senja masih menerobos celah jendela, menembus kegelapan yang menyelimuti kamar.

"Jam enam sore, tapi dia sudah tidur," gumamnya, suara itu lebih seperti bisikan, mengungkapkan keheranan yang terselubung. Keanehan yang membuatnya sedikit terusik.

Biasanya, Milea akan tetap terjaga hingga larut malam, menunggu dirinya. Tapi kali ini berbeda.

Gio mengamati Milea dengan tatapan yang tak mampu menembus kedalaman luka di hati wanita itu.

Ia tak menyadari perubahan mood Milea, karena memang, Milea selalu diam, selalu patuh, selalu menjadi bayangan yang mengikuti di belakangnya.

Ketaatan Milea yang selama ini dianggapnya sebagai kelebihan, kini menjadi penghalang baginya untuk memahami perasaan wanita itu.

Ketika Milea merajuk, Gio tak mampu membedakannya dari Milea yang biasa. Baginya, Milea selalu sama, selalu diam, selalu menurut.

Dan di situlah letak kesalahannya. Ketidakmampuannya untuk membaca bahasa hati wanita. Kegelapan di kamar itu terasa semakin pekat, menyerupai kegelapan yang menyelimuti hubungan mereka.

"Sayang sekali, dia baru beberapa hari pulih. Aku harus bersabar beberapa hari lagi untuk mendapatkan jatah dari nya," gumam Gio, suaranya dingin, tanpa sedikit pun rasa simpati.

Kata-kata itu keluar begitu saja, seperti sampah yang dibuang begitu saja. Ia menatap Milea yang tertidur lelap, tubuhnya yang masih lemah, bukan sebagai seorang kekasih, melainkan sebagai objek yang memuaskan hasratnya.

Tanpa disadari, tubuh Milea telah membuatnya kecanduan. Sentuhan kulit, aroma tubuh, bahkan napas Milea saat tertidur pun telah menjadi candu yang sulit dilepaskan.

Namun, Gio masih terjebak dalam justifikasi piciknya. Ia masih bersembunyi di balik topeng balas dendam, menutupi hasrat sesungguhnya yang telah mengakar dalam dirinya.

Hubungan badan dengan Milea, baginya, hanya sebatas pembalasan dendam, cara untuk meluapkan amarah dan kesenangan sesaat. Ia tak menyadari, bahwa di balik topeng itu, tersimpan sebuah ketergantungan yang begitu dalam, sebuah keterikatan yang telah melampaui batas balas dendam. Kegelapan dalam dirinya semakin pekat, menutupi kesadarannya akan kebenaran yang sesungguhnya

*

*

*

Gisela melangkah masuk ke dalam mansion megah itu, tetapi suasana yang menyambutnya adalah keheningan yang mencekam.

Hanya beberapa pelayan yang bergerak hilir mudik, menjalankan tugasnya masing-masing dengan tenang, menciptakan sebuah kontras yang aneh dengan kemegahan bangunan di sekitarnya. Rumah itu terasa kosong, sunyi, dan dingin.

"Di mana Gio? Apakah dia di kamar bersama wanita itu?" gumam Gisela, suaranya nyaris tak terdengar, tetapi ketegangan dalam rahangnya dan kepalan tangannya yang tergenggam erat, mengungkapkan kecemburuan yang membara di hatinya.

Pikiran tentang Gio dan Milea bersama, menghantui pikirannya, menciptakan bayangan-bayangan yang menghantuinya.

Ia menghentikan seorang pelayan yang baru saja berpapasan dengannya. "Biasanya makan malam di sini jam berapa?" tanyanya, suaranya terdengar datar, tetapi matanya memancarkan api cemburu.

"Jam setengah delapan malam, Nona," jawab pelayan itu dengan sopan, menunduk hormat.

"Nanti, aku yang akan memanggil Gio dan Milea untuk turun. Jadi, beritahu aku saja jika makanan sudah siap," ucap Gisela, suaranya terdengar tegas, menunjukkan otoritasnya.

"Baik, Nona," jawab pelayan itu patuh.

Gisela segera menuju kamarnya. Di sana, ia membersihkan diri, lalu berdandan secantik mungkin, memilih piyama sutra yang sedikit terbuka, mengungkapkan sedikit kulitnya yang putih mulus.

Gerakannya tergesa-gesa, dipicu oleh sebuah niat yang terselubung di balik penampilannya yang menggoda. Ia ingin menunjukkan sesuatu pada Gio, sesuatu yang mungkin akan membangkitkan gairah pria kejam itu.

1
it's me NF
lanjut... 💪💪
Siti Hadijah
awalnya cukup bagus,, semoga terus bagus ke ujungnya ❤️
SelsaAulia: terimakasih kaka, support terus ya ☺️❤️
total 1 replies
Elaro Veyrin
aku mampir kak,karya pertama bagus banget dan rapi penulisannya
SelsaAulia: terimakasih kaka
total 1 replies
Surga Dunia
lanjuttt
Theodora
Lanjut thor!!
Surga Dunia
keren
Theodora
Haii author, aku mampir nih. Novelnya rapi enak dibaca.. aku udah subs dan like tiap chapternya. Ditunggu ya update2nya. Kalau berkenan mampir juga yuk di novelku.
Semangat terus kak 💪
SelsaAulia: makasih kakak udh mampir 🥰
total 1 replies
✧༺▓oadaingg ▓ ༻✧
karya pertama tapi penulis rapi bget
di tunggu back nya 🥰
SelsaAulia: aaaa.. terimakasih udah mampir☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!