NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:740
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 10

Situasi sekarang terasa sangat aneh untuk Anci. Di belakangnya ada cowok yang semalam tiba-tiba meminta untuk menjadi pasangannya. Lalu di depan Anci, ada cowok yang menjadi tunangannya. Ya, seharusnya mereka memang bertunangan meski nyatanya hubungan mereka itu.. rumit.

Semua mata menatap Anci, termasuk Jerrel yang menatapnya tajam. Keberadaan San di belakangnya dan menyapanya meski tadi saat San berbisik tidak ada yang tahu. Hanya saja San yang tiba-tiba menyapanya, padahal bersinggungan dengan San saja sebelumnya belum pernah. jelas semua orang heran.

Anci sudah ketar ketir, tapi lihat saja San yang bahkan tidak menunjukkan ekspresi apapun selain wajah datar andalannya itu. Anci jadi kesal kan, sekarang semua orang seperti menuntut jawaban dari pertanyaan yang disampaikan lewat mata mereka.

" Lo kenal abang gue, Ci? " tanya Gia mendekat.

Anci baru bisa bernafas lega karena pertanyaan dari Gia. Rasanya akan sangat aneh sekali jika Anci menjelaskan bagaimana dia bisa mengenal San sedangkan mereka saja hanya diam menatap penuh tanya.

" Kating di kampus kan.. Temennya kak Dendi. Gue sempet minta tanda tangan sama kak Dendi dan disana ada kak San. " terang Anci jujur. memang saat itu pertama kali mereka berkenalan.

" Ohhhh... " Anci tertegun. Senyum Gia, seperti menyimpan arti lain.

Jangan-jangan..

Anci menoleh ke arah San, tapi cowok cuek dan dingin satu ini justru biasa saja. Seolah tidak ada yang aneh dengan senyuman Gia yang terkesan menakutkan untuk Anci.

" Ini adik lo kan?? Hai Terry. Masih inget kak Gia nggak? " Gia benar-benar yang paling bisa memperbaiki atmosfer di sekitar mereka yang tadinya terasa mencekam.

" Masih.. Kak Gia kan dulu temen sekelas kak Anci waktu kelas XI kan. " Gia mengangguk senang.

" Yuk ikut kak Gia aja.. Jalan-jalan keliling mansion atau kalau kamu capek kita ke kamar kak Gia aja. " ajak Gia.

Dia yang anak bungsu terbiasa dimanja oleh semua orang. Padahal sejujurnya, Gia itu suka ngemong. Jadi ketika dia bertemu anak-anak, Gia akan menjelma menjadi sosok kakak yang penyayang.

" Jalan-jalan... boleh? " Terry menatap Anci penuh harap.

" Boleh.. Jangan capek-capek. " Anci memberikan izin.

" Lo juga ikut gue aja, Ci.. Daripada ntar lo nggak nyaman disini. " Gia melirik San dengan senyum liciknya.

Untuk Gia membelakangi orang-orang, jadilah hanya Anci dan San saja yang tahu maksud ucapan dan lirikan mata itu.

*****

" Lo kenal Anci, bang? " tanya Jerrel. Suaranya terdengar seperti orang yang mencoba menyembunyikan ketidaksukaannya.

" Hm.. "

" Kalian akrab? " tanya Jerrel lagi.

" Biasa aja. " jawab San masih singkat. Dia memang enggan menjelaskan.

" Lo tahu, bang. Anci itu tunangan gue? " seolah disini Jerrel ingin menunjukkan kepemilikannya atas Anci.

" Hm.. "

' Cuma sebentar dia jadi tunangan lo.. Bentar lagi, dia jadi milik gue. ' lanjut San dalam hati.

Jerrel masih menatap San penuh kecurigaan. Tapi dia tidak bisa asal tuduh atau asal menebak-nebak situasi karena lawannya adalah Sankara. Salah sedikit, Jerrel yakin dia akan kewalahan menghadapi kemurkaan Sankara.

San sendiri cuek saja meski sebenarnya dia pun tahu Jerrel merasa curiga disini. Mungkin karena selama ini San tidak pernah menyapa orang terlebih dahulu apalagi cewek. Sayangnya untuk diam dan membiarkan Anci berada di sekitarnya, rasanya San tidak bisa.

Anci terlalu menarik perhatiannya, bahkan sejak pertama kali San bertemu dengan cewek yang sialnya sudah bertunangan ini. Pertemuan pertama yang sangat berkesan untuk San, dan tidak pernah bisa dia lupakan setiap momennya.

" Kalian ngapain disitu diem-dieman? Kayak orang sakit gigi aja. " tegur Bella, mama Jerrel.

" Nggak kok ma.. Jerrel juga barusan ngobrol sama abang. " senyum paksa coba Jerrel perlihatkan. Soalnya ada mama San juga di belakang mamanya.

" Kirain.. "

" Yuk makan malamnya kita mulai. Mama Anci udah datang tuh.. " ajak Bella.

" Tante Jana mana? Kok aku nggak lihat tante lewat? " Jerrel celingukan mencari mama Anci.

" Udah di meja makan sama papa kamu juga papa San. " Jerrel mengangguk.

" Aku panggil Gia dulu.. " San langsung pergi begitu saja.

Jerrel hendak menyusul San, tapi Bella sudah menarik tangan putranya agar lekas ke area meja makan. Jerrel sempat menatap tajam punggung San yang berjalan menjauh darinya. Entahlah, perasaan Jerrel tidak enak jika menyangkut kedekatan San dan Anci.

' Ck.. Semoga cuma perasaan gue aja. ' batinnya mencoba menenangkan diri sendiri dari ketakutan yang belum terjadi.

***

Tok.. Tok..

San ketuk pintu kamar Gia. Dia tadi sempat bertanya pada mbak yang bekerja di mansion tentang keberadaan sang adik. Si mbak menjawab jika sejak beberapa waktu yang lalu, Gia membawa Anci dan Terry ke kamarnya. Mungkin saja Terry lelah.

Ceklek..

" Kenapa bang? " tanya Gia saat membuka pintu kamarnya.

" Makan malam udah siap. " jawab San datar.

" Oke.. " Gia cekikikan tak jelas sambil menaik turunkan alisnya.

" Kenapa? "

" Abang nggak pengen ngobrol berdua dulu sama Anci? Ntar gue cariin alasan deh buat ngibulin orang di bawah. " Gia tersenyum menggoda. Dia tawarkan sebuah kesempatan yang mungkin cukup riskan untuk saat ini. Tapi otak cantiknya sudah menyusun alasan untuk itu.

Huft..

" Dia mana? " Gia membuka pintu kamarnya lebih lebar, kemudian menunjuk area balkon.

" Sepuluh menit cukup nggak? " San mengangguk.

Gia mengajak Terry untuk pergi terlebih dahulu. Memberikan kesempatan untuk San dan Anci berbincang. Tapi Gia tidak langsung ke meja makan. Dia sengaja mengajak Terry berputar melalui jalan yang lebih lama untuk sampai ke area meja makan.

" Gi.. " panggil Anci saat merasakan adanya kejanggalan. Suasana tiba-tiba senyap, padahal tadi kamar ini ramai sekali karena suara Gia dan Terry.

" Gia?? Lo dima-na? " tubuh Anci membeku.

Di depannya berdiri San, menatap lurus ke arahnya dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celana pendek chinos yang dia kenakan.

Anci rasanya pengen menjerit sekarang. Dia sangat gugup berhadapan dengan cowok satu ini. Cowok ini tampan, sangat tampan malah. Tubuhnya juga bagus hasil rutin nge gym. Pembawaannya tenang dan yang paling membuat Anci susah berpaling adalah aura yang San miliki.

Anci merasa aura San itu begitu kuat menekannya sehingga untuk berpaling saja Anci tidak bisa. aura San seperti menariknya untuk mendekat secara intim dan Anci bingung harus bagaimana menyikapinya.

" Gi-gia dimana.. kak? " tanyanya sampai tergagap saking gugupnya.

" Ke bawah. " Anci meringis. Jawabannya singkat sekali, sampai mencari topik lain pun Anci tidak bisa. Alhasil, Anci pun diam kemudian berlalu hendak keluar kamar.

Tap..

Pergelangan tangan Anci ditahan San saat cewek cantik mirip barbie ini tepat lewat di sebelahnya. Tatapan keduanya bertemu, mata amber itu membuat Anci lemas. Hingga menurut saja saat San membawa tubuh mereka saling berdekatan.

San putar tubuh Anci hingga membelakanginya. San peluk tubuh Anci dari belakang, dan San arahkan wajahnya ke ceruk leher Anci yang berhasil membuat jakun San naik turun. San hirup wangi tubuh Anci yang mulai saat ini dan seterusnya akan jadi candunya.

" Jadi cewek gue ya.. " pinta San dengan suara yang sangat lembut.

" Gue nggak menerima penolakan. " ujarnya saat merasa jika Anci hendak menyanggah ucapannya.

" Aku.. tunangan kak Jerrel, kak.. Eugh.. "

Sial..

Anci melenguh karena kecupan kilat San di ceruknya. Tubuh Anci sukses merinding, dan perutnya mulas. Anci menginginkan sentuhan yang lebih intim dari ini tapi otak Anci memprotes.

' Ini nggak bener!! ' jerit Anci dalam hati saking frustasinya.

" Kak.. aku.. "

" Lo mulai sekarang cewek gue.. Persetan soal pertunangan kalian. Yang jelas lo milik gue. " klaim San.

Setelah berujar seperti itu, San langsung melepaskan pelukannya dan berlalu pergi keluar kamar Gia. Sebelumnya San sempatkan mencium pipi kiri Anci.

Bruk!!

Setelah kepergian San, tubuh Anci langsung ambruk ke lantai. Tangan dan kakinya gemetar karena takut tapi juga ada perasaan lain. Sebuah euforia karena ini kali pertama Anci merasakan sentuhan yang intim dari lawan jenis.

" Ya Tuhan.. Gue harus apa? "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!