NovelToon NovelToon
My Sugar Baby

My Sugar Baby

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Tante
Popularitas:202
Nilai: 5
Nama Author: Angie de Suaza

"Angelica, seorang wanita tegar berusia 40 tahun, berani dalam menghadapi kesulitan. Namun, ketika dia secara bertahap kehilangan motivasinya untuk berjuang, pertemuan tak terduga dengan seorang pria tampan mengubah nasibnya sepenuhnya.
Axel yang berusia 25 tahun masih muda tetapi sombong dan berkuasa, cintanya yang penuh gairah dan kebaikannya menghidupkan kembali Angelica.
Bisakah dia menyembuhkan bekas lukanya dan percaya pada cinta lagi?
Kisah dua sejoli yang bersemangat dan berjuang ini akan membuktikan bahwa usia tidak pernah menjadi penghalang dalam mengejar kebahagiaan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angie de Suaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Marisolio terbang dari Milan atas permintaan Axel untuk menjemput Angelica. Ia tentu saja sangat senang bisa menjadi mak comblang bagi sahabatnya itu.

Hari itu, Marisolio bekerja seefisien mungkin di pagi hari, dan sebelum tengah hari, ia sudah menaiki jet milik Darko Castillo untuk kembali ke Madrid.

Namun, saat tiba di butik, ia sama sekali tidak menyangka akan menemukan Ramona sedang menghardik Angelica. Ia pun langsung melakukan apa yang harus dilakukan terhadap si penyihir Ramona, lalu mengajak Si Mata Cantik untuk mengubah penampilannya dari wanita kelelahan menjadi seseorang yang lebih modern dan elegan.

"Aku tidak mengerti, Marisolio. Kenapa aku disuruh mencoba semua pakaian ini?" tanya Angelica untuk kesekian kalinya.

"Itu hanya untuk melihat bagaimana desain-desainku tampak padamu. Sudah selesai. Sekarang, kita ke tempat temanku, Betty. Dia itu penyihirnya para diva," jawab Marisolio sambil memberikan instruksi kepada Lisseth agar membungkus semua pakaian yang telah dicoba Angelica dengan rapi.

Mereka lalu menuju ke salon kecantikan milik Betty yang terletak di pusat perbelanjaan yang sama. Di sana, Marisolio memperkenalkan Angelica kepada Betty dan seluruh timnya—para penata gaya ternama yang kerap menangani selebritas Madrid.

"Ngapain sih kita ke sini, Marisolio? Jangan-jangan aku mau dipoles kayak mobil mogok, dilatoni dan dicat ulang begitu?" tanya Angelica heran.

"Nikmati saja, Sayang. Kamu pantas dimanja. Nanti kamu akan tahu kenapa. Tapi percayalah, kamu bakal lebih cantik dari Silvia Navarro setelah ini," ujar Marisolio, membuat Angelica akhirnya menyerah dan membiarkan dirinya dimanjakan.

"Kamu sebenarnya sudah cantik, tapi kulitmu ini agak kasar. Malah bikin kamu kelihatan lebih tua. Tapi tenang, aku bakal bikin kamu terlihat seperti usia dua puluh lima tahun," ujar Betty sambil menyeruput Coca-Cola.

"Itu memang usia yang aku butuhkan," sahut Marisolio sambil tertawa.

"Aduh, Marisolio. Masa iya aku bisa kelihatan dua puluh lima tahun? Ngurangin enam belas tahun itu terlalu banyak. Kalau bisa kelihatan tiga puluh dua tahun saja, aku sudah bahagia," sanggah Angelica.

Betty mulai bekerja dengan meletakkan masker eksfoliasi di wajah Angelica, membuat kulitnya selembut kulit bayi. Setelah itu, ia mengaplikasikan riasan ringan yang menonjolkan fitur wajah serta sorot mata Angelica yang memesona. Terakhir, Betty memangkas rambut Angelica, membuat penampilannya lebih segar dan mudah dirawat.

Setelah menghabiskan waktu seharian untuk berbelanja, mencoba pakaian, dan menjalani sesi makeover, Angelica keluar dari salon dengan penampilan yang benar-benar baru.

"Astaga, kamu kelihatan luar biasa! Axelito bakal melongo lihat kamu," ujar Marisolio tanpa sengaja membocorkan informasi. Tapi Angelica terlalu sibuk terpesona dengan perubahan dirinya, sampai tak menangkap maksud ucapan itu.

"Masih ada satu pemberhentian terakhir. Dan meski ini yang paling kubenci, tapi harus kita lakukan demi kebaikanmu," ucap Marisolio sambil menggandeng Angelica dan nyaris menyeretnya ke toko berikutnya di mal tersebut.

"Victoria’s Secret?" gumam Angelica dengan nada terkejut.

Mereka masuk dan disambut oleh Tibisay, pegawai toko yang sudah diperingatkan lebih dulu oleh Marisolio.

"Selamat datang. Saya Tibisay. Saya akan membantu Anda memilih lingerie yang sesuai dengan kepribadian dan selera Anda," sambut Tibisay ramah, lalu menggiring Angelica untuk memilih pakaian dalam dan piyama dengan berbagai model dan warna yang belum pernah ia miliki.

Sementara itu, Marisolio duduk santai sambil disuguhi segelas sampanye mahal—layaknya pelanggan VIP sejati.

Permintaan dari Marisolio dan Axel adalah perintah. Dengan hanya beberapa panggilan dan pesan, semua persiapan dilakukan dalam waktu singkat demi menyenangkan Axel yang sedang stres berat.

Satu jam kemudian, Angelica kembali menemui Marisolio.

"Kali ini juga kamu bakal bilang semua lingerie itu cuma buat lihat cocoknya di badanku? Soalnya kamu sama sekali nggak datang lihat betapa seksinya aku pas coba-coba itu semua," sindir Angelica dengan gaya khasnya.

"Ha! Kalau kamu cowok ganteng kayak Orlando Bloom, pasti aku sudah nongol sejak awal. Udah selesai pilih-pilih?" tanya Marisolio.

Angelica mengangguk. "Kalau begitu, waktunya kita berangkat. Milan menunggu," kata Marisolio.

"Milan menunggu? Maksudmu kita?" Angelica belum paham.

"Iya, Ratu Cantik. Kamu dan aku akan ke Milan," jawab Marisolio.

Angelica seketika senang, tapi ingat bahwa ia tidak bisa bepergian karena kasus penahanannya. Semangatnya pun turun drastis.

"Aku nggak bisa ke luar Spanyol. DNI-ku kena blokir gara-gara penahanan tempo hari," kata Angelica dengan jujur.

"Dengar, Si Mata Cantik. Kamu bicara sama Marisolio. Kalau aku nggak bisa nyelesaikan sesuatu, aku akan menciptakan jalannya sendiri. Nih," ucap Marisolio sambil memperlihatkan KTP elektronik.

"Sekarang sudah bersih dari denda."

Ternyata, saat Marisolio meminta bantuan Oscar untuk menyelesaikan masalah DNI Angelica, Oscar mengetahui bahwa Angelica punya larangan bepergian ke luar negeri karena belum melunasi uang jaminan penahanannya. Mengetahui betapa pentingnya Angelica bagi sepupunya, Oscar segera menghubungi Marisolio. Tanpa pikir panjang, Marisolio langsung membayar sisa uang jaminan tersebut. Nanti tinggal ditagih ke Axelito.

Pagi itu juga, DNI Angelica sudah bisa digunakan untuk bepergian, dan diserahkan langsung saat Marisolio menjemputnya di butik.

"Marisolio, kok bisa? Itu kan mahal. Aku saja bayarnya nyicil," ucap Angelica, khawatir.

"Tenang saja, Si Mata Cantik. Itu kecil bagi Axel, dan dia yang bayarin. Semua ini karena Milan butuh kamu. Dia lagi stres berat, dan cuma kamu yang bisa bikin dia tenang," jawab Marisolio.

Angelica akhirnya paham kenapa semua kejutan ini terjadi: si Baby butuh pelukan.

"Jadi begitu. Lalu kenapa tunangannya nggak bisa bikin dia tenang?" tanya Angelica dengan nada cemburu, membuat Marisolio tertawa.

"Aduh, Sayangku. Axelito itu nggak punya tunangan. Kalau pun ada, itu cuma dalam khayalan ibunya yang tukang atur. Axel bebas seperti angin. Dan kalau dia ingin kamu menemaninya, itu hak dia sepenuhnya. Percayalah padaku, Angelica. Aku nggak ada untungnya bohong. Axel butuh kamu. Jadi, bagaimana? Kita ke Milan?" tanya Marisolio dengan khawatir kalau-kalau Angelica menolak.

Namun Angelica kini sudah tidak peduli pada batasan. Dalam seminggu ini, ia mengalami lebih banyak emosi daripada sepanjang hidupnya. Setelah yakin tidak ada tunangan di antara mereka, ia memutuskan menerima semua yang Axel ingin berikan.

"Kalau begitu, ayo kita berangkat ke Milan," ucap Angelica mantap.

Marisolio langsung bahagia. Ia sempat khawatir Angelica akan mundur di detik terakhir.

"Ayo, Si Mata Cantik," katanya sambil menggenggam tangan Angelica.

Mereka pun keluar dari pusat perbelanjaan, naik ke Rosita—mobil kesayangan Marisolio—dan langsung menuju bandara. Jet pribadi mereka telah siap terbang menuju Milan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!