Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.
Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.
Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.
Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.
Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.
Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?
Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?
Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ganggu Istri dan Anakku
#27
“Duduk di depan! Kamu pikir aku sopir?” Perintah Sean ketika Elma membuka pintu belakang dan hendak duduk di kursi belakang, jelas saja pria itu naik pitam, merasa seolah-olah di perlakukan seperti sopir.
Padahal baru pagi tadi Sean bilang, bahwa mereka bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Walau manyun, Elma akhirnya pindah, kerempongan terasa karena Elma seorang diri mengurus kebutuhan Baby Rey, sementara Sean fokus pada kemudi. Karena begitu duduk dan Elma memastikan seat belt terpasang, Baby Rey seolah paham bahwa ia tengah berada di pelukan ternyaman, yakni pelukan ibu.
Bayi itu mulai rewel dan menginginkan ASI sebelum memejamkan mata. “Sebentar, ya. ibu ambil botol susu dulu,” ujar Elma.
“Ibu?!” tanya Sean seolah-olah ia salah dengar.
“Iya—”
“Kamu bukan ibunya, jadi jangan coba-coba memanipulasi pikiran polos anakku!” hardik Sean yang langsung menyela ucapan Elma. , Suaranya datar, namun, penuh tekanan.
“Lalu aku harus menyebut diriku apa? Mbak? Bibi? Suster? Pengasuh? Begitu?!”
Mereka saling berbalas kalimat, yang justru membuat Baby Rey semakin gelisah.
“Terserah, apa saja, asal jangan ibu! Panggilan itu tak selayaknya di sematkan Baby Rey padamu, karena—”
“Tak perlu mengulanginya, aku tahu bahwa aku bukan ibunya, dan aku sangat sadar akan hal itu,” balas Elma dengan perasaan dongkol.
Wajahnya manyun, namun wanita itu tetap berusaha maksimal menenangkan Baby Rey. Elma Menarik tuas untuk memundurkan kursinya, tapi Sean kembali mengeluh. “Duh, ribet amat, sih. Kan bisa kamu susui langsung.”
Benar-benar definisi pria sok yang suka memerintah seenak jidat, itulah Sean Andreas. “Kalaupun langsung disusui, tetap saja aku harus mengeluarkan apron.”
“Apron? Benda apa itu?”
Elma menepuk keningnya, “Udah sok tahu, tapi masih juga banyak bertanya, itulah kenapa tadi aku ingin duduk di belakang, karena semua perlengkapan Rey ada di belakang.” Elma benar-benar tak tahan dengan Sean, hingga langsung saja ia menumpahkan uneg-unegnya.
“Aku?! Sok tahu?! Bukannya itu kamu?!”
“Tugasmu mengemudikan mobil, dan tugasku mengurus Rey, kalau kamu tak suka dengan caraku, silahkan urus Rey, dan aku yang akan mengemudi!”
Sean pun diam, tak membantah lagi, apalagi tangisan Rey semakin keras saja, membuat ia dan Elma harus bicara dengan nada tinggi.
Dengan susah payah, akhirnya Elma berhasil menemukan apron menyusui, dan tak lama kemudian Baby Rey pun kembali tenang, karena sudah mendapatkan apa yang diinginkannya secara langsung, bukan melalui botol.
Jika dibandingkan dengan memompa ASI, sebenarnya Elma lebih suka menyusui secara langsung, selain karena alasan praktis, Elma mulai merasa Baby Rey mengisi kekosongan hatinya akibat kehilangan seorang anak.
Dalam hati kecilnya, Elma mulai menyesal pernah mencoba berbuat jahat pada Baby Rey, demi membalas perbuatan Sean kepadanya dahulu.
Perjalanan terus berlanjut tanpa obrolan yang berarti, hingga mereka tiba ditempat tujuan. Mereka lebih terlihat seperti suami istri ketimbang majikan dengan asistennya, karena tanpa Elma duga, Sean membawakan tas Baby Rey, karena bayi itu masih tidur lelap di pelukan Elma.
Selain itu mereka pun tanpa sengaja memakai pakaian senada, kemeja putih, dan juga bawahan denim biru pudar. Semakin menambah kesan serasi.
“Silahkan, Tuan, Nyonya.” Seorang security membukakan pintu untuk menyambut kedatangan mereka, kemudian Sean berinisiatif mendatangi resepsionis guna mengabarkan kedatangannya.
“Baik, Tuan silahkan menunggu sejenak, petugas kami akan mempersiapkan ruangan dan perlengkapannya terlebih dahulu.”
Mereka menunggu dengan sabar di ruang tunggu yang sangat nyaman, hampir semua hiasan yang ada di ruangan tersebut bertema bayi dengan warna-warni indah yang sungguh memanjakan mata, aroma minyak esensial menguar di udara memberikan rasa tenang.
Beberapa saat kemudian petugas spa menghampiri mereka, “Kami siap untuk memulai sesi spa bayi Anda,” katanya sambil tersenyum.
Elma dan Sean tersenyum, kemudian mengikuti petugas itu menuju sebuah ruangan yang tenang dan penuh dengan cahaya lembut.
Di dalam ruangan, Elma dipersilahkan membaringkan Baby Rey dibaringkan di atas meja pijat bayi. Pada awalnya bayi yang masih tidur tersebut merengek, karena merasa ketenangannya terganggu.
Tapi Terapis spa yang berpengalaman mampu menenangkannya, wanita itu memulai pijatan lembut di tubuh Baby Rey, sementara Elma dan Sean duduk di kursi dekat meja.
Mereka mengamati setiap gerakan terapis, sesekali Elma bertanya agar bisa mempraktekkannya di rumah. Baby Rey tampak sangat menikmati pijatan itu, bayi itu sudah bangun, dan mengeluarkan suara kecil yang membuat ketiga orang dewasa di dekatnya merasa gemas.
“Suka dipijat, ya? Nanti di rumah minta pijat sama Mama, ya?”
“Ehem.” Sean mendadak berdehem tak nyaman, namun, ia tak bisa berbuat apa-apa karena terapis tersebut tidak tahu bahwa Elma bukanlah ibu Baby Rey.
Sang terapis terus memijat dengan gerakan tangannya yang lembut, sementara Baby Rey, tampak sangat santai. Gerakan halus tangan terapis itu, membuat peredaran darah Babu Rey lancar dan membuat tubuhnya menjadi rileks. Sean tersenyum hangat melihat bayinya tersenyum begitu bahagia.
Setelah sesi pijat selesai, saatnya Baby Rey menikmati sesi berenang. Mereka bergerak ke kolam renang kecil yang penuh dengan air hangat. Rey terlihat sangat ceria, sama sekali tak merasa terganggu dengan keberadaan pelampung yang menempel di lehernya. Dan di dalam air, kedua tangan dan kaki Baby Rey bergerak-gerak dengan lincah.
•••
Akhirnya satu jam pun berlalu tanpa terasa, mereka pun meninggalkan Spa, hendak ke salah satu restoran untuk makan siang. Elma kembali melihat pria asing yang ia temui di supermarket hari sebelumnya.
Elma tak bersikap mencurigakan, tapi justru kedua orang itulah yang mendekat ke arah Sean, karena saat ini Sean-lah yang menggendong Baby Rey.
“Permisi, Tuan. Bayi Anda—”
“Apa?! Kenapa?! Ini memang bayiku bersama istriku, bukan bayi pria lain.” Tanpa sadar Sean mengatakan apa yang tengah terngiang-ngiang di kepalanya sejak semalam. Sean belum bisa menerima informasi yang Gading sampaikan perihal kemungkinan bahwa Baby Rey bukan anak biologisnya.
“Aku peringatkan kalian, jangan coba-coba mengganggu istri dan anakku!” ancam Sean. Sambil berjalan menjauhi pria itu, ia merangkul pundak Elma dengan posesif, padahal pagi tadi Sean bilang Elma bukan siapa-siapa.
Kedua pria tadi hanya membeo, maksud mereka hanya ingin menyapa, dan melihat sekilas wajah Baby Rey, untuk membuktikan bahwa dugaan mereka tidak salah.
Melihat lebih jelas apakah bayi itu memiliki kemiripan dengan keluarga Harington.
Tak jauh dari tempat tersebut, ada dua pasang mata yang melihat kejadian singkat tersebut, “Ibu tidak salah dengar, kan?”
“Tidak, Bu. Aku juga mendengarnya dengan jelas. Tapi masa iya Kak Elma menikah tanpa memberitahu kita?”
“Dan bayi di pelukan kakakmu itu bayi siapa? Kenapa pria itu mengatakan bayi itu adalah anak mereka?”
Di tempat lain.
Mom Naura membaca detail informasi di hadapannya dengan kedua kedua tangan terkepal, matanya berembun nyaris seperti bendungan yang siap menumpahkan semua isinya.
kerren
semangat terus nulisnya yaaa 😍