NovelToon NovelToon
Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Transmigrasi Jiwa Baru Aqinfa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: amethysti

"Aku terbangun di dunia asing. Tanpa ingatan, tanpa petunjuk, tapi semua orang memanggilku Aqinfa—seolah aku memang gadis itu."

Namun, semakin lama aku tinggal di tubuh ini, semakin jelas satu hal: ada sesuatu yang disembunyikan.

Wajah-wajah yang tampak ramah, bisikan rahasia yang terdengar di malam hari, dan tatapan pria itu—Ziqi—seolah mengenal siapa aku sebenarnya... atau siapa aku seharusnya menjadi.

Di antara ingatan yang bukan milikku dan dunia yang terasa asing, aku—yang dulu hanya Louyi, gadis sederhana yang mendambakan hidup damai—dipaksa memilih:
Menggali kebenaran yang bisa menghancurkanku, atau hidup nyaman dalam kebohongan yang menyelamatkanku.

Siapa Aqinfa? Dan… siapa sebenarnya aku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amethysti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketegangan dua pria

Malam di asrama murid baru begitu sunyi. Lampu batu giok menyala redup di sepanjang lorong, memantulkan cahaya lembut ke dinding kayu. Di dalam kamarnya, Aqinfa duduk memeluk lutut di ranjang, menatap langit-langit.

Ia menghela napas untuk kesekian kalinya.

"Kenapa dia bisa tersenyum begitu... padahal wajahnya dingin kayak batu giok... tapi saat dia tersenyum, hatiku rasanya kayak... bubur."

Gelisah, ia akhirnya berdiri dan melangkah keluar. Suara langkahnya nyaris tak terdengar saat ia mengetuk pelan pintu sebelah.

Tok tok.

“Weyi, kau masih bangun?”

Tak lama, pintu dibuka. Weyi berdiri dengan rambut terurai, mengenakan jubah tidur hijau muda.

“Kau tak bisa tidur lagi?” tanyanya lembut.

“Boleh aku masuk sebentar?” bisik Aqinfa.

Beberapa saat kemudian, mereka duduk bersisian di kasur Weyi.

"Aku... ingin cerita soal Senior Ziqi," ujar Aqinfa lirih.

Weyi tersenyum tipis. “Akhirnya. Aku pikir kau akan meledak kalau nggak cerita.”

Aqinfa menatap langit-langit, senyum kecil mengembang. “Aku tak tahu kenapa. Tapi dia... membuatku tenang. Meski diam, meski dingin, aku merasa dia tak pernah menolak kehadiranku.”

Weyi bersandar di dinding, tangan di bawah kepala. “Tapi bukankah dia selalu... dingin? Maksudku, tidak terlalu menunjukkan reaksi.”

Aqinfa mengangguk pelan. “Iya. Tapi... bukan berarti dia tak merasakan. Lagipula, reaksi kecil senyumnya, atau waktu dia membetulkan posturku itu seperti... dunia sedang menari.”

Weyi tertawa kecil. “Lucu sekali kamu.”

Lalu ia menatap Aqinfa serius.

“Kalau begitu... kenapa bukan Yayue saja? Dia jelas lebih aktif memperhatikanmu. Dia sudah punya tunangan tapi tetap cari perhatian. Apa dia punya perasaan padamu sebelumnya?”

Aqinfa mendadak diam. Lalu menjawab dengan tenang, tetapi tajam.

“Aku hanya menganggapnya... sebagai kakak. Dulu, memang... aku sangat menyukainya. Tapi dia anggap aku adik kecil yang tidak mengerti apa-apa. Dia menertawakan perasaanku. Sekarang? Melihatnya saja aku mual.”

Weyi mengangkat alis.

“Jadi... sekarang kamu benar-benar...”

Aqinfa mengangguk mantap. “Aku hanya tertarik pada satu orang. Ziqi. Yah... agak menantang sih. Es balok nggak bisa cair semalaman. Tapi kalau aku bisa melelehkannya, dia akan jadi air terjernih di dunia.”

Keesokan Paginya

Latihan kembali dimulai. Matahari pagi menyapu lapangan dengan sinarnya yang segar. Pedang berkilat di bawah langit biru.

Aqinfa, seperti biasa, penuh semangat. Tapi ada satu hal berbeda hari ini.

Saat istirahat, Ziqi duduk sendirian di bawah pohon sakura yang belum mekar. Tanpa pikir panjang, Aqinfa menghampirinya dan duduk di sisi pria itu dengan senyum hangat.

Mereka tak bicara, hanya berbagi ketenangan.

Namun, suara panggilan dari kejauhan memecah momen itu.

“Qinfa! kemari istirahat bersama kami!”( seru Axia).

Aqinfa menoleh dengan enggan. Tapi saat melihat ekspresi "jangan kau cuekin kami lagi" dari teman-temannya, ia berdiri. Sebelum pergi, ia menatap Ziqi dan berkata pelan,

“Aku kembali nanti, ya...”

Ziqi hanya mengangguk.

Beberapa langkah setelah Aqinfa pergi, sosok lain datang menghampiri pohon sakura. Weimu.

Ia berdiri di depan Ziqi, matanya tajam.

“Boleh kutanya satu hal?” katanya.

Ziqi menoleh. “Tanya.”

“Hubunganmu dengan Aqinfa... seperti apa?”

Ziqi terdiam beberapa detik. Tatapannya tetap dingin.

Namun... untuk pertama kalinya, ia menjawab.

“Dia satu-satunya orang... yang tidak pernah membuatku ingin pergi.”

Weimu terpaku. Kata-kata itu—singkat, tapi menghantam lebih dari seribu pukulan.

Ziqi berdiri. “Kalau tidak ada lagi, aku ingin berlatih.”

Dari kejauhan, Aqinfa yang baru saja bergabung dengan teman-temannya memalingkan pandangan. Matanya menyipit.

“Eh...? Bukankah itu Weimu?”(seru aqinfa ).

“Dan dia bicara dengan Ziqi,” (sahut Axia dengan nada serius).

“Kenapa suasananya kayak... penuh ketegangan?” (tanya Seril).

Weyi mengangguk cepat. “Apa mereka rebutan kamu?!”

“Gila, Qinfa! Siapa sangka kau bisa jadi rebutan dua senior! Aku bangga!” (Dwiyu ikut memprovokasi).

Aqinfa memukul lengan Weyi. “Diam! Jangan bicara sembarangan! Aku tidak mengerti kenapa mereka bicara barusan.”

Tapi matanya terus menatap Ziqi.

“Dan... kenapa Ziqi terlihat sedikit... berbeda?”

Entah kenapa, jantung Aqinfa berdetak lebih cepat. Ia tidak tahu apa yang dikatakan Ziqi. Tapi, hatinya ingin tahu lebih dalam dari siapa pun.

1
Linechoco
Aku suka gaya penulisanmu, jangan berhenti menulis ya thor!
Millennium Earl
Memukau dari awal hingga akhir
Mich2351
Ceritanya bikin nggak bisa berhenti baca, lanjutkan thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!