lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....
bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB~24²
...❣️❣️❣️...
...Setelah kepergian Lola, mobilnya melaju, membawa serta serpihan hati Bastian yang baru saja tercerai-berai. Joe, asisten Bastian, turun dengan langkah hati-hati. Wajahnya cemas saat ia mendekati Bastian yang masih terpaku, memandang kosong ke arah jalan yang kini sunyi....
"Tuan, Nyonya Muda sudah menelepon dan mencari Tuan sejak tadi," lapor Joe, suaranya nyaris berbisik, seolah takut mengganggu kehampaan yang meliputi Bastian.
Bastian tidak menjawab. Tubuhnya berbalik, gerakannya kaku, seolah jiwanya baru saja dicabut paksa.
...Wajahnya kelam, diselimuti bayangan kekecewaan dan penyesalan yang tak terhingga. Tanpa kata, ia masuk ke dalam mobil, seolah ingin melarikan diri dari kenyataan pahit yang baru saja menghantamnya. Melihat itu, Joe pun bergegas masuk dan melajukan mobil, meninggalkan tempat kejadian yang kini terasa seperti kuburan bagi kenangan yang tercabik....
*
*
*
...(FLASH BACK ON)...
...Malam itu, Bastian yang dihantam mabuk berat memilih tidur di mansion utama. Pagi buta, kepalanya berdenyut nyeri, seolah dihantam godam, dan ia terbangun karena suara keributan. Suara Nyonya Amelia dan Ana saling beradu argumen, mengoyak kesunyian pagi. Dengan kepala yang terasa sangat berat, Bastian menyeret tubuhnya keluar kamar dan menuruni anak tangga, setiap langkah terasa seperti beban yang mematikan....
"Bas! Kamu semalam ke mana?! Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?!" cecar Ana, suaranya melengking, penuh tuntutan, begitu melihat Bastian muncul.
...Bastian mengangkat kepala, menatap Ana dengan pandangan malas yang nyaris hambar. Ia terlalu lelah untuk berdrama....
"Kau kenapa pagi-pagi sudah membuat keributan di sini?" tanyanya balik, suaranya serak.
"Tentu saja aku mencarimu! Tapi ibumu ini selalu saja menghalangiku!" adu Ana, nadanya manja dan menuntut, berharap Bastian akan berdiri di pihaknya.
...Bastian memijit pelipisnya yang berdenyut. Kepalanya terasa pening, dan hatinya semakin muak....
"Sebaiknya kamu pulang, sekarang aku sedang tidak mood untuk berdebat denganmu," ujarnya cuek, nadanya dingin dan menusuk.
"Sebentar lagi kita akan menikah, Bas! Kamu jangan berlagak tidak tahu apa-apa!" bentak Ana, suaranya pecah karena emosi, amarahnya meluap mendengar respons Bastian yang tak acuh.
...Mendengar bentakan itu, amarah Bastian yang sejak tadi tertahan langsung meledak. Napasnya memburu, setiap helaan seolah mengandung bara api. Ia melangkah menuruni tangga, setiap jejak kakinya terasa mengancam. Setelah sampai di hadapan Ana, tatapannya berubah menjadi bilah pisau yang siap mengoyak. Sorot matanya dipenuhi kemarahan yang membara, nyaris membunuh....
"Aku tidak lupa, sialan! Aku sampai rela menceraikan istri pertamaku yang sedang hamil demi memenuhi rengekanmu! Jadi jangan sampai kau melangkahi batas kesabaranku, Ana!" ancam Bastian, suaranya bergetar menahan amarah yang meledak-ledak.
"Kau! Gara-gara wanita jalang itu kau berani membentakku, Bastian?!" teriak Ana, tidak terima, matanya melebar tak percaya.
Brak!
...Sebuah vas bunga di dekat mereka hancur berkeping-keping, pecahannya bertebaran seperti pecahan hati Bastian. Suara itu menggema, memecah kesunyian yang mencekam....
"Dia bukan wanita jalang sepertimu, Ana! Dia adalah istriku yang kuabaikan demi wanita ular sepertimu! Dan setelah itu, aku malah mendapatkan kenyataan pahit kalau kau bukan dipaksa, melainkan kau sendiri yang menjebak pria itu, sama seperti kau menjebakku sekarang!" cecar Bastian, meluapkan semua amarah dan penyesalannya yang selama ini terpendam.
...Wajahnya merah padam, urat-urat di lehernya menonjol, seolah menahan ledakan yang lebih besar....
...Ana langsung terdiam seribu bahasa, wajahnya pucat pasi. Otaknya berputar cepat, mengingat kembali malam itu. Bukan obat perangsang yang ia masukkan ke dalam minuman Bastian, melainkan obat tidur, yang membuat Bastian teler berat dan tertidur pulas. Dan setelah Ana dinyatakan hamil, ia mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Bastian tidak mau bertanggung jawab....
...Sialnya, sebelum berangkat ke mansion untuk menemui kedua orang tuanya, Bastian malah disuguhi bukti kebohongan Ana oleh Nyonya Amelia yang belum mengetahui kehamilan Ana. Setelah itu, Ana kembali menangis dan mengancam, membuat Tuan Alberto dan Nyonya Amelia tak berkutik, terjebak dalam dilema yang mengerikan....
"Aku melakukan itu semua karena aku mencintaimu, Bas..." lirih Ana, air matanya mengalir deras, suaranya pilu, mencoba memancing simpati.
"Hahahaha! Cinta? Itu adalah kata yang sama kau ucapkan saat kedokmu diketahui oleh pria pujaanmu itu. Miris sekali kamu, Ana!" kekeh Bastian mengejek, tawanya hampa dan penuh kepahitan, seolah mencabik-cabik harga diri Ana.
...Saat perdebatan sengit itu mencapai puncaknya, ayah Ana masuk, langkahnya berat, menghampiri mereka semua. Wajahnya dipenuhi kemarahan yang terpendam....
"Kau sudah membuat putriku hamil, tapi di sini kamu malah memojokkan putriku dengan masa lalunya. Apakah ini yang kalian ajarkan kepada putra kalian, Tuan Alberto dan Nyonya Amelia?" sindir ayah Ana, nadanya menusuk, penuh celaan.
...Tuan Alberto dan Nyonya Amelia langsung menatap Bastian dengan tajam, tatapan mereka dipenuhi kekecewaan dan amarah. Menyadari tatapan kedua orang tuanya, Bastian langsung menelan ludah dengan kasar, tenggorokannya tercekat....
"Kau mau apa sekarang?" tanya Bastian dingin, suaranya serak.
"Tentu saja aku ingin keadilan untuk putriku. Jika kalian tidak mampu, maka keluar dan katakan kepada media kalau putramu itu hanya berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab, agar keluargaku tidak menanggung aib," usul ayah Ana, nadanya penuh ancaman.
...Bastian melangkah turun dari anak tangga, mendekati ayah Ana, dan menatapnya dengan sorot mata dingin yang menusuk....
"Baiklah, aku akan menikahinya. Dan tolong beritahu putrimu, jangan terlalu berharap lebih, karena aku hanya bisa memberinya status sebagai istri keluarga Rodrigues," tegas Bastian, setiap kata terucap dengan kepedihan yang mendalam, seolah ia mengubur sebagian dari jiwanya.
...Ayah Ana hendak menolak, namun melihat Ana yang mulai berkaca-kaca, terpaksa ayah Ana setuju. Pernikahan itu disiarkan dengan heboh atas ide Ana, sebuah pertunjukan kejam yang sengaja dirancang agar Lola melihatnya, agar hatinya hancur....
...Setelah pernikahan selesai, Bastian tidak berada di acara resepsi. Ia malah sibuk berkeliling, melacak setiap jejak, mencari Lola yang sudah berangkat ke Meksiko bersama Tuan Frank. Tuan Frank sendiri yang menghapus semua jejak Lola, memastikan Bastian tidak akan pernah menemukannya, mengubur harapannya dalam-dalam....
...Sejak saat itu, pernikahan Ana dan Bastian terasa hambar, dingin, dan dipenuhi kepalsuan. Berulang kali Ana mencoba mendekatkan diri kepada Bastian, namun Bastian selalu menolaknya dengan berbagai alasan, hatinya sudah mati rasa, tertutup rapat untuk siapapun selain Lola. Hingga takdir mempertemukan kembali Bastian dengan Lola di pesta Rosales, sebuah kebetulan yang seolah membuka kembali luka lama....
...(FLASH BACK OFF)...
"Joe, besok kamu lacak data Lola. Aku ingin tahu apa saja yang dia lakukan selama ini, terutama aku ingin melihat kedua anakku," perintah Bastian, suaranya rendah, penuh keputusasaan dan kerinduan yang membakar.
"Baik, Tuan," sahut Joe, suaranya patuh, sambil menyetir mobil menuju hotel tempat mereka menginap, membawa serta Bastian yang kini tenggelam dalam lautan penyesalan.
(Bersambung)
sukses selalu