NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadilah istrinya...

Tidak salah jika ada pepatah yang mengatakan " Hidup itu berputar seperti roda, kadang di bawah kadang di atas " .Begitu juga kehidupan Asha ,Rey ,dan Roman.

Asha hidup lebih baik semenjak bekerja menjadi Asisten Ibu Farida. Tidak lagi berpanas panasan , berteman dengan debu jalanan dan tidak lagi bau keringat .

Asha sekarang hanya duduk di dalam ruangan ber AC, berpakaian rapi juga berdandan cantik tapi tidak mencolok. Begitulah syarat bekerja di AF Etnic Butik milik Ibu Farida. Harus tampil modis dan elegan seperti ciri khas dari butik itu.

Apa kabar dengan Rey dan Roman ? Mereka hidup hampa dan hambar. Memiliki istri yang cantik dan seksi, berpenampilan bak model dengan kulit mulus seperti boneka lilin. Apalagi dengan harta yang melimpah, ternyata tidak membuat mereka bahagia .

Sementara Roman dengan masalah pelik dan krisis kepercayaan terhadap sang istri , berbeda halnya dengan Rey yang hidup seperti lelaki lajang tapi beristri.

Bagaimana tidak Kamila yang sibuk dengan pekerjaannya tidak lagi mempedulikan Rey .Rey harus mengurus diri sendiri dan dibantu para pelayan. Jangankan dilayani Kamila, bertemu muka saja bisa dipastikan hanya sekali dua kali dalam seminggu. Itupun Kamila pulang dalam kondisi kelelahan dan akan tidur sepanjang waktu.

Tidak ada lagi Kamila yang perhatian dan melayani Rey baik untuk kebutuhan sehari hari maupun masalah ranjang . Bahkan berbulan bulan mereka tidak lagi melakukan kegiatan ranjang seperti suami istri pada umumnya.

Rey merasa heran dengan dirinya ,dulu setelah menikahi Kamila dia tidak bisa menahan dirinya hingga dengan mudahnya melupakan Asha . Tapi sekarang dia seperti kehilangan gairahnya terhadap Kamila .Malah semakin hari semakin hambar.

Rey malah sering mengingat Asha belakangan ini. Semenjak beberapa waktu lalu ketika dia mengunjungi Resort milik Papanya, tak sengaja Rey melihat seseorang mirip Asha .Tapi Rey merasa mungkin hanya ilusinya saja.

Padahal sebenarnya itu memang Asha .Ketika Asha menunduk mengikat tali sepatu, saat itu Rey berbalik menatap punggung mungil yang membelakanginya. Tapi Rey takut salah orang dan akhirnya melanjutkan langkahnya.

Anggap saja nasib sedang bermain main dengan mereka. Berada di satu tempat, bahkan saling melihat satu sama lain tapi tidak membuat mereka saling menyapa .Asha yang ingin lari sementara Rey yang tidak memiliki keyakinan penuh. Alhasil mereka kembali terpisahkan oleh jarak dan takdir.

Namun kedamaian yang Asha dapatkan kini tidaklah bertahan lama .Hal yang Asha takutkan selama ini akhirnya datang juga. Resha kembali anfal . Gadis kecil yang cantik itu kembali dilarikan ke Klinik Jantung milik Dokter Wira.

Asha yang masih berada di Butik mendapat kabar jika Umi Aminah membawa Resha ke klinik. Tanpa berpikir panjang Asha pun segera menuju klinik setelah mengabari dan meminta izin terlebih dahulu kepada Ibu Farida.

Sesampainya disana terlihat Umi Aminah terduduk lesu dengan air mata yang membasahi pipinya. Asha langsung berlari dan memeluk Umi Aminah .Jangan ditanya hatinya saat ini. Saking takut dan cemasnya Asha tidak lagi bisa bicara hanya air matanya berhamburan dari tadi .

Kedua ibu dan anak itu saling menguatkan satu sama lain. Mereka menunggu dengan gelisah karena pintu itu masih saja tertutup rapat.

" Maafkan, Umi. " Tiba tiba Umi Aminah membuka suaranya memecah kesunyian yang menyelimuti mereka sedari tadi.

" Maafkan Umi yang lalai mengawasi Resha ,Nak. " Ucap Umi Aminah setelah tidak melihat respons dari Asha.

" Tidak Umi , Umi tidak salah. Kita tahu kalau hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat, Kan ? " Sahut Asha menenangkan sang ibu.

" Tapi tadi Umi memang lupa jika Resha tidak boleh memakan es cream terlalu banyak. Umi tidak mengawasinya waktu Resha mengambil dan memakannya. " Umi Aminah kembali terisak mengingat kondisi Resha saat dia temukan tadi.

" Sudahlah Umi, semua sudah terjadi. Kita doakan saja semoga Resha baik baik saja ." Mereka akhirnya kembali berpelukan dengan bersimbah air mata.

Tidak berapa lama pintu yang mereka tatap dari tadi akhirnya terbuka. Dokter Wira keluar dari balik pintu dengan wajah yang sulit diartikan. Asha dan Umi Aminah mendekat dengan segera.

" Om... " Asha tidak mampu melanjutkan ucapannya.

" Ayo ke ruangan Om. " Ajak Dokter Wira yang langsung berjalan menuju ruangannya.

Setelah mereka sampai di sebuah ruangan yang dominasi berwarna putih. Melihat Asha dan Umi Aminah dalam kondisi kalut, Dokter Wira segera berjalan ke sebuah kulkas. Mengambil dua botol air mineral kemasan lalu menyerahkan pada Asha dan Umi Aminah .

" Minumlah dulu biar kalian tenang. " Ucap Dokter Wira.

Setelah meneguk beberapa tegukan air mineral itu, Asha kembali menatap ke arah Dokter Wira.

" Om, jelaskan sama Asha . Resha..." Lagi lagi Asha tidak bisa melanjutkan ucapannya. Umi Aminah langsung menggenggam tangan Asha ketika melihatnya terisak pilu.

" Iya Resha tidak baik baik saja. Harus segera dioperasi. Dan kita tidak punya banyak waktu. Hanya dua hari dari sekarang." Dokter Wira bicara apa adanya. Karena dia ingin Asha mempersiapkan diri jika terjadi hal yang tidak mereka inginkan.

Asha kembali menangis pilu, isakan demi isakannya mengiris hati setiap yang mendengarnya. Lukanya hati seorang ibu yang rela pontang panting demi kelangsungan hidup anaknya. Mereka mengerti kegundahan Asha saat ini.

Tidak ada yang melarang Asha melepaskan rasa hatinya. Baik Umi Aminah yang memilih menangis dalam diam, maupun Dokter Wira yang menyandarkan tubuhnya dan sesekali memijit pangkal hidungnya.

Lelah menangis akhirnya Asha mengangkat wajahnya kembali menatap Dokter Wira.

" Om, berapa biaya yang dibutuhkan ?" Tanya Asha.

" Seratus limapuluh juta kurang lebih. Operasinya tidak bisa di Bandung. Harus di Jakarta atau luar negeri. Peralatan disini tidak memadai. Kamu punya waktu sampai nanti malam untuk mengambil keputusan. Istirahat dan berpikirlah dulu disini. Om harus kembali ke ruangan Resha." Tanpa menunggu jawaban Asha Dokter Wira beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari ruangan itu.

" Umi, berapa tabungan kita yang tersisa. " Tanya Asha disela isakannya.

" Tidak sampai tiga puluh juta, Sha .Dua puluh tujuh juta. " Ucap Umi Aminah lirih.

" Bagaimana ini, Umi. Asha harus bagaimana. " Asha masih tersedu sedu.

" Jangan menangis lagi. Tenanglah dulu, biar kita bisa berpikir jernih. " Umi Aminah menyodorkan botol minum sisa Asha tadi.

Tanpa bicara Asha menerima dan meminum air mineral itu. Sembari mengusap pipinya yang basah dengan punggung tangannya. Asha berusaha menetralisir perasaan gundahnya dengan menarik napas dalam untuk melegakan dadanya.

Tanpa mereka sadari semua pembicaraan antara Asha dan Dokter Wira juga antara Asha dan Umi Aminah didengar semua oleh Ibu Farida yang berada dibalik pintu yang terbuka sedikit.

Ibu Farida meninggalkan tempat persembunyiannya menuju ruangan Resha. Terlihat beberapa perawat dan Dokter Wira disana sedang memasang beberapa alat alat penunjang kehidupan. Bunyi suara monitor yang bersahutan menambah ketegangan dalam ruangan itu.

Ibu Farida sangat memahami ketakutan dan kecemasan yang Asha rasakan. Karena dirinya saja yang bukan siapa siapa bisa merasakannya. Tubuh kecil di dalam sana berjuang mempertahankan hidupnya.

Di dalam hati Ibu Farida mengutuk ayah dan nenek balita cantik itu . Begitu teganya membuang darah dagingnya sendiri demi mempertahankan harta dan gengsi mereka. Apalagi disaat dia membutuhkan sokongan dan dukungan dari orang orang terdekatnya untuk bertahan hidup.

" Kalian akan menyesal suatu saat nanti. Aku tidak akan tinggal diam sekarang. Cukup dulu kalian menghancurkan hidup ku. Tidak akan ku biarkan wanita lain merasakan kehancuran karena ulah kalian lagi. "

Selesai bergumam sendiri Ibu Farida kembali ke ruangan Dokter Wira. Dan ternyata Asha dan Umi Aminah masih duduk membisu disana.

" Tok Tok Tok "

" Boleh aku masuk ! " Ibu Farida mengetuk dan mendorong pintu agar terbuka lebih lebar.

" Mbak...

" Bunda...

Umi Aminah dan Asha bersuara nyaris bersamaan.

Ibu Farida masuk dan menutup pintu rapat kemudian hening duduk sofa tepatnya disamping Asha .Tanpa banyak bicara Ibu Farida langsung memeluk Asha yang tergugu dalam diam. Asha pun kembali tersedu sedu menerima perlakuan itu.

" Cukup... cukup menangisinya, itu tidak akan membantumu menyelesaikan masalah yang kita hadapi. " Ucap Ibu Farida .

Asha melepaskan rangkulannya, kemudian menatap Ibu Farida.

" Bantu Asha Bunda, bantu Asha kali ini. Asha benar benar putus asa. " Ucap Asha dengan wajah penuh air mata dan tatapan memohon.

" Tentu Bunda akan membantumu. " Jawab Ibu Farida .Sesaat senyuman Asha terbit di bibir pucatnya .

" Tapi tidak gratis. Kamu harus membayarnya kelak. " Lanjut Ibu Farida dengan senyum penuh arti. Namun mampu menghilangkan senyuman di bibir Asha.

" Ma...maksud Bunda ? "

" Kamu harus membayarnya dengan hidupmu. Kamu harus memberikan Bunda cucu . " Ibu Farida membuang tatapannya ke arah Umi Aminah. Seakan memberi kode agar Umi Aminah tetap diam.

" Asha tidak mengerti Bunda. " Jawab Asha yang semakin bingung.

" Menikah dengan Roman dan berikan Bunda cucu. Kamu membayar nyawa dengan nyawa. Bagaimana... kita tidak punya waktu untuk bernegosiasi. Keputusan di tanganmu ,jika kamu bersedia hari ini Resha langsung kita bawa ke Jakarta. "

" Asha tidak mungkin melakukan itu Bunda. Asha masih istri orang dan Pak Roman juga masih punya istri. " Jawab Asha mengungkapkan keberatannya.

" Kamu masih mengharapkan suami mu ? " Tanya Ibu Farida dan mendapat jawaban Asha dengan gelengan kepalanya.

" Kalau begitu serahkan semua pada Bunda. Cukup jawab " iya" maka Resha segera ditangani. Ingat ! Resha tidak punya waktu untuk menunggu. " Asha tetap diam menunduk. Dia bingung harus bagaimana.

" Sekarang kamu lihatlah dahulu keadaan Resha agar kamu bisa membuat keputusan. Bunda tunggu kamu tiga puluh menit disini. Jika kamu tidak muncul maka Bunda lepas tangan. " Lanjut Ibu Farida yang tidak mendapat jawaban Asha.

Asha bangkit dan berjalan meninggalkan tempat itu menuju ruangan tempat Resha ditangani. Hatinya yang gundah semakin kacau tapi dia juga ingin sekali melihat Resha anaknya.

" Apa yang harus Mami lakukan, Nak. Mami menyayangimu, Mami belum siap melepaskanmu. Bertahanlah sayang. " Ucap Asha lirih saat melihat kondisi Resha yang sangat memprihatinkan.

Sementara Asha sibuk dengan pikirannya, Umi Aminah menatap Ibu Farida dalam .Berusaha menyelami hati orang tempatnya berbagi ginjal beberapa waktu lalu. Tidak ingin berpikiran buruk terhadap orang yang dia nilai baik selama ini.

" Kenapa memandangi ku seperti itu. Apa aku terdengar sangat jahat ? ." Tanya Ibu Farida dengan saat menyadari tatapan tajam dari Umi Aminah.

" Jelaskan padaku, Mbak. Aku tahu Mbak Rida tidak mungkin berbuat sesuatu yang akan menghancurkan .Pasti ada sesuatu di balik semua ini. " Ucap Umi Aminah penuh selidik.

" Kamu benar , aku hanya membantu anak anak kita untuk mengambil keputusan terbaik dalam hidup mereka. Sama seperti Asha ,Roman pun sampai saat ini masih mengambang tak jelas. Apa salahnya kita mencoba mendorong mereka untuk mengambil keputusan yang benar. " Ibu Farida dengan tersenyum penuh arti.

" Aku yakin walau terpaksa Asha pasti akan menerima penawaran Mbak. Tapi bagaimana dengan Roman. Jelas dia tidak menyukai Asha ." Umi Aminah mengungkapkan keraguannya.

" Sama dengan Asha ,aku akan membuat Roman menerima Asha walau awalnya dengan terpaksa. Tapi aku percaya akan satu hal. Asha sangat mudah untuk dicintai. Sedangkan Roman dia akan menjadi budak cinta jika sudah jatuh cinta. Mereka sangat cocok. " Ibu Farida dengan terkikik geli sendiri dan Umi Aminah hanya geleng geleng kepala melihat tingkah wanita seginjalnya itu.

" Kamu ini, Mbak. Terserah padamu yang penting cucuku selamat. " Ucap Umi Aminah pasrah.

" Cucu kita ,Minah. Karena mulai malam ini dia resmi jadi cucuku. "

" Terserah...

...****************...

💖 Happy reading Sista...

jangan lupa penuhi laman komentarnya ya. Author butuh asupan biar tambah cemangat...

Love you all 🌺💖🌺

1
fitri
3 lelaki galau , krn kebodohanya..., 😂
Nawalia Mohdlekat
hebat Thor... cerita tersusun kemas👍🏻👍🏻
Yayat Hidayatullah
kejutan yg mendebarkan,,,
Yayat Hidayatullah
nanti juga akan menyesal kalau kebenaran ny telah terungkap
Yayat Hidayatullah
aku udah pernah baca sampe tamat,TPI tetep penasaran d baca lagi,,,
Alif
umurnya Yuda 28 apa 30 sih thor😇
Alif
lagian ramon jg aneh wktunya dg asha knpa ngajak nia
Alif
jreng.. jreng.
Alif
yahuii..bunda gercep😍
Alif
ih si roman dia yg bodok durhaka sama emaknya eh malah nyalahin orang laen mikir dong katanya orang berpendidikan kok gk pandai berpikir bijak
Alif
kok umurnya roman tua bngt ya gk 30 gt hahahaha..
Alif
lah ini nanti asha jd istri kedua anaknya
Aqmar Sumahir
ceritanya masih gantung
Anonymous
🤣🤣🤣bunda nya lucu bangets siapa aja ditawari mbak Anik ogah 😝
Ucibaba ucibaba Ucibaba ucibaba
kapan k
Ucibaba ucibaba Ucibaba ucibaba
Ok mikapika seta
Ani Wafi
Luar biasa
Mimine Nayla Irsyad
Pas baca di bab ini aku sampai berurai air mata karena kasihan dengan nasib Asya.
Ulufi Dewi
akhirnya smpai sakinah mawaddah warrohmah
Ulufi Dewi
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!