NovelToon NovelToon
KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:6.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

SUDAH TERBIT CETAK


"Aku mau riset ke Jepang."

Menjadi awal dari kandasnya mimpi indah Anggi bersama Dio, the first love never die.

Ditambah tragedi yang menimpa kedua orangtua Dio, membuat masa depan yang sejak lama diangankan harus pupus dalam sekejap.

Namun ketika Anggi masih berusaha menata hati yang retak, Rendra datang hanya untuk berkata,

"I just simply love you."

"Gimme a chance."

A romantic story about Dio-Anggi-Rendra

--------------

Season 1 : Kisah Tak Berujung Bad Senior in love

Season 2 : Always Gonna be You

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Kiriman Makan Siang

Anggi

Pukul 12 saatnya ishoma. Agenda diambil alih oleh subdiv seremonial seksi peribadatan untuk memfasilitasi maba yang akan melakukan ibadah sholat Dhuhur.

Setelah memastikan seluruh maba mendapat jatah makan siang masing-masing, ia dan Zaki berkumpul dengan cofas lain untuk melakukan koordinasi dan evaluasi di ruang panitia.

Ia pun langsung menghampiri kursi paling ujung, tempat di mana ia menyimpan tas. Dan langsung terkejut, tatkala mendapati sebuah paperbag berwarna coklat, dengan tempelan post it bertuliskan 'Anggi' tergeletak di atas meja.

"Wah, apaan nih?" tanyanya heran.

Elva dan Jihan yang juga menyimpan tas di dekat mejanya hanya mengangkat bahu.

"Secret admirer kali, Nggi," seloroh Elva. Yang bersama Jihan sudah duduk manis, siap menyantap makan siang.

Ia mengangkat paperbag yang ternyata lumayan berat, "Ada yang salah nyimpen?" tanyanya ke seluruh ruangan. Berharap ada yang bisa menjawab.

Tapi sebagian besar menggeleng, lainnya acuh. Tetap khusyu menikmati makan siang masing-masing.

"Oh, iya," Revi yang duduk si kursi paling depan mendadak teringat sesuatu. "Titipan dari anak konsumsi, buat kamu katanya, Nggi."

"Anak konsumsi?" ia semakin mengernyit.

Revi mengangkat bahu. "Sori, aku nggak kenal nama. Cuma kenal wajah."

"Apa katanya?" tanyanya ingin tahu.

"Titip buat Anggi cofas, gitu doang," Revi mengangkat bahu.

Ia pun mendudukkan diri di kursi. Sembari terus memandangi paperbag di hadapannya dengan perasaan masygul.

Buka-jangan buka-jangan buka-jangan.

"Udah ... buka aja," Elva menyeringai.

Saat ia masih sibuk menimbang-nimbang untuk membuka paperbag tersebut atau tidak, di depan pintu ruangan muncul Shelly. Panitia konsumsi yang juga teman satu kostnya.

"Udah nerima paketnya?" tanya Shelly tanpa ada niatan untuk berbasa-basi dengannya.

Ia segera mengangkat paperbag yang tersimpan di atas meja, "Ini, Mba?"

"Ya, itu. Oke, udah diterima ya. Dari Bang Rendra," sambung Shelly cuek dan langsung berlalu.

"Eh, Mba Shell ...." Ia mendadak bengong sekaligus bingung.

Dari Rendra?

Tapi Shelly sudah menghilang di balik pintu.

"Waduh," Elva langsung menghentikan acara makan lalu menghampirinya. "Apaan, Nggi?"

Ia hanya mengangkat bahu sambil mengernyit, "Tahu."

"Coba sini aku lihat," Elva mengambil paperbag dari tangannya, kemudian membukanya.

Di dalam paperbag terdapat sebuah lunch box berlogo restoran terkemuka, sebotol air mineral dan sebotol minuman isotonik.

"Wow," Elva melotot kaget. "Fancy lunch."

Ia semakin mengernyit begitu melihat isi paperbag.

"Curang ah Bang Rendra, masa cuma kamu doang yang dapat makan siang spesial," Elva pura-pura menggerutu. Namun sedetik kemudian tersenyum menggoda.

"Cie, Anggi ... cieee .... Tragedi kaos couple berlanjut nih?"

Keesokan hari, hal yang sama kembali terulang. Kali ini paperbag berwarna kuning, berlogo nama sebuah perusahaan katering sehat paling terkenal. Berisi sekotak lunch box, salad, dan sebotol jus buah.

"Dari Bang Rendra lagi?" Elva dan Jihan bertanya penuh selidik.

Ia tak habis pikir dan semakin jengah, ketika hari selanjutnya paperbag lain terus bermunculan. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya ke Zaki.

"Lihat Rendra ... em, Bang Rendra?"

Sejak opening ceremony, ia memang tak pernah melihat Rendra barang sekalipun. Bahkan sekedar munculnya sekelebatan punggung yang berjalan dengan cara unik -sedikit berjingkat-, seperti yang pernah tak sengaja tertangkap oleh matanya. Tidak sama sekali. Rendra benar-benar tak terlihat.

"Nggak bakalan ketemu," jawab Zaki santai.

"Kenapa?"

"Bang Rendra lagi sidak (inspeksi mendadak)."

"Ke?" ia benar-benar harus tahu posisi Rendra. Agar bisa menghentikan kiriman makan siang, yang sudah membuat gaduh anak-anak cofas cluster teknik.

"Tiap cluster," jawab Zaki lagi. "Kayaknya hari ini bagian Soshum. Cluster kita kebagian di hari terakhir."

Berarti, tiga hari lagi ia baru bisa bertemu Rendra. Untuk memprotes kiriman makan siang. Itu jelas terlalu lama. Telinganya takkan sanggup mendengar gosip yang santer beredar di antara sesama panitia.

"Makan siang doang nggak berarti apa-apa."

"Aku juga pernah dibeliin maksi sama si Abang."

"Emang royal sih."

"Bukannya si Abang baru putus sama Mba Frida?"

"Jangan-jangan karena pihak ketiga."

"Banyak keles yang mau jadi pihak ketiga."

"Anak jurusan itu emang banyak gaya."

"Minimal jangan di expose lah, orang masih acara."

"Awas aja kalau jadi ngelunjak."

"Pantesan berani debat di depan kelas. Orang lain jiper duluan mo mendebat si Abang. Ternyata ada udang di balik batu."

"Anak-anak mulai rame, Nggi," bisik Elva saat mereka berkemas pulang usai evaluasi terakhir.

Ia bukannya tak tahu, hanya sedang mencoba bersikap denial.

"Parahnya, di antara kating beredar ... kalau kamu yang jadi sebab mereka putus," Elva menatapnya iba.

Ini jelas tak bisa dibiarkan. Lama-lama gosip bisa semakin tak jelas seperti bola liar. Dan hanya ada satu cara untuk menghentikan semua.

Anggi. : 'Tolong jangan kirim apa-apa lagi. Nggak enak sama yang lain. -Anggi-'

Berbekal Line id pemberian dari Zaki tempo hari, ia terpaksa mengirim chat pribadi ke Rendra. Sempat khawatir mengetik id yang salah karena tak kunjung dibalas. Sebelum berangkat tidur ia baru bisa bernapas lega, karena notifikasi masuk yang ditunggunya muncul di layar ponsel.

Rendra. : 'Orang jadi gosipin kamu?'

Ia harus memicingkan mata untuk membaca chat balasan dari Rendra. Bahasa tulis Rendra ternyata jauh lebih menyenangkan dibanding bahasa lisan dan isyarat. Yang lebih sering memancing emosi.

Anggi. : 'Nggak.'

Ia jelas berbohong. Karena hampir sebagain besar panitia sudah menggosipkan dirinya.

Rendra. : 'Fine.'

Sesimple itu?

Ia jadi menyesal, mengapa tidak dari hari pertama muncul paperbag ia konfirmasi ke Rendra. Mungkin tak akan ada gosip aneh tentang mereka berdua yang beredar di lingkup panitia.

Namun keesokan hari, justru Elva dan Jihan yang merasa kehilangan. "Nggak ada delivery lunch lagi nih, Nggi?"

Ia mulai tenang karena tanpa kiriman makan siang, gosip mulai mereda. Sekaligus berharap, gosip akan menghilang selamanya.

Tapi ketenangannya buyar di hari terakhir sesi ishoma. Saat sebagian besar panitia ada di ruangan untuk istirahat. Sekaligus menyantap makan siang. Sebelum moving ke lapangan GSD untuk mengikuti closing ceremony. Seorang berjaket khas ojek online mengetuk pintu ruang panitia sambil membawa sekotak hampers yang lumayan mencolok.

"Mba ... Rahayu Anggiantisa?"

Semua orang menoleh padanya.

"Ini ... ada kiriman."

Ia akhirnya terpaksa menerima hampers di bawah tatapan menyelidik orang-orang. Sebagian bahkan langsung berbisik-bisik.

Zaki yang kebetulan juga sedang berada di sana ikut tersenyum simpul.

"Officially?" kerling Zaki yakin, saat ia berjalan melewatinya.

Ini jelas tidak bisa dibenarkan. Bukankah Rendra sudah setuju untuk tak mengiriminya sesuatu lagi? Kenapa setelah permintaannya kemarin, Rendra justru berulah dengan mengirim hampers semencolok ini?

Dengan muka ditekuk, ia segera menyambar hampers dan membawanya keluar ruangan. Saking terlalu terburu-buru, di depan pintu ia hampir menabrak Elva yang hendak masuk ke dalam.

"Kenapa, Nggi?"

"Sori," Ia benar-benar tak mempunyai waktu untuk sekedar mengobrol. Hampers ini harus cepat dikembalikan kepada si pengirim.

Dan tujuan utama langkah cepatnya adalah ruang akademik. Sebab tadi, ketika tengah mengambil jatah makan siang untuk maba di gedung pusat, ia sempat melihat Rendra masuk ke dalam ruang akademik.

Benar saja, ruang akademik yang dikelilingi kaca memudahkannya untuk melihat orang yang sedang berada di dalam.

Dari balik kaca transparan ia bisa melihat sosok Rendra, Aji, Kasubdit kelembagaan, dan seorang staf rektorat. Mereka sedang terlibat dalam perbincangan yang cukup serius.

Ia memutuskan untuk menunggu di deretan kursi tunggu ruang akademik. 10 menit terasa bertahun-tahun. Ditambah khawatir waktu ishoma segera habis dan harus moving ke lapangan GSD.

"Bisa bicara sebentar?" serbunya begitu Rendra dan Aji keluar dari ruang akademik. Sekilas ia melihat kilatan terkejut di mata Rendra.

"Mau ngomong apa sih?" seperti biasa, nada suara Rendra terdengar menantang emosi.

Awalnya ia berniat berbicara dengan Rendra di tempat yang agak sepi. Berusaha menghindari asumsi dari orang lain. Tapi kini tidak lagi. Matanya sekilas menyisir tempat mereka berjalan. Selasar menuju ke kantin ini tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang panitia berwajah sibuk yang sesekali lewat.

"Saya mau ngembaliin ini," ia berbalik dan langsung menyerahkan hampers yang sejak tadi dipegang.

"Saya udah bilang, nggak usah kirim-kirim."

Wajah bingung Rendra terlihat sangat alamiah. Membuatnya bertanya-tanya, apa memang sepolos ini ekspresi Rendra? Berbanding terbalik dengan gaya sengak Rendra saat berbicara di depan kelas dan forum.

Rendra bergantian memandang ke arahnya dan hampers di tangan sambil mengernyit bingung, "Ini apa?"

"Nggak usah pura-pura!" jawabnya dengan kekesalan yang memuncak dan langsung berbalik pergi.

Mission accomplished.

***

1
Lugiana
reread ping suwidak jaran panggah 😢😢😭😭😭😭😭
Umi Fauzan
cerita terbaik
Tutik Winarsih
baca lagi dan tak ada bosannya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
Alhamdulillah punya teman yang baik y Nggi dan bisa diandalkan
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
the one and only ya Nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
ayo Dio, keluar dari novel tanganin deh tekhnologi di negeri ini biar menjadi nomor satu di dunia
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
salting ya Nggi 😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
emang enak dikacangin 🤣
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
malah cubit2an
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
apa ya oleh oleh Dio
peuyeum kali ya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
tu mah, camannya datang
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
caman idaman mama Nggi😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
mendengar namanya disebut aja bikin panas dingin ya nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
cemilan legend yang masih eksis sampai sekarang
famita
mau baca ke berapa kalipun tetep mewek 😭
Afidatul Rifa
menyerahkan, menitipkan dgn sepenuh hati wanita yg qta cintai kepada laki" yg mencintai wanita itu, rasanya pasti nyesek tapi Dio bisa legowo itu loh yg bikin q banjir air mata, meski dah baca berulang-ulang 😭😭😭
Afidatul Rifa
udah baca lama banget sampe lupa alir ceritanya jadi mampir lagi deh
Devi Safitri
baca ulang 2025
Nita_Ria Nita
mampir lagi aku ,sdh baca yg ke 5 kli abis nya kngen SM Abang Rendra🤭🙈
Emiliya Wati
aku slalu memimpikan novel ini dibuat filmnya.. kira2 aktor yg cocok jadi Rendra siapa ya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!