NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu?

Pagi pukul sembilan mereka berangkat menuju Dieng. Kiara dan Sarah masih terlihat tidak akrab. Beberapa kali Orion melihat dari kaca kecil yang tergantung didepan. Melihat pada Kiara yang terus melihat kearah jendela. Wajahnya tampak bosan sekaligus kesal. Perjalanan menuju Dieng begitu sunyi.

Setelah memakan waktu perjalanan hampir sepuluh jam, mereka akhirnya sampai dikawasan Dieng Wonosobo. Sore itu mereka turun disebuah villa yang sudah dipesan oleh perusahaan yang akan menjadi tempat pertemuan selama membahas kerjasama proyek geothermal tersebut.

"Kiara, kau sungguh tidak apa-apa?" Orion melihat Kiara yang terlihat tidak nyaman saat menyadari jika dia akan terjebak dengan Orion di kamar yang sama selama satu minggu.

Kiara hanya bisa menepuk jidat. Dia kira hanya akan ada dia dan Orion saja. Tapi kenyataannya, mereka harus satu villa dengan Sarah maupun Darma.

"Mau bagaimana lagi." Kiara berjalan menuju ke ranjang dan merebahkan dirinya disana.

Dia menghela nafas cukup berat. Pikirannya masih mengarah pada wanita bernama Sarah itu. Entah mengapa dia sangat tidak suka padanya, apalagi saat dia berusaha mendekati Orion tepat didepannya. Kiara langsung menggelengkan kepalanya keras coba menepis rasa atau pikiran aneh.

"Kenapa aku harus peduli pada mereka?" Gerutunya manyun.

Orion mendengar ocehan lirih Kiara. Dia pun mendatangi wanita itu.

"Kau kenapa? Kenapa kau terlihat cemberut sejak berangkat tadi?"

"Aku nggak apa-apa." Kiara langsung memunggungi Orion.

"Kamu kenapa sih dari tadi cemberut terus?" Orion ikut berbaring samping Kiara.

Kiara tak menjawab. Dia tetap diam dan memunggungi Orion. Orion menyerah. Pikir Orion mungkin Kiara hanya sedang kelelahan. Jadi dia memberi sedikit ruang untuk Kiara.

Kiara berbalik saat Orion keluar dari kamar. Dia langsung duduk ditepi ranjang. Dia mengacak-acak rambutnya.

"Dasar Kiara bodoh!" Dia merutuki dirinya sendiri akibat rasa kesalnya pada Sarah.

Harusnya dia bersikap biasa saja, tapi entah mengapa tidak bisa. Semakin ia memikirkan, semakin dirinya menjadi kesal.

......................

Malam kembali menjelang. Semenjak datang, Kiara belum keluar dari kamar. Dia perlahan keluar, melihat ke lantai bawah. Ada beberapa orang-orang baru yang belum ia lihat sama sekali. Ingin sekali dia turun, tapi dia urungkan. Karena dia melihat orang-orang itu sepertinya sedang rapat di ruang utama villa tersebut.

"Mereka siapa?" Kiara mengirim chat pada Orion. Tak butuh waktu lama Orion membalas,

"Aku sedang meeting. Kamu mau turun?"

"Tidak. Aku akan menunggu sampai kalian selesai."

Dengan malas, Kiara kembali menuju kamarnya. Sedangkan di bawah, Orion melihat keatas sebentar. Ia terfikirkan soal Kiara.

"Sarah, bisa kau memberi snack ini pada Kiara?" Orion menyodorkan kotak snack miliknya pada Sarah.

Sarah mengangguk, lalu menuju keatas. Suara pintu diketuk, Kiara keluar dengan semangat.

"Orion?" Kiara berlari semangat menuju pintu.

Saat dirinya membuka pintu dan melihat siapa yang ada didepan, semangatnya hilang seketika.

"Oh. Kamu." Suara Kiara kembali datar.

"Pak Orion menyuruh saya untuk memberikan ini pada anda." Sarah menyerahkan kotak snack tersebut pada Kiara. Kiara langsung mengambilnya.

"Terima kasih." Seusai menyudahi kalimatnya, Kiara langsung menutup pintu kembali.

Sarah yang terkejut hanya bisa mengangkat alis. Wajahnya menjadi gusar. Tak mau menghabiskan waktu, dia segera kembali turun.

Sudah jam tujuh malam. Meeting pertama hari ini berakhir cukup cepat. Dengan langkah yang lelah, Orion membuka pintu dan melihat Kiara rebahan diatas ranjang.

"Kau sudah selesai?" Kiara mendongak melihat kearah Orion.

"Ya. Hari ini sudah selesai. Padahal aku kira mereka akan datang besok. Besok aku harus bertemu dengan investor lainnya. Kau tidak apa-apa aku tinggal sendirian?" Tanya Orion sedikit khawatir.

"Tak apa. Aku baik-baik saja."

"Baiklah. Aku akan mandi dulu. Nanti kita turun untuk makan malam bersama ya." Orion beranjak menuju kamar mandi.

Kiara melongok sebentar, namun dia fokus pada ponselnya. Suara gemericik air dalam kamar mandir terdengar jelas. Didalam sana Orion sedang mandi. Beberapa menit berlalu, Orion melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk melingkari pinggangnya sampai atas lutut. Rambutnya masih basah akibat keramas barusan.

Kiara terperanjat melihat tiba-tiba Orion datang menghampirinya. Dia langsung terduduk bersikap waspada.

"Kamu mau ngapain?!" Kiara langsung mengambil bantal berusaha untuk menutupi tubuhnya.

Orion tersenyum. Melihat Kiara salah tingkah seperti ini membuatnya mempunyai sebuah ide untuk menjahili wanita tersebut. Orion makin mendekat, hingga berdiri tepat dihadapan Kiara.

Sedangkan Kiara meneguk ludah melihat badan yang hanya dilapisi handuk itu. Butiran bening menuruni rambutnya, melintasi dada bidang dan perut berotot sebelum akhirnya jatuh ke lantai.

"Kamu kenapa? Aku hanya mau mengambil ponselku" Orion perlahan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas dengan pandangan masih fokus pada Kiara.

Ia perlahan pergi dengan wajah penuh kemenangan. Senyum congkak Orion langsung terukir begitu ia mulai menjauh dari Kiara.

Wanita itu langsung melempar bantal hingga mengenai punggung Orion dan bergegas keluar kamar.

"Dasar cowok nggak guna!" Kiara berteriak keras sebelum pergi menghambur kearah pintu.

Orion yang bingung hanya bisa diam dan bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi.

......................

Saat makan malam, Kiara sengaja duduk menjauh dari Orion karena masih kesal dengan hal yang terjadi tadi. Namun, dirinya merasa terusik saat melihat Sarah duduk disebelah Orion. Bahkan beberapa kali melihat Sarah mengambilkan lauk untuk Orion. Membuat Kiara semakin kesal. Ia buru-buru menghabiskan makanannya.

"Aku sudah selesai." Kiara berdiri dan langsung berjalan cepat tanpa memperdulikan mereka.

Orion yang masih sisa banyak makanan di piringnya hanya mampu melihat Kiara berjalan pergi.

"Apa istri anda marah pada saya?" Suara Sarah lirih mencoba memperlihatkan kesedihan.

"Tidak, dia sepertinya marah padaku. Tak usah pedulikan, kau lanjut makan saja. Biar aku yang mengurusnya nanti." Orion dengan perasaan tidak enak mencoba melanjutkan makannya meski nafsunya sudah hilang.

Kiara terus meninju bantal. Dia sangat marah sekarang.

"Orion bodoh! Orion bodoh!" Seru Kiara.

Derit pintu terbuka, Orion melihat Kiara duduk di ranjang dengan rambut acak-acakan.

"Kiara?" Perlahan Orion menutup pintu dan duduk disamping Kiara.

"Kamu marah?" Orion berusaha membuka obrolan.

"Nggak." Jawabnya singkat.

Orion menghela nafas. Dia tau Kiara sedang marah padanya.

"Maaf jika aku membuatmu marah. Aku tidak bermaksud menggodamu seperti itu. Seharusnya aku lebih menghargai dan memeberi jarak antara kita." Nada bicara Orion begitu tenang. Dia tak mau membuat istrinya semakin marah lagi.

"Aku nggak suka. Terus, aku juga nggak suka sama si Sarah sarah itu." Kiara mengaku.

"Kenapa? Apa dia jahat padamu?"

Kiara menggeleng pelan. Dia tak mungkin bicara jika dirinya tak suka jika Sarah selalu dekat dengan Orion. Apalagi hubungannya dengan Orion hanya sebatas rekan kontrak.

"Lalu dia kenapa?"

"Entahlah, aku nggak suka lihat sikapnya yang kayak centil begitu."

Orion tertawa pelan. Tanpa sadar tangannya mengobrak-abrik rambut Kiara gemas.

"Dia hanya rekan kerja. Kau tak perlu khawatir itu. Tidurlah. Aku akan tidur di sofa sana." Orion beranjak pergi menuju sofa sudut ruangan. Tak lupa dia membawa satu bantal untuknya.

Kiara hanya bisa diam. Sedikit beban di hatinya hilang saat Orion berucap jika Sarah hanya rekan, tak lebih. Tapi tetap saja, rasa khawatir yang aneh itu tak hilang sepenuhnya.

Orion sudah terlihat tertidur di sofa. Sedangkan dia masih berfikir mengapa dia terus merasa kesal seharian ini. Ini tidak mungkin sebuah rasa cemburu bukan?

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!