“Menikahlah denganku, Kang!”
“Apa untungnya untukku?”
“Kegadisanku, aku dengar Kang Saga suka 'perawan' kan? Akang bisa dapatkan itu, tapi syaratnya kita nikah dulu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya Hamil
Di depan, Laras melangkah maju mendekati mereka.
“Pak Penghulu!” serunya. “Saya Laras! Saya pacarnya A Satya! Kami masih ada komitmen. Pernikahan ini tidak bisa begitu saja dilanjutkan!”
“Enggak. Ini pasti salah paham," ucap Satya gugup. "Laras, kamu apa sih? Jangan bikin malu!” hardiknya. Dia terus melirik orang-orang yang ada di sana, yang saling berbisik entah membicarakan apa.
"Ini bukan salah paham!" Laras menggeleng keras, rambutnya ikut bergoyang. “Kamu yang bikin malu, A! Kamu janji mau jelasin semuanya sama keluarga kamu! Kamu janji mau bertanggung jawab!”
"Langsung ke intinya aja, Laras," ucap Naura. "Mumpung banyak saksi, biar pacar kamu enggak kabur." Naura menarik ujung bibirnya, setelah itu duduk di salah satu kursi dan tidak lagi menatap orang-orang itu.
"Bu ...." Nanda menghampari Bu Windi. "Kenapa jadi kayak gini?"
"Ibu juga enggak tahu, Nak. Kamu yang sabar, ya. Ini pasti cuma salah paham."
Naura kembali menarik ujung bibirnya. Orang-orang ini, mereka memang sulit menerima fakta.
Bisik-bisik para tamu semakin riuh. Mereka semua membicarakan Laras yang bicara sembarangan, ya itu menurut mereka.
"A Satya udah janji mau tanggung jawab. Aku ke sini cuma mau minta hak aku. Dan calon anakku."
"Laras stop!" marah Satya. Dia buru-buru mencengkram lengannya, menatapnya dengan tatapan tajam. "Kita keluar sekarang juga, di sini banyak orang, jangan membuat malu keluargaku, Laras."
"Aku enggak mau. Kamu pembohong, kalau aku pergi kamu akan tetap melanjutkan pernikahan ini."
"Iya ... Lagi pula orang-orang teh nggak bakal percaya sama kamu atuh, pernikahan ini udah disiapin dari lama dan kamu tiba-tiba datang mau gagalin pernikahan saya sama Nanda, kamu pikir orang-orang akan percaya sama kamu?"
"Iya!" bentak Laras sambil menepis tangan Satya. Matanya memerah dan kedua tangannya mengepal sangat kuat. Dia menatap lekat Satya, tak sama sekali memberikan ampun.
"Mereka bakal percaya, Aku punya bukti tentang hubungan kita selama ini, A! Aku punya bukti kalau ...."
"Diam, aku bilang kita bicara di luar, Laras...." Tangan Satya mencengkram lengan Laras sangat kuat. Dia hendak menyeret Laras tapi ....
Brak!
Suara itu berasal dari tangan Pak Mustafa yang menggebrak meja dengan keras. Semua orang terdiam, begitupun dengan Satya yang semakin ketakutan.
Dia tidak bisa membuat masalah sekarang, dia belum mendapatkan warisan dari kakeknya, kalau sampai kakeknya marah sudah pasti hidup Satya akan menderita.
“Apa ini? Satya? Laras? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Pak Mustafa.
Bu Nining menjadi panik. “Pak… jangan dengerin perempuan itu! Dia cuma cari sensasi! Satya anak baik-baik, mana mungkin dia mainin perempuan!”
“Bohong!” Laras menjerit sambil menunjuk Satya. “Dia yang datang ke rumah saya! Dia yang minta saya diam sampai acara ini selesai!”
“Kamu GILA, Laras!” bentak Satya.
“Aku nggak gila!” Laras menghempaskan tangan Satya kemudian memukul dada Satya. “Yang gila itu kamu! Kamu tega ninggalin aku begitu aja!”
“Teh…,” bisik Nanda memanggil Naura, suaranya hampir hilang dan air mata mengalir deras dari pelupuk matanya.
Naura menarik napas panjang dan akhirnya menoleh pada Nanda.
“Tenang,” katanya. Bu Windi mengangguk juga dan meminta Nanda untuk kembali duduk.
Derik berikutnya, Bu Windi melirik ke arah Naura, melihat anaknya yang tampak biasa-biasa saja. Berarti dia sudah tahu kalau Satya pacaran dengan Laras? Tapi Laras itu sahabat Naura. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini.
"Nak Laras," panggil Pak Mustafa. Pria yang sudah tidak muda lagi itu menggeser Satya dengan keras. "Saya minta maaf kalau misalnya cucu saya kasih kamu harapan palsu, tapi ... Sekarang dia mau nikah, acaranya mau dimulai. Mempelai wanita sudah menunggu, Nak. Kamu pulang dulu, ya. Nanti kita ngobrol lagi."
"Enggak bisa." Laras menggelengkan kepalanya. "Saya bukan tidak mau, Pak. Saya benar-benar tidak bisa. Saya ...." Laras mulai terisak. Dia mengambil sesuatu dari tasnya dan meletakan itu di tangan kakek Mustafa. "Saya hamil, Kek."
hahaaaa jahat ny AQ🤭
lanjut lah kak othor,,💪🥰
resiko anak cantik ya Nau JD gerak dikit JD tontonan...
😄😄😄🤭
Nanda kah... entah lah hanya emk yg tau ..