NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:251.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang cocok?

Devan membeku di tempat. Rasanya napasnya hilang selama tiga detik penuh. Gauri duduk begitu saja di pangkuannya, tanpa rasa bersalah, tanpa ragu, tanpa sadar bahwa tindakannya bisa membuat tiga pria dewasa di ruangan itu kehilangan kewarasan. Kelakuan gadis itu persis seperti tadi siang, di sekolah.

Agam ternganga, kepalanya bergerak pelan ke arah Gino, seolah meminta konfirmasi apakah yang mereka lihat ini nyata. Gino hanya mengangguk dengan wajah merah menahan tawa, dada terguncang-guncang.

"Van …" suara Gino tercekat.

"Dia… dia beneran nempel kayak lem… di pahamu.

Devan menutup mata sebentar, menahan diri untuk tidak mengeluarkan sumpah serapahnya. Ia ingat pernah bilang gadis itu jalang, entah kenapa ia menyesalinya sekarang.  Gauri makin menggeliat, merapatkan tubuhnya seperti anak kucing yang menemukan tempat favoritnya.

"Gauri …" untuk pertama kalinya Devan menyebut nama itu. Ia mencoba bicara serendah mungkin.

"Tolong … jangan begini."

Gauri menggeleng.

"Gauri suka di sini …" ucapnya sambil menyenggol leher Devan dengan ujung hidungnya, mengendus seperti mencari sesuatu.

"Susu… susu… enaaak…" gumamnya lagi, dan Devan sungguh tidak dapat berkata-kata lagi.

Gino langsung terbatuk-batuk saking kuatnya menahan tawa.

"Susu?! Van?! SERIUS?! Demi apa? HAHAHA, kamu pake parfum bau susu?!"

Devan ingin melempar gelas kosong ke wajah sahabatnya itu.

"Itu bukan susu," desis Devan dengan rahang mengeras.

"Itu … vanilla milk musk. Limited edition. Parfum eksperimenku." sikapnya memang datar, tapi bisa tantrum juga kalau di ledek sahabat sendiri.

Gino menyeka air mata tawa.

"Bro. Sama aja. Bocah itu nempel gara-gara kamu wangi kayak permen susu."

Agam masih tak bergerak, melihat Gauri yang memeluk leher Devan erat, seolah pria itu adalah bantal kesayangan yang tak boleh direbut siapa pun. Ini pertama kalinya, dia melihat Gauri menempel pada orang lain, selain dia dan Ares. Bahkan pada dia mau pun Ares, menempelnya tidak sebegitunya.

"Gauri …" Agam mencoba memanggil lembut,

"Kembali ke sini dulu, ya. Jangan ..."

Tapi Gauri menggeleng cepat dan memeluk Devan makin erat.

"Enggak mau. Ini susu Gauri…" katanya. Agam ingin teriak kalau dia bukan susu. Sayangnya dia tidak bisa, mengingat kondisi gadis ini.

"Gam, tolong. Ambil dia. Gimana caranya, kau pikirkan saja sendiri." ujar Devan menatap Agam dengan wajah frustasinya.

Gino masih tertawa. Dan Agam, ibu jari dan telunjuknya mengusap dagunya seakan sedang berpikir kenapa Gauri bisa suka sekali menempel pada sahabatnya itu. Lalu ia tersenyum. Kalau Gauri nempel gitu sama Devan, dia bisa manfaatin kesempatan itu buat bikin Devan jaga Gauri juga. Biar bebannya sedikit lebih ringan. Bukannya capek urus Gauri, kadang dia ada operasi berat, dan Ares kadang tidak bisa membuat tantrum Gauri berhenti, kalau tantrum-nya sudah parah. Devan mungkin bisa. Lihat tingkah Gauri, caranya menempel pada Devan ... Membuat Agam makin yakin.

"Gam …" Devan menatap Agam lagi, nada suaranya campuran antara frustasi dan keputusasaan. Sesekali tubuhnya sedikit merinding karena hidung Gauri yang terus menggesek lehernya, mengendus-endus seperti anak kucing mencari susu beneran.

"Kenapa bengong? Ambil dia, dong. Atau aku mati kaku di sini."

Agam tidak menjawab. Senyumnya malah makin lebar, senyum licik yang membuat Devan langsung merasa curiga

"Apa?" tanya Devan penuh curiga.

Agam menyilangkan tangan, menatap Gauri yang meringkuk nyaman di pangkuan Devan seperti benda kepemilikan pribadi.

"Aku cuma mikir," ujarnya pelan,

"Mungkin kamu … cocok."

"APA YANG COCOK?!" Devan hampir bangkit, tapi Gauri langsung mengeratkan pelukannya, membuatnya harus duduk lagi dengan pasrah.

Agam menahan tawa.

"Kau, Gauri, situasi ini. Dia nyaman banget sama kamu. Ini jarang, Van. Bahkan ke Ares aja dan aku aja dia nggak pernah meluk-meluk sampe ngendus begitu. Tapi sama kamu? Nempel begitu?"

"Aku wangi susu! Itu alasan paling tidak ilmiah yang pernah ada," protes Devan dengan suara tertahan.

"Dan aku bukan pengasuh! Aku bukan sapi perah berjalan! Agam, ambil dia sekarang, sebelum ..."

Agam terkekeh. Akhirnya berdiri.

Namun saat ia maju satu langkah, tangan Gauri mencengkeram kerah baju Devan, tubuhnya menegang, dan suara panik kecil keluar dari tenggorokannya.

"Jangan ambil …" bisiknya ketakutan.

Agam langsung berhenti. Wajahnya melunak.

"Lihat?" ujarnya pelan.

'Dia nggak mau pisah dari kamu."

Devan memejamkan mata. Napasnya keluar panjang. Gino yang sudah tenang lima persen, mencondongkan tubuh sambil memegang perutnya.

"Van… kalau kamu protes lagi, aku sumpahin parfum susu kamu bakal diproduksi massal dan dijual sebagai pheromone khusus bayi terlantar."

"GINO, DIAM."

Gauri, masih meringkuk, menggumam pelan, suaranya lembut dan jujur.

"Gauri suka di sini … aman… hangat. Kayak mama,"

Kata itu, aman, hangat, kayak mama membuat ketiganya diam.

Agam memandang Devan dalam-dalam. Kali ini dia serius. Agam berubah agak emosional mendengar Gauri menyebut kata mama.

"Van," katanya pelan,

"Dia jarang merasa aman. Dan kalau dia sudah menemukan orang yang bikin dia begitu … sulit dilepas. Setidaknya biarkan dia sampai tertidur dulu.

Devan menatap gadis itu, yang kini tertidur setengah, memeluknya seolah ia adalah tempat berlindung.

Dan untuk pertama kalinya hari itu … Devan tidak tahu harus lari, marah, atau … menerima. Dia pun membiarkan Gauri tertidur lagi di pelukannya. Sudah dua kali. Tubuh Devan mulai relaks, tidak tegang seperti tadi, dan ... mulai menerima Gauri yang terus ingin lengket padanya.

Gino menatap Gauri, lalu menatap Agam.

"Gam, gadis itu ...?" Gino mulai bisa membaca keadaan Gauri. Jelas kelakuan gadis itu bukan seperti gadis yang normal di matanya.

Agam menarik nafas panjang.

"Dia adik Gretta, tunanganku yang sudah meninggal." suara Agam berat sekali mengatakan kalimat itu.

Ruangan berubah hening.

"Hanya dia satu-satunya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Seluruh keluarganya meninggal. Termasuk tunanganku. Saat saat dan mengetahui seluruh keluarganya sudah tidak ada, dia mengalami trauma berat, kondisi mentalnya terganggu. Seperti yang kalian lihat tadi, usianya memang sudah delapan belas tahun, tapi pikirannya seperti anak usia enam tahun. Kalau tantrum, dia bisa melakukan apa saja, termasuk melukai dirinya sendiri."

Agam menelan ludahnya, suaranya lirih tapi mantap. Sesekali ia menatap Gauri dengan wajah sedih. Devan dan Gino masih terdiam mencerna semua kata-kata Agam.

Devan menundukkan kepala menatap gadis yang tampak damai tidur dalam pelukannya itu. Sekarang ia mengerti, kenapa gadis ini jadi seperti ini. Tanpa sadar tangannya terangkat mengusap-usap lembut kepala Gauri.

Ia dan Gino melihat Agam berdiri dan keluar menuju balkon, entah menangis atau apa, pria itu mungkin mengingat tunangannya yang sudah meninggal, dan keadaan Gauri sekarang.

Gino menelan ludah, ekspresinya berubah muram.

"Kasihan juga, ya… Agam."

Devan hanya mengangguk tipis, matanya mengikuti punggung Agam yang menghilang di balik tirai kaca. Suara pintu balkon tertutup pelan, menciptakan jarak yang terasa lebih berat daripada udara malam di luar.

"Lebih kasihan gadis itu," ucap Gino lagi.

Dalam pelukan Devan, Gauri bergerak kecil, seperti memastikan dirinya masih berada dalam tempat aman itu. Devan menahan napas, takut membuat gadis itu terbangun. Tangannya kembali mengusap kepala Gauri, refleks yang bahkan tidak ia sadari.

1
DC
keren
sum mia
kebusukanmu pasti bakal terbongkar Diana . tunggu aja....

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
ari sachio
orng punya harta aja masih kudu nyari itupun datangya cm sebln sekali dan ngais rezekinya aja di t4nya gauri.masih sempet2nya niat d berbuat tdk baik ma gauri.bahkan ampe mo ngilangin nyawa gauri.situ duity msh berseri gitu...jd g takut kehilangn pekerjaan d mjd penghuni sel gituu? yakin masa depan km akn lbh cerah d msh bs pamerin brg bermerek d kehdpnmu yg kau paksakn wahhh di mata orang ke sana sini gituuu? ...yakin devan bakal milih loh??? HERMAN AKU ...

MENDING INSAF DAN HILANGIN AMBISIMU WAT MILIKI DEVAN.DEVANYA AJA G MAU MA ELOH...
Ita rahmawati
saatnya devan tau 😂😂
nyaks 💜
ngaku gak??
Anonim
Gauri masih ingat kalau di tinggal mama, papa, dan kakaknya. Sampai bonekanya juga dibilang hidup lagi, nggak tenggelam.
Apa mereka kecelakaannya tenggelam ya.

Sari - curiga sama Diana. Apa lagi Sari mendapat video dari ponsel Bram - Diana masuk ke area kolam - di jam yang sama ketika Gauri jatoh ke kolam. Semakin layak dan pantas dicurigai.

Bukan hanya tidak melihat Gauri jatoh, Sari... Tapi Diana yang mendorong - gitu lho Sari 😁

Devan.... kemarahanmu kek apa ini nanti ??? Bayangin dululah 🤔
Ny Rudi Harianto
si ular sebijik ini ya....😡😡😡
kudu kau rasa nya
Cristella Tella
bgus... moga segera tau diana yg dorong gauri
Herman Lim
mampossss kena kau Diana jgn harap BS ngajar lagi yg ada kamu bakalan ga di Terima dimn pun kau ingin kerj
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀J💜⃞⃟𝓛§𝆺𝅥⃝©Adinѕ⍣⃝✰
hayo bikin alasan yg masuk akal agar Devan dan sari percaya,, tpi sayang nya dg keceplosan mu mereka GK akan percaya
~HartiWyn_Dee_
hayooolooohhh mau ngelak gimana lagi km Diana sedang bukti udah di tangan Devan cepat Devan cecar terus sampai ngaku
lantol
ngopi thor
Desyi Alawiyah
Ngaku aja Diana...
Desyi Alawiyah
Nah, itu kamu ngaku sendiri.. Padahal Sari belum bilang apa-apa loh 😯😯😯
Desyi Alawiyah
Mungkin karna yang ngasih itu kamu, Van... 🤭
Arin
Devan gak mau noleh ke kamu Diana....tapi masih aja sok kenal dekat dan sok kecantikan. Profesimu gak mencerminkan tindakan mu kepada Gauri. Bukan dengan welas asih merangkul dia yang punya kekurangan. Malah dengan egoisnya ingin menyingkirkan dia si pewaris tempatmu mengajar, karena Gauri dekat dengan Devan. Jika sudah ketahuan begini... apa semakin Devan mau menoleh kepadamu??? Paling juga semakin menjauh.........
Shinta Saputri
Mampuslah kamu Diana. Tinggal sejalan lagi perbuatanmu akan ketahuan. Dan kamu akan menanggung akibatnya😂😂😂😂😂
Ilfa Yarni
mampus ketahuan kan kau tp aku penasaran Bram dapat video darimana ya ayo devan cecar trus diana emang, dia yg dorong gauri
vj'z tri
apa perlu kita lapor ke Bu Susi biar ulat 1 ini di tenggelamkan di laut 😁😁😁
faridah ida
udah ngaku aja kamu Diana ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!