Aku Bukan Dia

Di warung bakso dekat perumahan Stevi tinggal , terlihat Bu Mar yang sedang asyik menikmati bakso special. Menunggu kabar dari Farhan yang tidak ada kelanjutannya, Bu Mar memberanikan diri untuk mencari informasi lebih keberadaan Candy anaknya.

Siang itu Stevi juga berencana makan bakso favoritnya. Sampai di warung, Dia memesan bakso special yang biasa di pesannya.

"Bang bakso seperti biasa ya!"

Bangku yang terlihat begitu penuh dengan pembeli , membuat Stevi tidak leluasa untuk mencari meja yang nyaman. Saat pandangan Stevi terarah pada meja Bu Mar yang masih ada satu bangku kosong, Dia langsung menuju ke sana.

Setelah duduk, tidak lama pesanan bakso special Stevi datang. Dengan ramah pelayan meletakkan bakso di meja depan Stevi.

"Kak... bakso sudah siap santap!"

"Makasih...!"

Sesuai selera Stevi, Dia menambahi kecap dan sambal dua sendok. Kebetulan Stevi suka makanan pedas.

Ditengah Dia menikmati bakso yang lumayan pedasnya itu, Stevi sampai kesedak dan batuk-batuk. Melihat Stevi yang memerah wajahnya karena tersedak, Bu Mar mendekat dan menawarkan gelas minumannya yang masih utuh.

"Nak... pelan-pelan makannya, ini minum airnya ibu dulu, es pesanan kamu belum datang kan?"

Tanpa melihat wajah Bu Mar, Stevi segera meneguk minuman yang di berikannya.

"Glek... glek.... "

Setelah merasa lebih nyaman, Dia menoleh ke arah Bu Mar.

"Makasih ya Bu, sudah nolong aku!"

Bu Mar tak berkedip melihat Stevi yang sedang mengajaknya berbicara. Melihat Bu Mar yang memandangnya tanpa putus, Stevi jadi bingung.

"Ibu gak papa kan?.... Bu... apa Ibu baik-baik saja?"

Karena masih terlihat bengong, Stevi menepuk pundak Bu Mar.

"Bu... makasih!"

Bu Mar menjadi kaget dan lebih mendekat lagi ke bangku Stevi duduk.

"Nak, nama kamu siapa? kamu mirip sekali dengan seseorang yang ibu kenal."

Stevi yang tadinya mau melanjutkan makan, Dia terhenti karena ucapan Bu Mar.

"Saya Stevina Aliando Bu..., memangnya saya mirip dengan siapa?"

Sambil menikmati bakso, mereka akhirnya saling kenal dan ngobrol.

"Namanya Candy Nak, Dia temen dari kerabat jauh Ibu."

Stevi diam sejenak, Dia mengingat-ingat nama yang pernah didengar sebelumnya.

"(apa mungkin Candy yang dimaksud sama dengan Candy modelnya Laras ya?")

"Rumah Ibu apa di sekitar sini?"

Bu Mar menjadi gugup dengan pertanyaan Stevi. Dia bingung kalau mau tanya tentang keluarga Dr. Darmo ke Stevi apakah ada jawaban atau malah bingung.

"Ibu ke mari sebenarnya ingin ke rumah Dr Darmo yang tinggal di perumahan sebelah."

Stevi semakin cepat makan baksonya, Dia penasaran kenapa Bu Mar ingin ke rumahnya.

"Ibu mau ke rumah Dr. Darmo ada kepentingan apa?"

"Nak, kalau kamu ngerti tentang keluarga Dr. Darmo, bisakah kamu memberi info ke Ibu?"

Bu Mar memegang tangan Stevi yang berada diatas meja.

Keduanya merasakan sesuatu yang aneh saat tangan mereka saling memegang.

"(Kenapa saat tangan Ibu ini memegangku, aku merasakan getaran yang berbeda, seolah mendapatkan kehangatan dari seorang ibu)"

"(siapa anak ini sebenarnya, kenapa aku merasa begitu dekat, apa karena aku sangat merindukan anakku yang hilang?)"

Tersadar dengan rasa masing-masing, mereka saling melepaskan tangan.

"Ibu kalau mau tahu tentang keluarga Dr. Darmo kita pindah ke taman depan sana saja, siapa tahu saya bisa bantu Ibu."

Mendengar tawaran dari Stevi, Bu Mar pun mengangguk cepat.

"Baik Nak, saya ikut kamu!"

Dengan motornya Stevi membawa Bu Mar ke taman dekat perumahan.

"Bu duduklah di sini dan ceritakan padaku apa yang mau Ibu tahu dari keluarga Dr. Darmo."

Bu Mar duduk di kursi taman dekat ayunan.

"Nak... saya panggil kamu siapa biar terdengar lebih enak?"

Sambil duduk mendekati Bu Mar Stevi tersenyum melihat betapa ademnya wajah seorang Ibu yang baru Dia kenal.

"Bu... mau panggil Stev gak papa, aliando juga gak papa, lebih nyaman yang mana buat ibu."

Terdiamnya Bu Mar karena sedang membandingkan antara Candy dan Stevi. Kalau Candy jelas sekali Dia seorang wanita tapi kelakuan seperti pria, sedangkan Stevi Dia seorang pria tapi terlihat lembut dan gemulai.

"Bagaimana kalau Ibu panggil kamu Candra?"

Sontak Stevi tertawa lepas mendengar nama yang disebutkan Bu Mar.

"Bu... nama aku gak ada Candranya, koq bisa Ibu mau panggil aku Candra?"

Dengan sedikit menundukan kepala, Bu Mar meminta maaf ke Stevi.

"Maafin Ibu, mungkin karena terbawa naluri sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya cukup lama."

"Maksut tujuan Ibu ke rumah Dr Darmo untuk mencari anak Ibu yang hilang?"

Stevi lebih tertarik lagi dengan cerita Bu Mar.

"Iya Nak, dari lahir Ibu belum sempat melihat anak perempuan Ibu. Kabar yang Ibu terima begitu anak perempuan Ibu lahir di bawa ke rumah Dr, Darmo."

Dengan wajah sedihnya, Bu Mar bercerita sedikit tentang apa yang Dia tahu saja.

"Maksut Ibu anak perempuannya di adopsi keluarga Dr Darmo?"

Stevi memperjelas lagi ucapan dari Bu Mar.

"Aku tidak tahu juga Nak, tapi Ibu merasakan kalau anak Ibu ada di rumah itu!"

Stevi terdiam tanpa kata, Dia merasa bingung dengan kebenarannya selama ini.

"(Bukankah anak angkat Mama itu aku bukan Laras? apa mungkin Laras sebenarnya anak Bu mar?)"

Dengan memegang kedua pelipis kepalanya , Stevi merasakan sedikit pening mendengar cerita Bu Mar.