NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22: Wajah Tanpa Topeng

Di sudut taman Istana Jinluan, Pei Yuanjing berdiri menatap keributan dalam diam. Bulu matanya yang lentik bergerak naik turun, matanya yang indah itu menatap lurus sekelompok wanita yang sedang berkerumun di dekat aula utama. Tangannya terjalin di belakang tubuh.

“Paman, mereka sedang ribut. Kau tidak berencana datang untuk melerai?”

Pei Ziyan ikut menatap keributan itu di samping Pei Yuanjing. Ah, pertengkaran wanita selalu terjadi di mana-mana. Tak terkecuali di istana sekalipun.

Pei Ziyan heran mengapa makhluk bernama wanita itu begitu suka meributkan sesuatu, yang pada akhirnya sering berakhir sia-sia dan merugikan diri sendiri.

“Yang Mulia, diam saja kalau sedang menonton.”

Bukankah terakhir kali mereka juga menikmatinya dalam diam?

Shu Mengli diadili dan disaksikan oleh mereka. Kalau saja orang itu tahu bahwa dua penonton misterius yang muncul di aula Kediaman Shu adalah Pei Yuanjing dan Pei Ziyan, dia pasti sangat malu dan tidak lagi punya muka untuk muncul di depan umum.

Tapi, gadis hijau lumut itu tidak tahu cara bertobat. Dengan memanfaatkan Shen Jia, dia berpikir bisa menjatuhkan Shu Yue melalui opini publik.

Tapi dia lupa bahwa Shu Yue-lah yang membuatnya jatuh ke titik ini. Shen Jia tidak punya kualifikasi sebagus Shu Yue. Jelas mereka bukan tandingan Shu Yue.

“Ah… Pamanku benar-benar tidak punya kepekaan hati.”

Pei Ziyan menggelengkan kepalanya, merasa lelah melihat sikap pamannya yang dingin itu. Kadang ia penasaran mengapa orang seperti pamannya yang tidak suka memikirkan urusan perasaan antara pria dan wanita itu justru bisa kehilangan kendali ketika Ruan Shu Yue yang jelas merupakan istri orang lain meninggal.

“Jangan mengganggu kesenangan kakakmu. Biarkan dia bersenang-senang dengan teman barunya.”

“Kakakku memang punya kemampuan. Dalam beberapa saat sudah berteman dengan Kakak Cantik dari Keluarga Shu. Paman, kau kalah dari kakak. Kau tidak bisa bicara begitu dekat dan begitu santai dengan Kakak Shu.”

“Yang Mulia, apakah mulutmu sedang pahit? Aku membawa permen untukmu. Makanlah agar lidahmu lentur dan tidak kaku.”

“Permen? Berikan padaku!”

Pei Ziyan jadi antusias begitu mendengar kata permen. Dia paling suka makanan manis. Pei Yuanjing pernah bertanya padanya, mengapa keponakannya itu begitu suka makanan manis.

Lalu, jawaban Pei Ziyan berhasil membuat hati Pei Yuanjing seperti disiram air hangat, yang kehangatannya menjalar hingga ke bagian terdalam hatinya. Saat itu, Pei Ziyan berkata bahwa hidup sudah pahit, maka butuh makanan manis untuk menghilangkan sedikit kepahitan itu.

“Paman, mana permennya? Jangan-jangan kau bohong? Paman, kau tidak boleh membohongi anak kecil!”

“Aku tidak berbohong. Permenmu ada di sana,” ucap Pei Yuanjing sambil menunjuk arah keberadaan Shu Yue dan Pei Zhaoning.

“Yang Mulia, ayo, kita ambil permenmu sekarang.”

“Gendong aku!”

Pei Yuanjing tidak berdaya. Ia menggendong Pei Ziyan di punggungnya, berjalan menuruni tangga menuju Aula Jinluan.

Para wanita itu sepertinya sudah menyelesaikan pertengkaran mereka dan membubarkan diri. Dalam sekejap, mereka sudah duduk di Aula Jinluan bersama keluarga mereka.

“Kaisar tiba! Pangeran Xuan tiba!” suara bulat Xiao Lizi menggema, membuat semua orang yang hadir di Aula Jinluan berdiri penuh hormat.

Pei Yuanjing dan Pei Ziyan kemudian duduk di kursi utama yang menghadap langsung ke arah taman utama Istana Jinluan.

Dari sana, keduanya bisa melihat jelas siapa saja orang yang hadir hari ini. Setelah dipersilakan duduk, semua tamu perjamuan baru berani duduk.

Jajaran menteri tinggi dan keluarganya ditempatkan di barisan depan yang saling berhadapan. Di setiap tempat duduk terdapat sebuah meja kaki pendek untuk menyimpan hidangan.

Bantalan duduk sangat empuk. Aroma dupa cendana yang sangat mahal menyebar ke seluruh ruangan.

Shu Yue juga duduk di barisan kedua, tepat di belakang Nyonya Shu dan Tuan Shu. Di sebelahnya adalah kursi untuk Shu Mengli.

Namun si bodoh itu malah memilih duduk di dekat Shen Jia, menempelinya seperti benalu. Mungkin dia malu karena Pei Zhaoning membuatnya berganti baju. Sekarang dia dipaksa memakai gaun yang terbuat dari karung bekas wadah beras dan gandum

Shu Yue tidak menyia-nyiakannya, ia menggunakan tempat kosong itu untuk menyimpan kotak makanan yang dibawanya dari kediaman.

Shu Yue mendongak, menatap Kaisar Muda yang berulang tahun hari ini. Namun, dia malah tertegun saat matanya melihat sosok pria yang duduk di samping Kaisar.

Hari ini Pei Yuanjing tidak memakai topeng. Separuh wajah yang biasanya tertutup kini menjadi sempurna.

Pei Yuanjing ternyata memang sangat tampan. Alisnya yang hitam melengkung menggambarkan ketegasan. Hidungnya mancung dan bibirnya itu merah muda alami.

Tidak ada noda di wajah itu. Cahaya matanya memancar, menimbulkan kesan dingin namun juga hangat jika dirasakan dengan hati-hati.

Ini pertama kalinya Shu Yue melihat wajahnya sedekat itu. Di kehidupan sebelumnya, pertemuan mereka sangat jarang.

Kalau bertemu pun, Shu Yue selalu menundukkan kepala karena tidak berani melihat langsung, khawatir disebut tidak sopan dan berakhir dihukum.

Shu Yue entah mengapa merasa sangat teduh melihat wajah Pei Yuanjing. Dengan wajah setampan dan setenang itu, seharusnya Pei Yuanjing sudah menikah dan punya banyak istri cantik.

Dia punya kekuasaan dan kekuatan, merupakan kandidat impian suami para gadis Jingdu. Namun sampai hari ini, Pei Yuanjing masih lajang. Setiap kali didesak menikah, dia akan beralasan ingin fokus memimpin pengadilan dan mendidik Kaisar Muda.

“Paman, kau membuat Kakak Cantik terkejut. Sudah kubilang jangan sering menggunakan topeng saat keluar istana.”

Pei Yuanjing langsung mengalihkan pandangan ke tempat duduk Shu Yue. Kebetulan, gadis itu juga sedang menatapnya.

Pandangan mereka bertemu dan keduanya terdiam selama beberapa detik. Ada perasaan teduh yang muncul tanpa disadari dalam hati mereka.

Shu Yue sangat cantik hari ini. Gaun merah mudanya itu membuatnya terlihat seperti seorang gadis dengan kecantikan paling murni.

Kalau saja ditemukan dan dirawat lebih awal, dia akan jadi permata paling disukai di Jingdu. Shu Yue seperti berlian di tengah batu giok kualitas biasa.

Gadis itu menunduk setelah beberapa saat. Pei Yuanjing tersenyum tipis, menghirup aroma teh Longjing yang harum dan menenangkan.

Yah, Shu Yue pasti terkejut karena hari ini dia melihat Pei Yuanjing tidak memakai topeng di wajahnya. Tidak mengherankan kalau sedari tadi dia diam-diam memperhatikannya.

“Makan saja makananmu. Makanan pun tidak bisa membuatmu berhenti bicara,” ucap Pei Yuanjing sambil menambahkan sepotong daging angsa ke mangkuk makan Pei Ziyan.

“Aku masih anak-anak dan sedang dalam masa pertumbuhan. Harus lebih melatih keterampilan bicara. Selain itu, bukankah Paman sendiri yang berkata kalau aku harus banyak berlatih?”

Ya, tapi bukan dengan cara seperti ini, pikir Pei Yuanjing. Ia hanya menggelengkan kepalanya pasrah. Musik dan tarian kemudian disajikan bersamaan dengan makanan dan minuman dari menu utama perjamuan.

Para tamu juga mengobrol dengan ringan dan santai. Aula Jinluan jadi terasa hidup.

Pei Yuanjing lalu melihat Ling Baichen baru tiba dan duduk di dekat Shen Jia secara diam-diam. Orang tak tahu malu itu dengan santainya berbincang dengan beberapa orang seolah dia sudah tiba sejak lama.

Kulit wajahnya pasti sangat tebal. Padahal, Pei Yuanjing baru saja selesai menegurnya dan membebaskannya dari kurungan.

“Yang Mulia, aku mau mencari udara segar. Di sini agak pengap.”

“Bilang saja kau tidak mau melihat Adipati Muda Ling. Paman, lain kali pilihlah waktu yang tepat untuk menyembunyikan emosimu.”

“Yang Mulia sangat pandai membaca raut wajah orang.”

“Seorang Kaisar harus bisa menilai walau hanya melihat wajah. Itu yang diajarkan olehmu padaku. Silakan saja kalau kau mau pergi, tapi aku ikut denganmu.”

Sebelum sempat menolak, Pei Ziyan sudah lebih dulu menghentikan pertunjukkan tarian dan membuat semua orang menatapnya dengan serius.

Kaisar Muda tiba-tiba menghentikan perjamuan, apakah ada sesuatu yang salah?

“Aku lelah. Kalian bersenang-senanglah. Paman, mari pergi.”

Pei Yuanjing kembali menggendong Pei Ziyan meninggalkan Aula Jinluan. Melihat kedua leluhur kecil itu pergi, Shu Yue langsung menyuruh Xiaohe mengambil kotak makan dan pergi menyusul mereka.

Di sini dia merasa sangat sesak. Terutama sejak dia melihat kembali Ling Baichen, yang seolah tak memiliki dosa duduk mengobrol dengan orang lain.

Tapi, langkah Pei Yuanjing sangat lebar. Kakinya yang panjang itu bisa menempuh kecepatan melampaui orang biasa. Shu Yue sampai harus setengah berlari agar bisa mengejar mereka.

“Kedua Yang Mulia, tunggu sebentar!”

...****************...

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!