NovelToon NovelToon
Perjanjian

Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Pembantu
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Karena kesulitan ekonomi membuat Rustini pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu, tapi dia merasa heran karena ternyata setelah datang ke kota dia diharuskan menikah secara siri dengan majikannya.

Dia lebih heran lagi karena tugasnya adalah menyusui bayi, padahal dia masih gadis dan belum pernah melahirkan.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

Perjanjian apa yang sebenarnya dituliskan oleh Jarwo?

Bayi apa sebenarnya yang harus disusui oleh Rustini?

Gas baca, jangan lupa follow Mak Othor agar tak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Bab 23

Malam ini Rustini duduk sambil menatap uang dan juga emas yang sudah diberikan oleh Jarwo dan juga Ratih, uang itu sangat banyak. Emasnya juga banyak, Rustini jadi berpikir untuk menjual semua emas itu dan membawa bapaknya untuk tinggal di tempat lain.

Namun, untuk sementara waktu dia tidak berani pulang karena takut Ratih dan juga Jarwo akan pergi ke kampung halamannya. Karena dia mendengar sendiri kalau keduanya akan mencari Rustini, bahkan Ratih berkata akan membunuh ayahnya kalau benar-benar menemukan dirinya ada di sana.

"Aku harus bagaimana, ya Allah?"

Wanita itu kini berada di dalam kontrakan sepetak, kontrakan kecil berukuran dua kali tiga meter. Kontrakan dari triplek yang murah, Rustini sudah menemui mak Atun. Wanita paruh baya itu berkata kalau Rustini sudah boleh bekerja mulai besok, tugasnya adalah mencuci piring dan memotong sayuran.

"Semoga saja bapak dan bude baik-baik saja," ujar Rustini.

Wanita itu lalu berusaha untuk memejamkan matanya, dia berharap kalau kehidupannya setelah ini akan baik-baik saja.

***

"Semua barang sudah siap, Yang?" tanya Ratih.

Dia menatap suaminya yang sedang merapikan barang-barang ke dalam mobilnya, pria itu menolehkan wajahnya ke arah istrinya lalu tersenyum.

"Udah," jawab Jarwo.

"Kamu jangan lama-lama di kampungnya Tini, nanti gak bisa nyari duit."

"Iya," jawab Jarwo.

Jarwo memutuskan untuk pergi ke kampung halaman Rustini, karena dia ditugaskan oleh Ratih untuk mencari keberadaan wanita itu.

Sebenarnya ada rasa kasihan di dalam hatinya, karena Ratih berkata kalau wanita itu sudah ditemukan, Rustini harus langsung dibawa dan dibunuh sekalian. Untuk tumbal, Ratih akan menumbalkan orang yang sudah dia temui kemarin saat mencari keberadaan Rustini.

Kemarin dia bertemu dengan seorang pria gelandangan yang sedang mencari makanan sisa di pinggir jalan, Ratih membawa pria itu ke rumahnya dan berjanji akan memberikan uang yang banyak.

Tentunya pria itu harus bekerja di sana sebagai tukang kebun, pria itu setuju. Dia mau bekerja di sana asal langsung diberikan uang yang banyak, karena dia juga memiliki keluarga.

Ratih menyanggupi, dia memberikan uang yang begitu banyak kepada keluarga dari pria itu. Lalu, dia mengajak pria itu ke kediamannya dan bahkan memberikan kamar yang bagus untuk pria itu.

"Kamarnya terlalu mewah, Nyonya."

Itulah kata-kata yang diutarakan oleh pria itu, tetapi Ratih berkata kalau kamar itu memang cocok untuk pria muda itu. Sekarang dia ingin mencari Rustini bukan karena untuk ditumbalkan, tapi karena takut rahasianya terbongkar.

"Sebenarnya Tini itu kabur atau tersesat di jalan sih?"

Jarwo sudah mulai melajukan mobilnya, tetapi yang ada di pikirannya tidak seperti Ratih yang menuduh Rustini melarikan diri. Rustini pertama kali menginjakkan kakinya di kota, Jarwo berpikir kalau wanita itu tersesat.

"Ah! Sudahlah, mending aku ke kampung Tini dulu. Untuk urusan yang lain bisa dipikirkan belakangan," ujar Jarwo.

Jujur saja semakin dia memikirkan Rustini, dia semakin teringat akan kegiatan panas yang beberapa kali dia lakukan bersama dengan wanita itu. Entah kenapa dia merasa tak tega kalau misalkan Rustini harus mati.

Jarwo bahkan berpikir akan menyembunyikan wanita itu kalau dia menemukannya, karena selama ini Ratih tidak pernah memperhatikan hidupnya di luaran sana. Bagi wanita itu yang terpenting adalah uangnya, bagi wanita itu yang terpenting adalah kelas sosialitanya.

"Gila! Ternyata jauh juga rumah wanita itu," ujar Jarwo setelah melakukan perjalanan selama enam jam lamanya.

Jarwo memberhentikan mobilnya di tanah kosong, lalu dia mencari orang untuk menanyakan keberadaan Sardi. Tak lama dia bertemu dengan Warto, pria itu kebetulan sedang pergi ke warung yang tidak jauh dari tanah kosong itu.

"Jadi bapaknya Tini sekarang tinggal di rumah kakaknya?"

"Iya, Tuan. Tuan ada apa ya jauh-jauh ke kampung mencari keberadaan pak Sardi?"

"Ada yang perlu saya bicarakan, bisa tolong antarkan saya ke rumah budenya Tini?"

"Bisa, bisa banget."

Warto menatap mobil mewah yang terparkir di lahan kosong, jika dia mengantarkan Jarwo menuju rumah Sri, itu artinya dia berkesempatan untuk menaiki mobil mewah itu.

"Masuklah," ujar Jarwo sambil membukakan pintu mobil itu.

Dengan senang hati Warto masuk ke dalam mobil mewah milik pria itu, dia duduk di samping kemudi dengan anteng. Lalu, Jarwo ikut masuk dan melajukan mobilnya menuju kediaman Sardi setelah diberitahukan oleh Warto.

"Kamu pulang saja, terima kasih karena sudah mengantarkan saya."

"Sama-sama," jawab Warto yang malah diam sambil menatap pria itu.

Jarwo yang paham langsung mengambil uang dan memberikannya kepada Warto, pria itu begitu kegirangan dan berjalan sambil melompat-lompat.

"Dasar orang kampung," ujar Jarwo sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah melihat kepergian Warto, Jarwo langsung mengetuk pintu rumah milik Sri. Rumah yang terlihat lebih luas daripada rumah lainnya, tentunya karena waktu itu dia bekerja di kota dan mampu membuat rumah itu dengan nyaman.

"Maaf, Tuan siapa?" tanya Sri setelah membuka pintu rumahnya sambil memperhatikan penampilan dari Jarwo.

Pria itu bertubuh tinggi besar, menggunakan kemeja dipadupadankan dengan celana jeans. Tampan sekali, wajahnya tak kampungan, Sri bisa menebak kalau pria itu merupakan orang kaya. Apalagi ketika melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya, Ia semakin yakin kalau Jarwo itu bukanlah pria sembarangan.

"Saya adalah majikannya Tini, bisa kita bicara sebentar?"

"Eh? Kalau Tuan majikannya Tini, itu artinya Tuan juga merupakan suami dari Tini?"

"Ya," jawab Jarwo.

Mendengar akan hal itu Sri langsung mengedarkan pandangannya, tentu saja dia mencari keberadaan keponakannya.

"Tuan datang ke sini untuk meminta restu ya? Tapi, Tini mana?"

"Makanya kasih saya kesempatan untuk berbicara di dalam, karena rasanya tidak enak berbicara di ambang pintu seperti ini."

"Ah, iya. Maaf," ujar Sri yang langsung mengajak Jarwo untuk masuk ke dalam ruang tamu.

Di sana Jarwo bisa melihat ada Sardi yang sedang duduk, pria itu keadaannya sudah lebih baik dari sebelumnya. Walaupun belum bisa bicara, tetapi dia sudah mulai bisa duduk dan menggerakkan tangannya.

"Kedatangan saya ke sini sebenarnya karena ingin mencari Tini, kemarin saat saya ajak jalan-jalan dia menghilang. Apakah Tini pulang ke sini?"

Sardi tentunya kaget mendengar kabar anaknya hilang, tetapi dia tidak bisa berbicara. Hanya mampu memelototkan matanya dengan bibirnya yang bergerak-gerak, tetapi tidak mampu mengatakan apa-apa. Sri juga nampak kaget, dia bahkan langsung menanyakan keberadaan keponakannya itu.

"Astagfirullah! Tini hilang? Tini kenapa bisa hilang? Apakah Tuan tidak menjaga Tini dengan baik? Katanya Tuan adalah suami sirinya Tini, kenapa tak bisa jaga Tini dengan baik?"

Melihat keadaan Sardi, Jarwo merasa kasihan. Dia malah ingin memberikan pengobatan terbaik untuk pria itu, agar Rustini tak sedih. Walaupun memang dia sendiri belum tahu di mana keberadaan Rustini.

1
Kareema Humaira☆⃝𝗧ꋬꋊ
g rela banget kalo rustini jdi tumbal kenapa g Ratih aja thor/Hey//Hey/
Siti Yatmi
Wk2. ...tini lari larian trus....cape banget dah...
Siti Yatmi
syukurin luh....
Siti Yatmi
fix ini pst tuyul. dipikir pikir mending sama juragan gila jd simpanan. .kan ali melayani dgn baik bisa dinikahin siri. malah bisa jd kesayangan...ini nyusuin tuyul ..nyawa taruhannya...
Siti Yatmi
miara tuyul kali yah..kan kudu nyusuin. .ih serem...jgn mau lah..mati yg ada..
Siti Yatmi
oon ih....judi mulu..anak kan jd tumbal...hadeh
Siti Yatmi
baru meluncur.....
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lanjuttt, penasraan bngt
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kabuuuuur 🏃🏼‍♀️🏃🏼‍♀️
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
ingin pipis
FiaNasa
jika kau masih disekitar situ Jarwo akan kembali tin,,pergilah yg jauh dimana orang tak mengenalmu
Felycia R. Fernandez
dikibulin...
Mak Reader mau lihat gimana perjuangan mu dulu Jarwo
Murni
moga aja Jarwo tidak akan mencelakakan Rustini
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja Jarwo bener bener suka Tini, semoga aja Ratih jelek itu yg jadi tumbal, Jarwo sama Tini bahagia selamanya🌻🌻🌻🌻
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus bagus
Yuliana Tunru
waduh gmn nih apa jarwo akan vawa tini ya ..knp jg ndk ganti penapilan pake hijab gitu agar sulit dikenali hedehhh
Cucu Suliani: Wah, bisa jadi ide nih🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Kamu harus bisa, syaratnya lepasin Ratih dan semua hartamu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
biar tambah panas tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dia merasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!