NovelToon NovelToon
Istri Lugu Sang Cassanova

Istri Lugu Sang Cassanova

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nelramstrong

Siapa sangka, menabrak mobil mewah bisa berujung pada pernikahan?

Zuzu, gadis lugu dengan serangkaian kartu identitas lengkap, terpaksa masuk ke dalam sandiwara gila Sean, cassanova yang ingin lolos dari desakan orangtuanya. Awalnya, itu hanya drama. Tapi dengan tingkah lucu Zuzu yang polos dan penuh semangat, orangtua Sean justru jatuh hati dan memutuskan untuk menikahkan mereka malam itu juga.

Apakah pernikahan itu hanya permainan? Atau, sebuah takdir yang telah ditulis untuk mereka?
Mampukan Zuzu beradaptasi dengan kehidupan Sean yang dikelilingi banyak wanita?

Yuk, ikuti kisah mereka dengan hal-hal random yang dilakukan Zuzu!

Happy Reading ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelramstrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cosplay Jadi Kucing

Setelah Zuzu tiba di kamar, ia tidak sempat mencari baju dalam koper. Wanita itu malah menarik koper tersebut masuk ke dalam kamar mandi. Baru saja pintu tertutup, dari luar terdengar suara pintu yang terbuka perlahan. Semula, dia tak peduli. Dia berpikir jika itu Sean. Namun, pintu di luar kembali terdengar terbuka lalu tertutup. Jantung Zuzu tiba-tiba berdebar.

"Sean..." gumam Zuzu, perasaan gelisah bergemuruh di dada.

Perasaan curiga dan penasaran membuat dia memutuskan untuk memeriksa secara langsung. Zuzu mematikan shower dan melangkah perlahan menuju pintu. Tubuhnya yang polos dia tutupi menggunakan handuk kimono yang tergantung di hanger. Lalu membuka pintu sepelan mungkin, tanpa berniat mengejutkan siapapun.

"Sean... Bianca..." bisik Zuzu, setelah berhasil mengintip dari celah pintu, dan melihat suaminya yang nampak berjalan menuju ranjang, mendekati seseorang yang sudah bisa ditebak di kepalanya.

Tangan Zuzu tiba-tiba mengepal erat. "Ternyata ini rencana kalian. Kalian ingin bermain secara langsung di depanku. Ingin membuat aku marah dan pergi?"

"Hmm ... Tapi itu nggak akan terjadi. Pergi sama saja aku kalah!" sorot mata Zuzu tajam. Dia kembali menutup pintu, dan berusaha mencari akal.

Netranya kemudian tertuju pada koper yang dia bawa. Zuzu kembali menatap ke arah pintu yang tertutup seolah tatapannya bisa menembus pintu, lalu mulai membuka koper dan mencari sesuatu di dalamnya.

"Aku nggak boleh kalah!" gumam Zuzu.

Lingerie yang sebelumnya hanya dia lihat dan tertawakan kini jadi pilihan Zuzu. Wanita itu bangkit dan berdiri di depan cermin. Dia berdecak pelan saat melihat pakaian dalam yang nampak aneh itu, namun tidak ada waktu untuk memikirkannya.

Zuzu melepas handuk kimononya dan segera mengenakan pakaian dinas malam. Celana dalam yang memiliki ekor dan sebuah bando kuping. Saat ini, dia sudah terlihat seperti kucing betina.

"Meong!"

"Meong!"

Zuzu memperagakan kedua tangan seperti cakar kucing. Ia kemudian terkekeh geli melihat penampilannya sendiri.

"Malam ini, aku harus beri pelajaran wanita itu," gumam Zuzu, penuh tekad.

Ia menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Zuzu menghadap ke arah pintu, tatapan tajam. Kali ini, dengan gerakan yang kasar dia membuka pintu itu dan menunjukkan wajah keterkejutannya.

"Sean, kamu bersama siapa?"

Di atas ranjang, Sean spontan menoleh ke sumber suara. Matanya melebar melihat Zuzu berdiri di depan pintu kamar mandi, cosplay menjadi seekor kucing yang nampak menggairahkan.

"Zuzu," bisiknya dengan suara tercekat. Dia kemudian menatap seseorang yang berada di atas ranjang bersamanya.

Bianca, wanita itu menolehkan wajah sambil tersenyum nakal ke arah Sean. "Sean, kenapa berhenti?" tanyanya, sembari memasang wajah menggoda. Suaranya serak penuh hasrat.

Sean tanpa diduga mendorong kasar tubuh Bianca lalu melompat turun dari ranjang. "Sial! Kenapa kamu bisa berada di sini!" teriak Sean penuh kemarahan, ekspresinya nampak panik.

Bianca tersenyum miring, dengan perlahan beranjak dari atas ranjang. Tubuhnya yang memiliki tonjolan di bagian tertentu tampak jelas terlihat dari balik gaun tidur tipis berwarna peach yang dia kenakan.

Zuzu yang melihatnya menganga lebar. Dia kemudian menunduk melihat area dadanya yang tidak seberapa besar dibandingkan Bianca. Tiba-tiba perasaan insecure mendera.

"Kenapa?" Bianca sedikit memiringkan kepala sambil tersenyum tipis. "Karena aku tahu... kamu ingin kita mengulang yang tadi siang di kantor," lanjutnya.

Wanita itu melangkah dengan perlahan mendekati Sean. Sorot matanya sayu, pipinya sedikit merona karena gairah yang bergejolak dalam dada.

"Keluar kamu, Bi! Aku nggak mengundang kamu di sini!" usir Sean, sambil menepis tangan sekretarisnya. Berusaha menjaga jarak.

Bianca tertawa kecil, tawa yang terdengar seperti ejekan. "Sean, baby... aku yang mengundang kamu kemari. Dan sebagai tuan rumah yang baik, aku hanya ingin memastikan tamuku merasa nyaman dan betah."

Rahang Sean mengeras, tangan terkepal erat. Berkali-kali dia melirik ke arah Zuzu yang masih mematung di depan pintu kamar mandi. Hatinya diliputi perasaan cemas, takut wanita itu mengadu pada ibunya, dan masalah akan semakin runyam.

"Zu, kamu usir dia dari sini. Ku pikir, tadi itu kamu yang berada di atas ranjang." Sean mendekat ke arah istrinya dan mengguncang lengan wanita itu, berharap Zuzu mengerti situasinya.

Zuzu menoleh pada Sean, matanya memicing tajam. "Suami macam apa yang nggak bisa mengenali istrinya sendiri?"

Sean gelagapan mendengar perkataan istrinya. "Sumpah, Zu. Mana aku tahu jika itu bukan kamu..."

"Sean, sudahlah... kamu gak perlu jelaskan apapun pada dia. Sudah waktunya istrimu tahu jika kamu seorang cassanova sejati," seal Bianca dengan nada sinis.

"Kamu sudah terbiasa bermain dengan wanita manapun, termasuk aku. Dan itu sudah menjadi konsekuensinya karena mau menjadi istrimu." Bianca kembali mendekat, tangannya terulur untuk menyentuh wajah sang CEO, namun tiba-tiba...

"Meong!" Zuzu melompat ke depan tubuh Sean. Kedua tangan bersiap di depan wajah, dengan jari-jari yang melengkung seperti cakar.

Gerakan Zuzu yang gesit membuat Bianca terkejut sesaat. Wanita itu sedikit memundurkan tubuh, menghindar. Dia menatap wanita itu dengan napas terengah-engah, merasa diejek dan dipermainkan.

"Menyingkir! Kamu hanya wanita bodoh! Nggak pantas menjadi istri Sean," desisnya dengan suara tajam, penuh kemarahan.

Zuzu tak terpengaruh dengan ucapan dan kemarahan di wajah Bianca. Dengan santai dia mulai memainkan kedua tangan seperti seekor kucing yang akan mencakar mangsanya. Ekor palsu dari lingerie-nya bergoyang-goyang penuh ancaman.

"Meong..."

Di belakang, Sean melongo melihat tingkah istrinya. Ekor yang berada di belakang tubuh Zuzu melambai geli ke kakinya. Pria itu menahan tawa, merasa terhibur seakan tengah menonton pertunjukkan komedi.

"Meong-meong!" Zuzu melangkah maju, sementara Bianca mulai mengambil langkah mundur.

"Sean, istrimu sudah gila!" teriak Bianca, mulai putus asa menghadapi Zuzu.

Sean, pria itu nampak santai sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku. Dia cukup puas dengan tindakan istrinya.

"Cakar dia, Zu. Dia datang kemari pasti ingin mengganggu bulan madu kita," ujar Sean, memprovokasi.

Bianca menatap tajam ke arah Sean. Dia menggeram marah, dan hendak menerjang sang cassanova. Namun, Zuzu sudah lebih dulu maju. Melayangkan sebuah cakaran kecil pada pipinya yang mulus. Cakaran itu tidak terlalu dalam, hanya meninggalkan goresan merah tipis.

Bianca berteriak, suaranya menggema di dalam kamar yang kedap suara itu. "Kucing sialan! Kamu mencakarku!"

Bianca hendak balik menyerang, saat tiba-tiba tangannya dicengkeram kuat oleh Sean dan ditarik paksa keluar dari kamar.

"Sean, aku nggak mau pergi. Aku ingin bersamamu malam ini!" kata Bianca, suaranya penuh tuntutan. Namun, Sean tidak menggapai ucapannya. Pria itu justru mengulas senyuman sinis lalu menutup pintu di depannya dengan kuat.

"Sean, Zuzu! Aku akan membalas kalian!" teriak Bianca sambil menyentuh sebelah pipi yang terkena cakaran kuku Zuzu. Dia juga melihat ke sekitar, khawatir ada yang melihat kondisinya yang tengah kacau.

Sean menghembuskan napas lega setelah berhasil menyingkirkan Bianca. "Sekretaris gak tahu diri. Sudah aku peringatkan dia jangan datang kemari."

Sean membalikkan tubuh, menghadap Zuzu sambil tersenyum lebar. "Zu, untung saja kamu datang tepat waktu," ucap Sean berusaha mencairkan suasana.

Zuzu, ekspresi wanita itu datar. Tatapannya dingin dan menusuk. "Kalau aku nggak datang. Memangnya apa yang akan terjadi?"

Sean berlari mendekat dan memeluk tubuh istrinya dari samping. "Bianca... dia wanita yang nekad, Zu. Mungkin saja dia memberiku obat perangsang seperti yang dia lakukan waktu itu pada kopi yang kamu minum."

Zuzu mendengus dingin sambil memalingkan wajah. "Pantas saja kamu begitu bersemangat saat dia memberikan tiket bulan madu pada kita. Ternyata..." Tatapan wanita itu sinis.

"Zu, apa yang kamu katakan? Aku benar-benar nggak mengira jika dia akan ikut kemari."

Zuzu memutar bola mata, muak mendengar kebohongan suaminya. Sementara Sean, berusaha memutar otak untuk membujuk istrinya. Hingga tatapan pria itu jatuh pada lingerie yang dikenakan oleh wanita itu.

Ia berdecak kagum, matanya berbinar-binar. "Zu, dari mana kamu mendapatkan baju seperti ini? Ini sangat cocok untuk kamu," kata Sean, berusaha mengalihkan perhatian istrinya.

"Terlihat seksi, dan sangat menantang." Mata Sean sudah berubah tajam, menelisik setiap inci tubuh istrinya yang terbuka.

Ekspresi wajah Zuzu yang semula masam, berubah dalam sepersekian detik jadi ceria. "Mama yang belikan. Bagaimana? Apa aku sudah terlihat seperti kucing betina?" tanyanya, antusias. Dia kembali memperagakan kedua tangan seperti ingin mencakar.

Sean segera menjauhkan wajah, khawatir kuku tangan Zuzu meninggalkan bekas cakaran di wajahnya. "Iya-iya. Kamu sudah sangat mirip!" jawab Sean cepat-cepat. Lalu mengangkat tubuh kcil Zuzu dan dibaringkan di atas peraduan.

Sean merangkak naik ke atas ranjang, tatapan yang kini mulai dikuasai nafsu menatap tak berkedip pada wajah istrinya yang nampak pasrah.

Tangan Sean menyentuh pipi istrinya. "Zu, kamu sangat..."

Tiba-tiba Zuzu mengeong seperti kucing dan berguling ke sisi lain ranjang, menghindar dari sentuhan Sean.

"Zu!" Sean menatap istrinya dengan ekspresi kesal juga lelah.

"Sean, aku merasa pakaian ini melekat di jiwaku," kata Zuzu. kedua tangan dan kakinya terangkat ke atas, dan bergerak seperti seekor kucing yang tengah diajak bermain.

Sean berdecak kesal, sesuatu di bawah sana sudah mengeras sejak tadi dan dia berusaha menahannya. "Zu, ayolah. Berhenti bermain-main," pinta Sean, suaranya serak.

Sean mendekat, namun lagi-lagi Zuzu berguling ke sisi yang lain. Dia menggeram marah, dan dengan kesal berusaha menangkap istrinya.

"Zuzu!"

Zuzu melompat dari atas ranjang. "Meong!" Wanita itu menjilat permukaan bibirnya, namun dengan ekspresi seekor kucing melihat ikan.

"Zuzu!" teriak Sean. Dia melompat turun dan berlari menerjang istrinya. Pria itu memeluk tubuh Zuzu dan diangkat menuju ranjang.

"Meong-meong!"

"Meong-meong!"

"Zuzu, berhenti main-main!" teriak Sean, frustasi.

Ia kehabisan stok kesabarannya. Pria itu menarik kasar pakaian dalam yang menutupi aset istrinya dan langsung menyerang Zuzu secara membabi buta.

Zuzu yang masih belum mau berhenti cosplay jadi kucing memberikan cakaran kecil di punggung suaminya, saat merasakan sesuatu yang keras menerobos masuk ke inti tubuhnya dengan paksa.

"Sean, meong!" jerit Zuzu diikuti dengan ranjang yang bergoyang keras. Setelah cukup lama, ranjang mulai berderit pelan dan tubuh Sean tiba-tiba ambruk di samping Zuzu.

Punggung pria itu terasa perih akibat cakaran kuku sang istri. Sementara Zuzu, terbaring lemah dengan bekas gigitan yang memenuhi sekujur tubuh. Napas keduanya terengah. Keringat membasahi sekujur tubuh, hingga seprai di bawah mereka ikut basah. Namun, ada sensasi baru yang mereka rasakan dalam permainan itu. Sean merasa lebih terpuaskan.

"Zu, malam ini kamu benar-benar luar biasa," bisik Sean sambil menatap langit-langit kamar. Matanya berbinar-binar cerah.

Dia terdiam sejenak, menunggu jawaban istrinya. Namun, yang didengar justru dengkuran halus Zuzu yang sudah terlelap dalam kondisi tanpa busana.

Sean menoleh, dia terkekeh geli melihat ekspresi wajah istrinya yang kelelahan. Dia kemudian bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

Sean memandang lekat wajah Zuzu. Ada perasaan hangat yang menjalar ke hatinya. Dia merasa beruntung memilih wanita itu dalam hidupnya. Bukan hanya mendapatkan pendamping hidup, dia juga merasa mendapat hiburan tersendiri dengan segala tingkah absurd istrinya.

"Aku suka melihat kamu agresif seperti tadi, Zuzu," kata Sean sambil membelai wajah istrinya. Senyuman tulus terukir di wajahnya yang tampan. "Aku akan minta Mama untuk mencarikan pakaian dalam yang berbentuk binatang lagi nanti."

Tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari wajah sang istri, Sean membaringkan tubuh dengan posisi menyamping. Senyuman lembut dan sorot penuh kasih terpancar di wajahnya. Perlahan, mata terpejam dan tak seberapa lama ia terlelap dengan damai.

Akan tetapi, Sean merasa baru saja terlelap saat tiba-tiba mendengar suara tangis Zuzu yang memekakkan telinga, membuat dia terkejut.

"Zu, ada apa?" tanyanya dengan suara serak. Dia mengangkat kepala yang terasa berputar, untuk melihat wajah istrinya. Ekspresi pria itu kesal, merasa terganggu.

Zuzu, wanita itu duduk bersandar di kepala ranjang. Di tangan ponsel miliknya tergenggam erat. "Sean, Umi barusan telpon..."

Sean menaikan sebelah alis sambil memijat pangkal hidung yang berdenyut nyeri, menunggu kelanjutan cerita istinya.

Zuzu menyedot cairan hidungnya kuat-kuat sebelum melanjutkan, "Katanya... Abah sakit. Kondisinya sudah parah, dan..."

Tubuhnya bergetar, suara Zuzu lirih, diiringi isak tangis yang terdengar semakin pilu. "Dan usianya tinggal beberapa hari lagi..."

Bersambung...

1
EndHa
masih kurang kak bacany.. kek.ny bab ini pendek bgt yaa .. 🤭
Nelramstrong: bab 19 bisa dibaca ulang, ya. aku baru revisi dan tambahkan beberapa part 😁😁
total 1 replies
EndHa
menanti sean bucin dg zuzu..
Nelramstrong: sabar, ya 😁
total 1 replies
EndHa
siapa yg berani nolak perintah tuan david.. 🤣
Nelramstrong: 😅😅😅😅😅😅😅
total 1 replies
EndHa
semangat zuzu,, qm si polos yg cerdik.. tebas semua ciwi² penggoda suami.mu..
Nelramstrong: Semoga bukan dia yang tumbang 😅
total 1 replies
EndHa
oalah zu,, ikan bakar lebih menggoda yaa 🤭
Nelramstrong: Zuzu tahu aja author nya juga lagi pengen ikan bakar 😂
total 1 replies
EndHa
Haii kakak... aq ikuti kisah zuzu,, baru baca noveltoon nih,, masih bingung.. hehe
Nelramstrong: Makasih, kak 🥰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!