Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Doti-doti mata
Hari telah pagi. Mentari mulai terbit diufuk timur. Gaba' Rama berjalan menyusuri semak rumput teki. Kemudian, menyeberangi sungai berair dangkal.
Langkahnya dipenuhi dengan debaran. Ia ingin menemukan bukti, jika gadis yang dicurigainya,.pasti menyimpan benda yang dianggap menjadi sarana untuk mengirimkan doti-doti.
Ia sudah tiba didepan rumah tersebut. Terlihat sepi, tidak ada penghuninya. Pria itu menarik nafasnya dengan berat, lalu menghelanya dengan kasar.
Ia melangkah dengan perlahan. Lalu mendorong pintu rumah, dan ternyata tidak terkunci.
Pintu terbuka lebar. Lalu terlihat sebuah pemandangan yang sangat lengang. Tidak ada siapapun disana.
Gaba' Rama menduga, jika gadis itu sudah melarikan diri, dan pastinya karena tahu, jika ia sedang dicurigai.
Pria dengan tubuh kekar itu mengedarkan pandangannya. Ia melihat apapun yang menjadi kecurigaannya.
Sesaat pandangannya tertuju pada sesuatu didalam kamar, dimana ia melihat sebuah anglo yang sepertinya malam tadi baru saja selesai digunakan.
Seketika ia merasakan nafasnya memburu, dan menghampiri benda tersebut.
"Benar dugaanku, dia adalah pelakunya! Kemana dia pergi?" gumam Gaba' Rama dengan perasaan yang sangat geram.
Ia melihat sisa rumput teki dan ilalang yang masih berserakan dilantai. Pria itu mengepalkan tinjunya. Ingin rasanya ia menyeret wanita itu, dan memberikan pengadilan.
Gaba' Rama memutar tubuhnya. Ia ingin kembali kerumah, dan membuat peringatan kepada para warga agar bersikap waspada, jika bertemu dengan sang wanita.
Akan tetapi, saat ia akan keluar dari rumah. Tiba-tiba saja pintu terkunci dengan sendirinya dari arah luar.
Sontak saja, hal itu membuat sang pria merasa kaget.
Ia menatap pada ruangan yang terasa berbeda. Lalu tiba-tiba, seekor cicak bermata merah melompat dari atas galangan rumah. Lalu menghampirinya, dengan lidahnya terjulur keluar masuk, sembari tersenyum seringai.
"Bagaimana, Gaba' Rama? Apakah kau sudah membuat keputusan, untuk memberitahu warga jika aku adalah pelakunya?" tanyanya dengan wajah meremehkan. "Atau kau ingin mati, sama seperti mereka?" sosok itu bergerak menghampiri sang pria dengan tubuhnya yang semakin membesar.
"Beta akan melakukan apapun demi untuk melindungi mereka, dan itu adalah kewajiban beta!" pria itu menantang makhluk tersebut. "Dan ternyata kau adalah pelaku.dari semua kejadian ini!" Gaba' Rama mengambil sebilah parang Salawaku yang berada dipinggangnya.
Ia mengangkat parang tersebut sejajar dengan tinggi dagunya. Ia menantang makhluk itu.
"Lebih baik membunuhmu, sebelum kau membunuh warga!" ia mengayunkan parangnya, dan menebaskan dengan ayunan yang sangat cepat.
Wuuuuuusss.
Ayunannya mengenai angin. Sosok Cicak Bermata Merah itu melompat cepat ke dinding rumah. Ia tertawa menyeringai.
Dengan gerakan yang agresif, ia terbang dan mengayunkan jemari kaki bagian depannya tiba-tiba mengeluarkan cakar yang cukup tajam.
Wuusssh
Traaaaang
Cakaran itu beradu dengan parang salawaku yang digunakan oleh Gaba' Rama untuk menangkis serangan sang Cicak Bermata Merah.
Sosok Cicak Bermata Merah itu kehilangan kukunya yang terpenggal dan jatuh dilantai rumah.
Tak ingin memberi ampun, Gaba' Rama memantrai parang salawaku yang sedang digenggamnya, dan tatapannya lurus pada targetnya.
Namun, sosok itu sudah memasang kuda-kudanya. Sebuah asap hitam mengepul, lalu melesat dan kembali menyerangnya.
Gaba' Rama kembali mengayunkan parang Salawaku, dan ia sedang terkecoh, karena sosok itu ternyata menghilang dari pandangannya.
Pria itu tersentak kaget. Tiba-tiba saja ia mengingat akan kedua puterinya. Lalu mendobrak pintu dengan kuat.
Usahanya sia-sia. Kemudian ia mencoba keluar melalui jendela, dan melompat dengan cepat.
Sementara itu. Dua orang gadis kecil sedang bermain diruang rumah. Mereka baru saja bersedih karena kehilangan ibunya beberapa hari yang lalu.
Hari ini, mereka baru saja sejenak melupakan trauma yang mereka hadapi, hingga mulai untuk bermain. bersama.
Saat bersamaan, satu sosok Cicak Bermata Merah yang berada digalangan rumah bersiap melompat dan ingin menerkam salah satunya.
Namun, suara seseorang mengjentikannya. "Permisi," suara seorang pria yang sangat dikenalnya, menghentikan aksinya. Lalu membuatnya terdiam, dan melesat pergi.
"Permisi," kembali suara seorang pria didepan pintu. Salah satu dari bocah itu beranjak bangkit, dan membuka pintu.
Terlihat Tommy berdiri disana, dan memberikan sesuatu. "Ini untuk kalian." ia memberikan satu kantong kresek berisi jajanan yang bahkan sangat jarang sekali mereka makan.
"Dangke, Bapa tua." bocah itu membungkukkan tubuhnya dan memasang wajah senang.(Dangke\=Terimakasih banyak)
"Sama-sama," jawab Tommy. Meskipun ia sebenarnya masih bingung dengan kata tersebut. Ia beranjak pergi.
Saat bersamaan, ia melihat Gaba' Rama yang datang dengan celana basah karena baru saja menyeberangi sungai dan Parang salawaku yang digenggamnya.
"Apakah kalian melihat cicak berukuran besar dengan mata merah?" tanyanya dengan cemas.
Puterinya menggelengkan kepala, dan memiliih untuk masuk ke dalam rumah.
Tommy yang tadinya akan pulang berhenti menatap pria tersebut.
"Cicak Besar Bermata Merah?" tanyanya dengan rasa penasaran.
Gaba' Rama menatapnya. Lalu menghampirinya. "Gadis itu sedang mengincarmu! Jika kau bertemu dengannya maka berikan ini padanya, ia akan berteriak kesakitan." pria itu memberikan coral yang sudah mengering kepadanya.
Tommy menerimanya. Ia juga mendapatkannya dari Hera. Namun, gadis yang mana dimaksud oleh Gaba" Rama? Hera? Atau gadis cantik diseberang sungai?
Lalu, apa hubungannya dengan coral yang sudah mengering ditangannya?
"Gadis yang mana?" tanya Tommy dengan bingung.
"Gadis yang....," Gaba' Rama menghentikan ucapannya, saat mendengar suara Ma-Lek yang berteriak cukup keras.
Gaba' Rama dan juga Tommy saling pandang, lalu bergegas menuju rumah Ma-Lek yang berada disisi kanannya.
Mereka bergegas menuju ke rumah pria itu, dan memeriksa keadaannya.
Setibanya disana, mereka melihat pria itu mengalami hal yang sangat mengejutkan, dimana kedua mata Ma-Lek membeliak dengan urat syarafnya yang menyembul.
Hal yang paling parahnya, kedua bola mata itu seolah hendak terlepas. Entah hal apa yang baru saja dialaminya.
Sedangkan sang istri, yang malam tadi terkena Doti-doti juga terkulai lemah, dengan wajah memucat.
"Ma-Lek. Apa sudah terjadi sama kamu punya mata, e?" tanyanya dengan rasa penasaran.
"Em, em," ia mencoba mengeluarkan suaranya, tetapi tidak berhasil.
Hingga membuat Gaba' Rama harus mengobatinya terlebih dahulu. Pria itu melihat ada dua iblis berwujud mengerikan sedang menggelayut dilengan dan pergelangan tangannya.
Tommy membantu istri Ma-Lek yang memucat untuk naik keatas tempat tidur.
Kemudian ia bertanya tentang apa yang dialami oleh keduanya kepada Gaba' Rama.
"Apa yang terjadi? Mengapa matanya hampir keluar seperti itu?
"Dia terkena oleh doti mata," jawab Gaba' Rama, yang mana hal itu tentu saja semakin membingungkannya.
Parang Salawaku. Parang yang merupakan senjata tradisonal Khas Maluku, dan yang digunakan oleh Pahlawan nasional Indonesia yang bernama Kapitan Pattimura.
~Coral ataupun terumbu karang adalah sama.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣