Ayla adalah pembaca webnovel paling sinis yang pernah ada. Baginya, novel "Algoritma Hati Sang CEO" adalah sampah klise dengan plot hole yang menganga dimana-mana.
Apalagi soal CEO dingin yang tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, dan villain yang otaknya tumpul setumpul pisau yang berkarat.
Stress dengan pekerjaannya sebagai CS entry level yang monoton, melampiaskan kekesalan pada novel adalah satu-satunya pelarian yang dimilikinya.
Tapi kutukan menimpanya!
Di tengah caci makinya pada sebuah plot hole konyol, Ayla mendapati pantulan dirinya di cermin perlahan berubah menjadi wajah asing yang tak ia kenali, seragam magang, dan sebuah kartu identitas yang menggantung dilehernya bertuliskan KARSA - RANI - INTERN.
Ayla bertransmigrasi kedalam novel yang paling ia benci sebagai Rani, seorang anak magang sial yang ditakdirkan dipecat karena alasan sepele.
Alya bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pintar dari takdir bodoh yang penulis novel itu berikan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hada Kamiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak Dalam Arsip Usang
Berbekal akses yang diberikan Arjuna, Ayla kini menghabiskan sebagian besar waktunya di perpustakaan digital Karsa. Bukan lagi sekadar bug acak atau log sederhana, kini ia menyelam lebih dalam ke lautan data arsip proyek yang telah dibekukan, framework kode yang tak pernah diluncurkan, bahkan memo internal yang sudah dilupakan.
Ini adalah labirin informasi, dan Ayla, dengan otaknya yang analitis, adalah pemecah puzzle terbaik.
Ia membandingkan struktur Phantom Injection yang ia temukan dengan berbagai blueprint sistem lama. Mencari pola, mencocokkan signature digital, dan memperhatikan setiap anomali kecil. Prosesnya melelahkan, tapi setiap kali ia menemukan potongan yang pas, adrenalinnya terpacu.
"Rani, kamu tidak makan siang?" Suara Laras terdengar di sampingnya, membuat Ayla terlonjak. Ia terlalu fokus hingga tidak sadar Laras mendekat.
"Oh, Laras! Aku... aku baru saja menemukan sesuatu yang menarik di arsip lama ini," Ayla mengelak, menunjuk layar komputernya. "Lihat, ini laporan proyek dari delapan tahun lalu, sistem otentikasi biometrik yang dibatalkan."
Laras mengernyit. "Sepertinya membosankan. Mending kita makan saja yuk, aku dengar ada menu baru loh di kantin!"
Ayla tersenyum tipis. "Nanti saja, aku belum lapar. Kamu duluan." Ia tahu ia harus hati-hati. Laras polos, dan Ayla tidak ingin melibatkan temannya dalam bahaya yang ia hadapi.
Beberapa hari berlalu. Ayla terus menggali. Ia menemukan beberapa file yang sangat tersembunyi, tersimpan di balik lapisan enkripsi yang usang, dalam sebuah folder yang dinamai dengan kode acak di dalam arsip proyek-proyek gagal.
File ini tampaknya merupakan prototype awal dari sesuatu yang kini dikenal sebagai Project Chimera.
Ayla tidak mengerti kode-kode rumit itu, tetapi ia memperhatikan metadata, timestamp, dan terutama, siapa saja yang memiliki akses ke file-file ini di masa lalu. Ia menemukan beberapa nama insinyur senior yang kini sudah tidak bekerja di Karsa.
Namun, satu nama terus muncul secara konsisten, dari fase awal pengembangan hingga modifikasi terakhir prototype itu. Nama itu bahkan tidak pernah muncul di permukaan proyek, selalu disembunyikan di balik alias atau ID acak. Tapi Ayla, dengan naluri pemburu polanya, bisa melihat jejaknya.
Itu adalah nama Arion.
Dan kali ini, bukan hanya sebagai pengguna yang mengakses di luar jam kerja. Tapi sebagai pengembang inti yang diam-diam menyuntikkan dan memodifikasi prototype awal dari apa yang kini menjadi senjata berbahaya. Itu menjelaskan mengapa Arion bisa begitu mengendalikan Phantom Injection dan Project Chimera. Dia bukan hanya dalang yang memanfaatkan, dia adalah penciptanya.
Ayla merasa mual. Skala kejahatan ini jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Arion bukan sekadar memanfaatkan bug yang ada. Dia sengaja membangunnya, menanamkan jebakan itu ke dalam inti Karsa, lalu naik menjadi CEO untuk mengendalikan proyeknya sendiri.
Saat Ayla sedang asyik dengan temuannya, sebuah suara familiar menginterupsi.
"Rani, kamu masih di sini? Astaga, kamu memang sangat rajin!"
Ayla menoleh, Kirana berdiri di ambang kubikelnya, tersenyum manis. Di tangannya ada sebuah tas belanjaan dari butik mahal. Aura ceria Kirana sangat kontras dengan suramnya kubikel magang dan gelapnya penemuan Ayla.
"Hai, Kirana," sapa Ayla, berusaha menjaga nada suaranya tetap netral.
"Kamu mau pulang? Aku kebetulan baru selesai rapat dengan Pak Arion, dan aku lihat kamu masih di sini. Aku mau mengajakmu makan malam, sebagai tanda perkenalan. Bagaimana?" Kirana bertanya, senyumnya semakin lebar.
Ayla terkejut, ”Makan malam? Dengan Kirana? Dan dia baru saja dengan Arion? Ini pasti bukan ajakan biasa. Kirana bukan tipe yang tiba-tiba peduli pada magang. Ini adalah jebakan.”
"Terima kasih, Kirana, tapi aku sudah ada janji," Ayla berbohong, berusaha keras untuk menolak dengan sopan.
Senyum Kirana sedikit memudar, namun ia cepat menutupinya. "Oh, benarkah? Sayang sekali. Padahal aku ingin lebih mengenalmu, Rani. Pak Arion juga dia sering sekali memujimu, kamu tahu?"
Ayla merasakan tengkuknya meremang lagi,
“Pujian dari Arion melalui Kirana? Itu terasa seperti umpan beracun.”
"Mungkin lain kali saja, Kirana," kata Ayla, berusaha tersenyum.
"Tentu saja!" Kirana memaksakan senyumnya kembali. "Kalau begitu, aku duluan ya. Sampai jumpa besok, Rani!"Kirana melambaikan tangan dengan ceria dan pergi.
Ayla menatap punggungnya yang menjauh. Di balik senyuman manis dan pujian itu, Ayla bisa merasakan tatapan yang penuh perhitungan.
Kirana mungkin tidak secara langsung terlibat dalam intrik Phantom Injection, tapi Ayla yakin, Kirana adalah bagian dari jaring-jaring Arion. Dan heroine itu entah bagaimana, akan menjadi gangguan besar dalam rencananya.
