NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Mafia Iblis

Gadis Incaran Mafia Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Wallace Huang, dikenal sebagai Mafia Iblis yang tanpa memberi ampun kepada musuh atau orang yang telah menyinggungnya. Celine Lin, yang diam-diam telah mencintai Wallace selama beberapa tahun. Namun ia tidak pernah mengungkapnya.

Persahabatannya dengan Mark Huang, yang adalah keponakan Wallace, membuatnya bertemu kembali dengan pria yang dia cintai setelah lima tahun berlalu. Akan tetapi, Wallace tidak mengenal gadis itu sama sekali.

Wallace yang membenci Celina akibat kejadian yang menimpa Mark sehingga berniat membunuh gadis malang tersebut.

Namun, karena sebuah alasan Wallace menikahi Celine. pernikahan tersebut membuat Celine semakin menderita dan terjebak semakin dalam akibat ulah pihak keluarga suaminya.

Akankah Wallace mencintai Celine yang telah menyimpan perasaan selama lima tahun?

Berada di antara pihak keluarga besar dan istri, Siapa yang akan menjadi pilihan Wallace?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Dalam kondisi terluka, kau langsung keluar dari rumah sakit tanpa izinku," kata Wallace dingin. Langkahnya mantap saat mendekati mereka, wajahnya tampak tidak senang.

"Paman!" seru Mark cepat, bangkit dari bangku. Celine juga ikut berdiri, menunduk cemas melihat aura dingin pria itu yang mudah berubah.

Wallace menatap tajam Mark, matanya seperti menembus hati keponakannya. "Sepertinya kau mulai suka membantah."

Mark menelan ludah, berusaha tetap tersenyum. "Paman, aku tidak berniat membantahmu. Paman adalah tetua dan penerus di keluarga ini. Aku hanya… bosan. Aku tidak tahan dengan aroma obat di rumah sakit."

Wallace hanya mendengus pelan, sorot matanya beralih pada Celine yang menunduk tanpa berani menatapnya.

Mark melirik Celine, lalu kembali menatap pamannya dengan senyum kecil. "Paman, terima kasih karena sudah membiarkan Celine tinggal di sini. Bagaimana kalau… Celine juga memanggilmu ‘Paman’? Sama sepertiku?"

Celine terbelalak mendengar ucapan Mark. Jantungnya berdegup kencang, Sementara itu, Wallace menatap Mark tajam tanpa berkata apa pun. Tatapan itu begitu menusuk, membuat suasana menjadi dingin dan menegangkan.

"Apa kau sadar dengan apa yang kau bicarakan?" tanya Wallace tajam, menatap Mark tanpa berkedip.

Mark meneguk ludah, lalu berkata dengan polos, "Paman, Celine sudah aku anggap seperti keluarga sendiri… seperti adikku. Jadi, apa Paman bisa menganggapnya keponakanmu juga?"

"K-keponakan?" Celine tergagap, suaranya lirih. Matanya menatap Mark dengan kaget.

"Iya," jawab Mark sambil tersenyum menenangkan. "Aku keluargamu, Celine. Jadi, mulai sekarang, Pamanku adalah Pamanmu juga. Kita ini keluarga." Ia melirik Wallace dengan harap. "Celine, panggil Paman! Aku yakin Paman tidak akan menolak."

Wallace menatap tajam ke arah keponakannya, matanya dingin seperti es. Sementara Mark menepuk pelan bahu Celine, mendesaknya untuk memanggil Wallace.

Celine menunduk dalam, suaranya gemetar saat berusaha menjawab, "Sepertinya… aku tidak cocok menjadi bagian keluarga Huang."

"Kenapa? Kita sudah lama kenal. Aku akan mengenalkanmu pada Mamaku juga," ujar Mark bersungguh-sungguh. "Panggil saja. Tidak apa-apa. Paman tidak akan marah hanya karena menambah satu keponakan."

"Pa… pa…," ucap Celine pelan, suaranya terputus di tenggorokan. Ia tak sanggup melanjutkan.

Wallace menatap Celine dengan tajam, sorot matanya penuh penolakan dan dingin. "Tidak perlu. Celine bukan darah daging keluarga Huang, jadi tak perlu memanggilku Paman. Aku juga tidak butuh keponakan lagi. Hanya kau saja sudah cukup membuatku pusing."

Mata Wallace kemudian beralih pada tangan Mark yang merangkul erat bahu Celine. Tatapannya semakin tajam. "Dua hari lagi kau boleh pulang," katanya datar, sebelum berbalik dan melangkah pergi tanpa menoleh.

"Apa? Paman, kenapa dua hari lagi? Bukankah aku masih punya dua minggu?" tanya Mark cepat, mengejar langkah pamannya dengan panik.

"Sudah cukup. Kau sudah terlalu lama di Shanghai. Sudah waktunya kembali pada ibumu," jawab Wallace tegas, langkahnya tak terhenti sedikit pun.

"Paman, aku tidak mau pulang secepat ini!" seru Mark sambil memohon, tapi Wallace tetap berjalan menjauh dan menghilang di balik pintu rumah.

Mark berdiri terpaku, menatap punggung pamannya dengan napas memburu. Sementara itu, Celine memandang langkah pria itu yang semakin jauh.

"Mark akan pergi dua hari lagi? Kalau begitu… aku harus segera mencari tempat tinggal. Wallace hanya membiarkanku tinggal di sini karena Mark. Setelah dia pergi… aku tidak punya alasan lagi untuk tetap tinggal di rumah ini, batinnya pilu.

***

Hospital

Wallace duduk di kursi ruang konsultasi, menatap dokter psikiater berusia lima puluhan di depannya. Dokter itu membuka berkas pemeriksaan Celine yang sudah ia kirim sebelumnya.

“Bagaimana kondisi Celine?” tanya Wallace tanpa basa-basi, meski sorot matanya mengandung kegelisahan yang dalam.

Dokter menutup berkas pelan. “Mentalnya sangat terguncang. Dia sering ketakutan tanpa sebab, mimpi buruk berulang, merasa hidupnya tidak ada artinya, dan pernah ingin bunuh diri. Trauma berat membuatnya merasa putus asa dan menganggap mati lebih baik daripada menanggung rasa sakit itu.”

Dokter menatap Wallace serius. “Tangannya yang terluka karena digigit sendiri juga bagian dari rasa paniknya. Dia lupa karena pikirannya menekan ingatan yang menyakitkan.”

“Apakah dia bisa sembuh?” tanya Wallace pelan, menahan emosinya.

“Ada kemungkinan sembuh, tapi butuh waktu lama, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tergantung keinginannya untuk bangkit dan dukungan orang-orang di sekitarnya.”

Wallace menatap meja, matanya dingin namun tegas. “Dia akan sembuh. Aku tidak akan membiarkannya sendirian.”

Dokter mengangguk pelan. “Kalau begitu, jangan hanya lindungi tubuhnya, tapi juga hatinya. Keadaan Celine saat ini sangat rapuh."

Wallace diam, menunggu penjelasan.

“Dia mengalami trauma yang berat. Ketakutan berlebihan, mimpi buruk, merasa hidupnya tidak ada artinya lagi, bahkan ada keinginan untuk mengakhiri hidup.”

Dokter menatap Wallace dalam. “Dan untuk saat ini… dia tidak sanggup menerima tekanan apa pun lagi.”

Wallace menatap dokter itu tajam tanpa berkata apa pun.

“Tekanan sekecil apa pun, Tuan Huang,” lanjut dokter dengan nada tegas. “Entah itu pertanyaan mendesak tentang masa lalunya, perintah yang keras, atau emosi negatif di sekitarnya. Semua itu hanya akan membuat kondisinya semakin buruk.”

Dokter menghela napas sebelum melanjutkan, “Dia sudah kehilangan rasa aman dan kepercayaan pada dirinya sendiri. Jika terus dipaksa menghadapi hal-hal yang menakutkannya sekarang, dia bisa benar-benar hancur. Bahkan, risiko terburuknya… dia akan memilih untuk mengakhiri hidupnya.”

Ruangan itu hening, hanya terdengar suara detak jam dinding.

“Yang dia butuhkan saat ini hanyalah rasa aman, dukungan, dan waktu,” tambah dokter dengan lembut. “Jangan paksa dia untuk mengingat hal-hal yang membuatnya takut. Jangan juga memarahinya. Dia sudah cukup menderita.”

Dokter menutup berkas dengan pelan. “Jika Anda benar-benar ingin menyelamatkannya… maka biarkan dia tahu bahwa hidupnya masih berharga.”

"Aku akan pastikan kalau Celine akan sembuh, aku akan melindunginya," ucap Wallace.

1
Rocky
Manttappp..
yuning
i love you Mr mafia
Nabil abshor
PUUUAAAAAASSSSSS,,,,,,, syukaaak,,,, kaya gini niiiih,,,,,, yang sekali thesss,,,, dibalasnya thaaassss theeessss,,,,,,
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Febriana Merryanti
good job Wallace beri pelajar buat mereka pelacur kok teriak pelacur🤣🤣🤣
Akai Kakazain
duh thoooor....dag dig dug aq thor, knpa brsmbung pulak thor...huhuhuuu....
Bu Kus
kasih pelajaran tu Wallace buat mereka jerah
Bu Kus
semoga Wallace cepat datang dan Celine bisa selamat
Naufal Affiq
lanjut thor
Isnanun
akhirnya ada yg ngebelain Celine
R@3f@d lov3😘
akhirnya kamu datang juga Wallace 🙄🙄kasihan Celine dan hukum 2 jalang it...wlpn mereka keluarga tapi mereka 😏 sudah berani menyakiti Celine a
yuning
hanya seorang Celine kalian main keroyokan
R@3f@d lov3😘
dasar sampaaaaah 😏 kalian,,lihat saja jika kalian berani menyentuh Celine maka jangan heran jika Wallace memberi kalian pelajaran 🙄😒
Reni Anjarwani
ldoubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
R@3f@d lov3😘
Celine yang digoda kenapa aq yang dag....dig....dug...seeeerrr🤭😁
Naufal Affiq
bisa uji coba juga tuan,kalau tuan berani
Naufal Affiq
kamu seram tuan,coba rubah sedikit cara bicaramu dan tingkah laku mu,di hadapan gadismu
yuning
aku mau lihat tuan 😁
Nabil abshor
bukan marah,bukan lembut,,,,, ky gmn ituuuuuu,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!