NovelToon NovelToon
Janda Cantik Untuk Om Duda

Janda Cantik Untuk Om Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Arumi Bahira, seorang single mom dengan segala kesederhanaannya, semenjak berpisah dengan suaminya, dia harus bekerja banting tulang untuk membiayai hidup putrinya. Arumi memiliki butik, dan sering mendapatkan pesanan dari para pelanggannya.
Kedatangannya ke rumah keluarga Danendra, membuat dirinya di pertemukan dengan sosok anak kecil, yang meminta dirinya untuk menjadi ibunya.
"Aunty cangat cantik, mau nda jadi mama Lion? Papa Lion duda lho" ujar Rion menggemaskan.
"Eh"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Naka memandang Arumi dengan wajah memelas, matanya berbinar penuh harap. "Papa pulang cendili aja, Naka mau pulang cama mama. Naka baik kok nda nyucahin mama, iya kan ma?” suaranya lirih, bibirnya terkatup rapat menahan rasa sedih yang menggelayuti hatinya. Arumi melihatnya dengan lembut, mengangguk dan tersenyum sambil menepuk kepala Naka yang berambut ikal.

"Iya benar, biarkan dia di sini, nanti biar pulang dengan ku," jawabnya penuh kelembutan. Namun, matanya segera beralih kepada Alvaro yang duduk di dekat mereka, wajahnya menunjukkan gelisah.

Alvaro menatap jam tangannya, tampak tidak sabar. "Ini sudah waktunya dia tidur siang, nanti kamu kerepotan harus menidurkan dia, apalagi kalau tokomu ramai," ucapnya, berusaha membujuk agar Naka dibawa pulang. Ia berdiri dengan tangan di saku celana, berusaha menunjukkan sikap tenang meskipun semangatnya mulai pudar.

"Naka bica tidul cendiri ya. Celama nda ada mama kan Naka celalu tidul cendiri nda pelnah papa temani," balas Naka, nada suaranya sedikit tegas, menatap Alvaro dengan mata serius. Arumi mencuri pandang kepada suaminya, menunggu reaksi.

Di wajah Alvaro, ketidakpastian terlihat jelas, tetapi seiring berjalannya detik, dia akhirnya menghela napas dalam. Kekecewaan menggurat di hatinya saat menyadari bahwa kerja kerasnya selama ini telah membuatnya jauh dari anak-anaknya.

"Baiklah, kalau itu yang kamu mau," ucapnya akhirnya, suara pelan, sambil mengusap lembut kepala Naka.

"Nanti sore papa jemput," ucap Alvaro sebelum berbalik pergi, langkahnya menapak gontai meninggalkan dua sosok yang saling berpegangan tangan di depan pintu.

Setibanya di perusahaan Danendra, Alvaro dan Ajun melanjutkan urusan mereka. Sementara itu, setelah mobil Alvaro menghilang dari pandangan, Arumi melangkah kembali ke dalam toko, melanjutkan pekerjaan yang sempat terhenti.

"Naka tidur saja, biar mbak aja nanti yang jaga di depan sendiri," ujar Arumi, melihat putranya yang jelas-jelas mengantuk.

"Nda mama, Naka macih mau bantu mama," tolak Naka, sambil menguap. Kegembiraan terlihat di wajahnya, meskipun kelelahan mulai melanda.

"Yasudah mama ke dalam dulu, nanti kalau Naka mau tidur bisa panggil mama di dalam," kata Arumi, dan Naka mengangguk setuju.

Dari kejauhan, Arumi memperhatikan Naka yang yanf berusaha keras tetap terjaga. Dia melihat anak lelaki itu mulai menguap berulang kali, matanya yang bulat tampak semakin menyusut karena kantuk, namun semangatnya untuk membantu ibunya tidak pudar.

Melihat Naka seperti itu, Arumi merasa ingin membujuknya untuk segera tidur, tetapi dia juga menghargai keinginan anaknya untuk membantu. Kembali ke ruangannya, Arumi mengambil segelas susu hangat, berharap itu bisa menjadi dorongan bagi Naka untuk beristirahat.

Sementara itu, Naka, mengenakan seragam toko yang kebesaran di tubuh mungilnya, tetap menyambut pelanggan dengan senyum manis. Saat seorang wanita paruh baya memasuki butik, Naka dengan antusias berkata, "Celamat datang di butik mama Naka." Wanita itu tertawa kecil, terhibur oleh usaha Naka untuk terlihat profesional meskipun usianya masih sangat muda.

Di sinilah, dalam kesederhanaan dan kasih sayang, terlihat bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain, menggambarkan kehangatan keluarga yang tak lekang oleh waktu.

Dengan langkah gontai, dia mendekati Naka dan mencubit pipinya yang chubby.

"Kamu lucu sekali sih, pingin tante karungin," ucapnya sambil tertawa lepas, membuat pipi Naka semakin merah karena malu namun tetap tersenyum sopan.

Arumi mengamati interaksi itu dari kejauhan, hatinya hangat melihat betapa anaknya dicintai oleh pelanggan, tapi juga khawatir melihatnya belum tidur.

Ia berjalan mendekat dengan gelas susu di tangan, siap membawa Naka ke alam mimpi yang hangat dan nyaman.

"Selamat datang, nyonya" sapa Arumi kepada wanita tengah baya tersebut.

"Dia putramu?"

"Iya nyonya"

"Dia sangat pintar dan juga menggemaskan"

Arumi hanya membalasnya dengan senyuman, putra sambungnya memang menggemaskan seperti putrinya. Namun, terkadang mereka berdua membuatnya frustasi.

Natasha menggendong Naka dan membiarkan karyawanyanya yang melayani customer itu.

******

"Sore hari, setelah pulang dari kantor, Alvaro kembali ke butik Arumi untuk menjemput istri serta putranya. Saat ia masuk, ia melihat Naka keluar dari ruang belakang dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

"Kamu sudah siap-siap?" tanya Alvaro dengan penuh harapan, berusaha menepis rasa frustrasi yang mengendap di hatinya.

"Cudah, papa dali ciang clewet telus. Kecel kali Naka di buatnya" ketus Naka, mencerminkan betapa ketidakpuasan itu melanda hatinya saat menunggu.

"Dimana mama?" tanya Alvaro lagi, ingin memastikan segalanya berjalan lancar.

"Cedang pamitan cama Aunty Lindu," jawab Naka dengan nada yang sedikit menyiratkan ekspektasi tinggi.

Alvaro berdiri di samping Naka, menatap dengan kesabaran yang mulai tipis. Matahari sore itu menerangi wajahnya yang lelah dan kusut karena menunggu, menciptakan bayangan harap yang penuh ketidakpastian.

"Kenapa lama sekali?" keluhnya, suara sedikit tajam menggambarkan frustrasinya.

Arumi, yang baru saja keluar dari ruangannya, langsung merasakan dua pasang mata yang menaruh perhatian padanya. Satu penuh pengertian, sedangkan yang satu lagi jelas menunjukkan ketidakpuasan.

"Maaf lama," ucapnya dengan nada bersalah, berusaha menenangkan hati suaminya.

Naka, dengan senyum menggantung di wajahnya, mencoba meringankan suasana. Ia menyenggol tubuh papanya yang tegang.

"Nda lama kok, balu cebental. Mau lebih lama lagi nda apa, Naka tungguin," katanya ceria.

Namun, Alvaro hanya mampu mengeluh dalam hati. Dia merotasi bola matanya, merasa tidak bersemangat. Dalam dunia bisnisnya, lima belas menit saja bisa diubah menjadi keputusan penting. Menunggu tanpa kepastian adalah sesuatu yang ia benci.

Arumi yang melihat reaksi suaminya hanya bisa terkekeh, tetapi di dalam hatinya, ia berjanji untuk lebih menghargai waktu Alvaro di lain waktu.

Mereka bertiga keluar dari dalam butik dan mulai berjalan menuju mobil. Namun, alih-alih langsung pulang, Alvaro terlebih dahulu membawanya ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, ia berhenti sejenak di toko bunga.

Arumi yang lelah hanya diam, tidak bertanya apa pun, mengetahui mungkin ini adalah langkah kecil untuk meredakan hati suaminya. Setelah mendapatkan bunga, Alvaro kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan.

"Kita ngapain kesini?" tanya Arumi ketika mobil berhenti di area pemakaman.

"Papa mau ke lumah mama Clala ya" ceplos Naka, wajahnya ceria tanpa menyadari keseriusan suasana.

Alvaro mengangguk, tetapi Arumi terlihat bingung. Sebelum menikah, Alvaro tidak pernah menceritakan banyak tentang masa lalunya, hanya menyebut statusnya sebagai duda. "Kita menjenguk makam mendiang ibu Naka terlebih dahulu, sekaligus memperkenalkanmu kepadanya," ucap Alvaro, nada suaranya berat.

Mendengar penjelasan Alvaro, Arumi merasakan gemuruh di dadanya. Udara di pemakaman itu seolah tiba-tiba menjadi lebih dingin, dan Arumi merapatkan mantel yang dikenakannya, berusaha menetralkan perasaannya.

Alvaro memegang tangan Arumi erat-erat, memberikan sedikit kehangatan dan kekuatan saat mereka melangkah maju. Di depan mereka, Naka yang tampak tidak terganggu dengan suasana pemakaman, berlari kecil mendahului mereka menuju makam ibunya.

"Aku minta maaf, belum menceritakan ini sebelumnya," Alvaro akhirnya memecah kesunyian, suara beratnya menekankan arti dari pengakuannya.

Arumi hanya mengangguk, mencoba mencerna semua informasi seraya memahami perasaannya sendiri. Mereka berjalan melewati barisan batu nisan yang terawat dengan baik, langkah mereka terasa berat, namun ada harapan untuk masa depan yang saling mendukung di antara mereka.

Mereka berjalan melewati barisan batu nisan yang terawat dengan baik, langkah mereka pelan tapi pasti, membawa harapan akan sebuah pemahaman yang lebih dalam. Suara gemerisik dedaunan dan hembusan angin menambah suasana sunyi, seolah mengingatkan akan kenangan yang tersimpan dalam tiap nisan.

Ketika sampai di makam, Naka sudah berdiri di depan, matanya tertuju pada foto di batu nisan, memandangnya dengan rasa ingin tahu yang tulus. Alvaro kemudian berlutut di samping makam, tangannya menyentuh batu nisan dengan lembut. Ia berbisik, “Ini Arumi, istriku yang baru.” Suaranya penuh penghayatan, menciptakan suasana yang sarat akan emosi.

Arumi merasa sebuah simpul di tenggoroknya. Saat itu, hatinya dipenuhi oleh campuran rasa hormat dan kesedihan yang mendalam, mengingat betapa berharganya ikatan yang pernah ada di antara Alvaro dan mendiang istrinya. Dia berlutut di samping Alvaro, menundukkan kepala sejenak, merasakan beratnya momen tersebut—sebuah pertemuan antara masa lalu dan masa kini.

"Mama tidul yang tenang ya, cekalang Naka punya mama Lumi yang cayang cama Naka" ucap Naka.

Dalam ketenangan yang menggetarkan, Naka menoleh kepada Arumi dengan tatapan polosnya. “Mama Clala, pacti cenang bica kenal mama,” katanya tanpa ragu, membuat Arumi tersenyum pahit. Ucapan Naka menembus suasana hening, seakan menegaskan kenyataan baru yang sedang terbentuk.

Alvaro memandang Arumi, matanya bersinar dengan ungkapan terima kasih karena telah bersamanya dalam momen pribadi ini. Hari itu, di atas makam yang sunyi, Naka, Arumi, dan Alvaro seolah membangun sebuah ikatan baru. Rasa kehilangan pun bisa terasa lebih ringan, dikelilingi oleh cinta dan pengertian yang menghubungkan mereka, meskipun dalam kesedihan.

Mereka bertiga berdiam sejenak, mengizinkan diri mereka merasakan kehadiran Arumi yang lain—yang kini menjadi jembatan untuk masa depan baru mereka. Dalam keheningan itu, ikatan keluarga yang baru mulai terbentuk, dipupuk dengan rasa hormat dan kesetiaan, meskipun dikelilingi oleh kenangan yang tak akan pernah terlupakan.

1
Nety Dina Andriyani
Alvaro sdh move on tuh
seharusnya ganti tanya Arumi
bagaimana servisku jg lbh enakan mana sm clara wkwkwk
partini
Dah ga ingat istri yg dah meninggal nih ceritanya,,munafikun Weh Weh
Adinda
semoga dapat Triple biar seru /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nety Dina Andriyani
aneh
Alvaro menyesal menghianati clara
kok minta jatah lagi sama arumi
itu mah suka al
partini
aku sumpahin bucin akut kamu sama Arumi segitunya ma istri yg sudah tiada merasa ini itu tapi menikmati malah minta lagi dasar laki laki kamfreeet to
partini
wah nyonya ada terbaik,,semoga di kasih kembar ma author nya 😁😁😁
Adinda
bella bella masih bocil udah pikirin pacaran,kalau kamu sudah besar nanti sama shaka
Adinda
lucu dua bocil gemesin
Jogrok Dewi Winarwan
semangat ya kak autornya, semoga sehat selalu biar bisa up mask terus.
Ariany Sudjana
Arumi harus belajar terbuka sama Alvaro, apalagi ini soal Reza, supaya Alvaro juga bisa lindungi Arumi
La Rue
masih ada typo ya,ayo semangat fokus buat Author biar gak salah penamaan utk tokoh² dlm cerita. btw thank utk updatenya 😊👍
Ariany Sudjana
semoga Alvaro tahu apa yang terjadi pada Arumi, dan bisa membalas ke Reza, yang begitu bodoh
Adinda
lanjut thor
TS
seru thour,,,,up lagi blm tau ini orang siapa yg akan di hadapi,,,,Shaka sudah di beri pesan bener2 bertanggung jawab.
La Rue
bagus ,tapi author masih keliru dg tokoh yang terkadang harusnya Shaka jd Alvaro. Semangat ya Author 👌
Nety Dina Andriyani
smangat kakak
Ariany Sudjana
senang bacanya
Adinda
kalau kamu sibuk terus Al siap siap istrimu direbut pria lain,lanjut thor
Marie Louis AK
dasar nenek lampir. blm tahu siapa Alvaro.
Adinda
lucu lihat perdebatan 2bocil gemesin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!