"You must marry me!!!"
Itulah ucapan yang tiba tiba dikatakan oleh seorang wanita bernama Morning Dew Jensen pada seorang cassanova bernama Lucian Kingsford.
Pernah menjalani ONS, membuat Dew hamil anak dari Lucian Kingsford. Tapi Dew tak mengatakan hal tentang kehamilannya pada Lucian dan baru muncul setelah 8 tahun kemudian ketika anak mereka sudah beranjak besar.
Demi anak, akhirnya mereka pun terpaksa menikah meskipun tak ada rasa di antara mereka. Apakah akan tumbuh benih benih cinta pada mereka setelah menikah.
Yuk simak kisahnya...
FOLLOW instagram @ZARIN.VIOLETTA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Lucian 23
Lucian dan Luca datang terlambat dan memutuskan makan malam di luar karena jalanan yang macet.
Lucian pun sudah mengirim pesan pada Dew dan Dew tak masalah dengan hal itu. Dew langsung menuju ke ruangan studionya dan akan mendekam di sana semalaman untuk melukis.
Dew tadi sudah meminta saran Zei apa yang harus dilakukannya pada Lucian dan demi keberlangsungan rumah tangganya, Dew mau tak mau harus melayani Lucian apa pun yang terjadi.
"Ya, apa susahnya? Hanya membuka paha saja, bukan? Selebihnya dia yang akan bekerja," gumam Dew sambil menghisap rokoknya dengan memandang ke arah balkon.
Dew tak pernah merokok di depan Luca karena menurutnya itu tak baik. Dew merokok hanya ketika suntuk dan melukis saja. Meskipun begitu, Luca tahu bahwa sang ibu merokok dan tak masalah dengan hal itu karena Dew masih tak terlalu banyak mengkonsumsi rokok.
Lalu Dew mematikan rokoknya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di studionya.
Dew membersihkan tubuhnya agar tak bau asap rokok lagi ketika akan tidur nanti.
Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, Dew pun keluar dari sana dan menuju kamarnya dengan masih memakai jubah yang di dalamnya memakai lingerie berwarna ungu gelap.
Dew sudah bertekad akan melakukannya malam ini bersama Lucian.
"Tutup mata, buka paha lalu bergerak. Mudah, kan?" gumam Dew berbisik santai meskipun kini tangannya sedang berkeringat dingin.
Lalu Dew membuka kamarnya dengan sangat pelan hingga tak bersuara.
CEKLEK ...
Dew berjalan berjinjit dan melihat ke arah ranjang. Tapi dia tak melihat Lucian di sebelah Luca. Meskipun kamar terlihat gelap, tapi Dew bisa melihat bahwa Lucian tak ada di sini Luca.
"Di mana pria tengil itu tengah malam begini?" bisik Dew.
"Apakah dia ada di ruangan kerjanya? Tidak mungkin, Lucian bukan tipe yang suka bekerja lembur sampai tengah malam," gumam Dew lagi.
Lalu Dew keluar lagi dari kamar dan menuju ruangan kerja. Tapi setelah mencarinya ke sana, Lucian tak ada di sana.
Kemudian Dew mencarinya ke semua ruangan dan ia tetap tak menemukan Lucian.
"Ke mana dia? Apakah dia sedang bersenang senang di luar bersama wanita lain? Kalau benar, akan kuhajar kau, Luc. Bukankah kau memberiku waktu seminggu? Dan malam ini aku sudah akan membuka paha padamu tapi kau malah pergi, ck," geram Dew kesal.
Setelah itu, Dew kembali ke kamar utama dan tak ke kamar Luca karena tak ada Lucian malam ini dan sepertinya Lucian akan pulang keesokan harinya.
Selama ini Dew memakai alasan Luca hanya karena tak mau tidur berdua dengan Lucian di kamar utama.
Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, tapi mata Dew seakan tak mau terpejam karena memikirkan di mana Lucian berada.
"Pernikahan kami baru seumur jagung. Tak lucu jika sudah ada orang ketiga dalam rumah tangga kami. Aku benar benar akan mencincangmu jika kau sampai selingkuh, Luc," gumam Dew geram dan hanya bisa membolak balikkan tubuhnya di atas ranjang besar itu dengan gusar.
Lalu Dew beranjak duduk dan membuka jubahnya.
"See? Lihatlah persiapan apa yang sudah kulakukan untuk pria menyebalkan itu?" kesal Dew pada dirinya sendiri.
"Huuffttt ... Whatever," ucap Dew dan merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang.