Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo, generasi ketiga klan Pratomo, adalah seorang guru bimbingan konseling sebuah SMK di kota Solo. Guru nyentrik yang hobi naik motor besar terutama Kawasaki Ninja nya, guru yang dikenal bar-bar oleh para murid-muridnya, bertemu dengan...
Kim Jaehyun, seorang CEO perusahaan tekstil yang berada di Sukoharjo dan Sragen, pria yang paling tidak suka wanita kasar, tomboy dan tukang berantem.
Keduanya bertemu dalam situasi yang konyol tapi berkesan. Bagaimana absurdnya hubungan dua anak manusia yang berbeda karakter dan bagaimana reaksi keluarga besar Savitri?
Kisah generasi ketiga klan Pratomo
Isi hanyalah halunya author
Jangan plagiat karena jiwa gesrek kita berbeda.
Follow my IG @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetangga Tidak Sopan
Restauran Kusuma Sari Solo
Joshua mendengarkan cerita Savitri tentang murid-muridnya, kehidupannya sebagai guru BK dan kasus Herman.
"Serius patah?" tanya Joshua dengan wajah bergidik.
"Patah bang! Krek gitu bunyinya. Aku ga berani lihat wong itu nggak senonoh dan bikin mata dan kupingku ternoda. Sampai mas Abian kekepin aku buat ga lihat!" ucap Savitri sambil memakan kroketnya yang ketiga.
"Terus gimana?"
"Dibawa ke rumah sakit lah! Mas Abian langsung telpon ambulans. Duh benar-benar makan mata pencaharian kau deh!" Savitri menggelengkan kepalanya. "Kok ya iso tho kelakon jahatin istri sampai kayak ngunu ( kok ya bisa tega jahatin istri sampai begitu )."
"Bisa saja Sav. Namanya pria yang dipikirkan, pria yang gendeng lho ya, ya cuma sela**kangan saja tapi tidak memikirkan efek sampingnya. Kalau Abang bilang, ya itu karmanya. Ndilalah nya yang melakukan adalah istrinya sendiri."
Savitri bergidik. "Amit-amit bang punya laki macam itu!" ucapnya sambil mengetuk meja tiga kali.
"Insyaallah kamu dapat suami yang baik, Sav. Kan keluarga kita selalu melakukan screening."
"Makanya itu mas, mbok Tulung di-screening si Ekadanta. Suwi-suwi aku cari orang pinter buat guyur otaknya deh! Ben gak ngoyak aku terus!" gerutu Savitri.
"Astaghfirullah! Elu mau ke dukun?" gelak Joshua.
"Kalau kepepet! Ya masa aku kudu ngepet?" sahut Savitri cuek.
Joshua terbahak. "Kamu sama Eiji sama saja! Kalau nggak asal njeplak kayaknya nggak afdol!"
"Kemarin pas bang Duncan ke Tokyo honeymoon sama Rhea, Eiji bikin perkara nggak bang?"
"Gak berani lah! Ada pawangnya. Lagian kan Maira ikut dan kompak tuh sama Ayame buat morotin Eiji" kekeh Joshua.
"Cakep!" senyum Savitri.
***
Joshua mengantarkan Savitri ke kediaman keluarga Pratomo di Manahan dan setelahnya dia akan menjemput Miki serta Sabrina di Sriwedari. Dua kakak adik itu asyik nonton wayang orang disana.
Savitri pun berjalan masuk ke dalam rumah tapi dirinya kepo melihat rumah yang terletak di depan rumahnya sudah dihuni.
"Pak Dewo, kok depan nyala lampunya?" tanya Savitri ke penjaga rumahnya.
"Iya mbak. Sudah ada penghuninya sekarang tapi orangnya baru ngawasi tukang antar perabot. Tadi sorean mulai masuk."
Savitri mengangguk. Baguslah ada penghuninya sekarang soalnya kosong cukup lama, hampir setahun.
"Aku masuk dulu pak Dewo. Memang siapa yang beli?" tanya Savitri sambil berjalan menuju rumah.
"Kabarnya yang beli orang Korea mbak."
Savitri mengentikan langkahnya. "Orang Korea?" Masa si Ahjussi berujud Oppa itu?
"Iya mbak. Aku tadi sempat lihat sekilas. Ganteng lho."
Savitri berbalik dan memicingkan matanya. "Pak Dewo nggak belok kan?"
"Belok kemana mbak? Wong saya disini terus" jawab Pak Dewo polos.
Savitri menepuk jidatnya. "Maksud aku..."
"Savitri-ya?"
Sebuah suara familiar terdengar di telinga Savitri dan gadis itu menoleh. Tampak Jaehyun berdiri di depan pagar rumahnya.
"You've got be kidding me!" teriak Savitri.
"Hai tetangga!" cengir Jaehyun
Bahagia banget lu Jae
Savitri melengos kesal dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"Savitri-ya, aku makan di rumahmu ya!" teriak Jaehyun.
"Over my fence!" balas Savitri yang langsung memerintahkan pak Dewo menutup pagar rumahnya.
***
Savitri ngedumel macam-macam melihat siapa yang menjadi tetangga barunya.
"Ya ampun! Kenapa juga harus Ahjussi itu sih yang jadi tetangga ku?" Savitri berjalan mondar-mandir macam setrikaan tidak terarah. Dirinya baru saja selesai mandi dan bersiap makan malam meskipun tadi sudah makan, tapi karena mbok Mar sudah memasak, dia tetap memakannya.
Suara ponselnya berbunyi dan sesuai dengan dugaannya bahwa yang menelpon adalah Jaehyun.
"Apa Ahjussi?" sapa Savitri judes.
"Bukain pagarmu dong! Aku belum makan nih! Masa kamu tega melihat tetangga baru mu ini mati kelaparan padahal belum semalam disini."
Savitri melongo. Ini orang habis kesambit jin penghuni rumah apa ya?
"Beli online kan bisa!" balas Savitri.
"Malas nungguin! Ayolah Savitri-ya. Be a nice neighbor. Please?" rayu Jaehyun.
"Ya sudah. Daripada nanti aku ditanyain polisi kenapa ada mayat Ahjussi di depan rumahku, malesi banget! Padahal hanya karena mati kelaparan akibat tidak mau pesan online!" Savitri berjalan keluar rumah dan memberikan kode kepada pak Dewo untuk membuka pagar rumah.
"Nah gitu kan bagus. Jadilah tetangga yang baik." Jaehyun tersenyum lebar melihat pintu pagar dibuka.
Savitri mematikan ponselnya dan menatap pria tampan itu mendatanginya.
"Gadha makanan Korea disini. Adanya masakan Jawa" sahut Savitri judes.
"Asal kamu nggak kasih sianida saja" kekeh Jaehyun.
"Nggak, aku kasih obat urus-urus biar mules!"
Jaehyun terbahak. "Yuk makan. Aku lapar!"
"Coto matte kudasai ( tunggu sebentar ). Tuan rumahnya itu aku!" Savitri berjalan mendahului Jaehyun.
"Habis tuan rumahnya judes padahal tamunya sudah lapar" cengirnya.
"Mbok Mar, minta teh satu lagi tapi kasih garam yang banyak ya!" ucap Savitri ke pembantu nya yang bingung ada pria tampan datang.
"Duh mbak, iso hipertensi nanti" sahut Mbok Mar sambil cekikikan.
"Ben wae! Salahe mekso" sungut Savitri.
"Lho Jaehyun? Ngapain kamu kesini?" Abian yang baru saja keluar kamar menatap bingung pria Korea itu.
"Minta makan lah! Aku tetangga baru kalian by the way."
Abian melongo. "Yang benar saja?"
***
"Jadi kamu itu seminggu lalu iseng lewat sini terus lihat rumah disewakan di depan rumah Savitri?" tanya Abian.
"Aku sih tidak tahu kalau ini rumahnya Savitri-ya. Aku hanya suka lihat rumahnya di seberang dan Yudha sedang menyelesaikan transaksi jual beli tapi aku sudah boleh menempatinya karena aku belinya cash." Jaehyun menyuap sayur lodeh buatan mbok Mar. "Hhhmmm... ini enak."
"Enak lah. Wong gratis" sindir Savitri.
Abian terbahak. "Kamu kenapa Sav? Lho tadi bukannya tadi pergi sama bang Joshua?"
"Iya tadi dijemput bang Joshua di sekolah. Kan tadi pagi aku diantar dirimu."
"Joshua siapa?" tanya Jaehyun.
"Joshua Akandra, dosen Tokyo University tapi juga menantu Hiroshi Al Jordan."
Jaehyun melongo. "Hiroshi Al Jordan? CEO AJ Corp? Salah satu Emir Dubai tapi memilih melepaskan gelar itu dan pindah ke Tokyo?"
"Iya, bang Joshua kan suaminya mbak Miki, anaknya Oom Hiroshi" jawab Savitri. "Memang Ahjussi..."
"Oppa. Kemarin sudah manggil Oppa kok sekarang Ahjussi lagi sih?" protes Jaehyun.
"Karena kamu main minta makan seenaknya makanya jadi Ahjussi."
"Astagaaa!" Jaehyun menggelengkan kepalanya.
"Kamu kenal Oom Hiroshi?" tanya Abian mengabaikan keributan Savitri dan Jaehyun.
"Kan perusahaan ku ada kerja sama dengan PRC Group dan AJ Corp. Ini mommyku lagi di Tokyo bertemu dengan Mr Adrian Pratomo dan Mr Reza Pratomo" jawab Jaehyun.
"Aaaaaahhhh!" teriak Savitri heboh membuat kedua pria tampan itu terkejut.
"Kamu kenapa Sav?" tanya Abian.
"Beneran Opa sama Daddy ketemu ibumu?" Savitri menatap tajam ke Jaehyun.
"Iya. Kenapa?"
"Pantas aku tadi sore bersin kencang banget! Pasti lagi dighibahin sama Opa dan Daddy! Oh my God! Aduuuhh mati aku! Kualat sama Opa!" Savitri memegang pelipisnya.
"Memang kenapa?" tanya Abian.
"Aku tadi sore bilang sama bang Joshua bakalan banting orang yang ghibahin aku. Lha masa aku banting Opa? Ya kualat lah!" Savitri menatap melas ke Abian.
"Mateng Kowe Sav!" gelak Abian.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote gift and comment
Tararengkyu ❤️🙂❤️