NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertama+Prolog

Prolog :

Apa yang kamu benci?" Tanya seorang gadis cantik berkepang satu pada seorang lelaki yang hanya diam, menatap luasnya lautan.

"Laut."

Gadis itu mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu membencinya?"

"Dia merebut duniaku."

Wushhh!

Angin sore berhembus kencang menerpa mereka. Di sertai dedaunan pohon yang berjatuhan. Lelaki itu mengepalkan tangannya merasakan sesak di dada.

Gue benci cinta.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...{ Visual para tokoh }...

Jihan Alessa

Abintang Sagara

Iqbal Aidan

...___DAEVAS___...

Kevino Altaress

Alseero Avan

Alseero Aksa

Brian Ravindra

Reksa Saputra

SELAMAT DATANG DI CERITA RUBBY!

Hallo pren!!

Panggil aja say Rubby. Biar enak gitu. panggil Ubi juga gapapa, hehe.

Btw saya suka mancing. Mancing perkoro tapi hehhe😈

Ekhemm bagi yang mau bawa-bawa cerita lain ke lapak ini, mohon jauh-jauhh!!!

Ngusir? Iyaaa!

Hehhe becanda prenn.

Selamat membaca. Maaf jika banyak kesalahan dalam cerita, karena ini karya pertama saya. Hihi!

Dadahh pren!

...🌼🌼🌼🌼...

Seorang gadis sedang berlari tergesa melewati lorong sekolah. Tangannya memeluk sebuah kotak makanan berwarna hitam. Rambut panjangnya tergerai indah dengan poni sedikit berantakan karena berlari. Hari ini Jihan membawakan sebuah bekal untuk sang pujaan hati. Dia memasaknya sendiri, meskipun bermodal tutorial sosmed. Tapi tidak apa, yang penting dia membuatnya dengan penuh cinta.

Sekarang dia tengah menuju kelas untuk bertemu dengan lelaki yang ia cintai. Setelah sampai, matanya berbinar melihat sosok Abintang yang sedang duduk diam sembari membaca buku. Bibirnya tersenyum manis. Perlahan melangkah mendekati lelaki itu.

"Abintang!" Panggilnya keras membuat beberapa siswi meliriknya sinis.

Mereka sangat tidak menyukai sosok Jihan yang sangat terobsesi pada Abintang. Meskipun memang Abintang banyak yang menyukai, termasuk mereka, tetapi mereka masih punya malu. Tidak murahan seperti Jihan. Tapi Jihan tidak mempedulikan pandangan buruk mereka terhadapnya, karena yang penting di hidupnya hanya Abintang. Tidak lebih.

Iqbal yang duduk di depan bangku Abintang pun menoleh kebelakang hanya untuk menggoda temannya itu. "Bini dateng kok di diemin. Sambut dong!" Godanya lalu tertawa.

Abintang memukul punggung Iqbal dengan bukunya. Dia sangat ilfeel jika ada yang bilang Jihan adalah istrinya. Menjijikan. Jihan bukanlah tipe gadis incarannya.

"Abintang, aku masakin makanan super lezat buat kamu. Aku bikinnya penuh cinta, loh!" Kata Jihan lebay membuat Iqbal ingin muntah. Kemudian ia menyodorkan kotak bekal itu pada Abintang, "Wajib coba!" Paksanya supaya Abintang tidak bisa menolak.

Lelaki itu memandang Jihan datar, sama sekali tidak tertarik untuk menerima pemberian Jihan. "Gue udah kenyang," Tolaknya halus.

Jihan terdiam sejenak, memikirkan cara supaya makanannya diterima. "Kan bisa dimakan nanti, pas istirahat. Ambil aja, ini nggak ada racunnya kok. Ya ya ya, pliss!" Dia memohon dengan wajah dibuat-buat.

Abintang membuang napas panjang lalu menerima bekal itu dengan terpaksa. Ingat. Terpaksa. Iqbal sampai geleng-geleng melihatnya. Kasihan juga temannya itu harus menghadapi gadis gila seperti Jihan, jika Iqbal diposisi itu juga tidak mau, sih.

Diganggu setiap hari dan ditempeli terus membuat orang lain risih. Pantas saja Abintang sampai frustasi menghadapi tingkah Jihan yang terkadang sudah di luar nalar.

Kini Jihan duduk di bangkunya saat guru sudah masuk. Ia sedikit kecewa karena belum sempat berbicara panjang dengan Abintang. Tapi tidak apa. Jika istirahat tiba, dia akan bercerita panjang lebar tentang usahanya untuk membuat bekal. Lumayan ribet, tapi Jihan senang.

Ditengah suasana pelajaran, suara guru terdengar menjelaskan materi. Beberapa siswa sudah menguap lebar karena hari ini pelajaran History, di mana menceritakan perjuangan kehidupan zaman dahulu.

Jihan menghela napas berat. Dia mulai bosan, karena yang gurunya ceritakan adalah topik yang sama dari seminggu yang lalu. Tidak ada yang berubah, membuatnya bosan. Padahal dia menyukai pelajaran History, tapi sekarang malah kehilangan minat. Ia akhirnya menoleh pada Abintang, ingin memandangi keindahan karya Tuhan.

Makin lama dia kelihatan makin ganteng. Batinnya. Jihan senyum-senyum sendiri memandangi wajah tampan Abintang. Iqbal yang tidak sengaja melirik gadis itu pun rasanya merinding. Jihan terlihat seperti orang gila. "Definisi cewek sinting," Umpatnya pelan.

Abintang yang mendengar perkataan Iqbal pun akhirnya menoleh kearah Jihan. Gadis itu malah tersenyum lebar sembari mengangkat jarinya membentuk love. Abintang langsung trauma dan membuang muka. Mahluk macam apa itu? Batinnya bergidik.

Rasanya, Jihan ingin tertawa kencang melihat ekspresi Abintang. Calon suaminya memang lucu.

***

Suara bel istirahat berbunyi membuat wajah yang awalnya mengantuk kini segar kembali. Jihan langsung berdiri dengan semangat menghampiri Abintang yang baru saja ingin keluar bersama Iqbal.

"ABINTANG IHHH! MASA AKU DI TINGGAL GITU AJA?!" Teriaknya cempreng, membuat Iqbal menutup telinga.

 Bisa budeg gue lama-lama. Batin Iqbal.

Abintang hanya pasrah ketika Jihan berjalan di sampingnya dengan malu-malu. Protes pun percuma karena gadis ini tidak mungkin mendengarkan. "Eh, bekal yang aku kasih kok nggak di bawa? Kamu nggak suka ya?" Tanyanya sedikit kecewa karena dia sudah effort membuatnya.

"Ihhh Abi kok diem aja! Jawab dong. Gak baik tahu nyuekin orang yang ngajak kamu ngobrol. Dosa Abintang!" Ujar Jihan karena Abintang hanya diam.

"Yaelah, Han. Kayak nggak tahu Bintang aja lo. Dia emang gitu," Sahut Iqbal menanggapi ucapan Jihan. Kasihan juga dari tadi dikacangin.

"Untung sayang!" Kata Jihan tabah, membuat Iqbal tertawa geli.

Setelah sampai di kantin, banyak murid yang bergerombol ribut untuk memesan makanan. Mereka bertiga berdiri diam ketika suasana kantin makin riuh tak terkendali. Jihan sampai terdorong-dorong, hampir jatuh. Tapi, Abintang menahannya, menarik kerah seragam belakangnya untuk berada di sampingnya.

"Hehe, makasih Abi!" Dia tersenyum memperlihatkan giginya.

Abintang hanya berdehem. Sedangkan Iqbal sudah menunjuk satu meja yang kosong untuk di tempati mereka. "Kesana aja, kosong tuh meja," Katanya menunjuk.

Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di sana, sudah pasti Jihan memilih duduk di sebelah Abintang. "Lo pada mau makan apa? Gue aja yang pesenin, mumpung lagi baik hati." Ucapnya menawarkan.

"Kayak biasa," Kata Abintang singkat, padat, jelas.

Iqbal mengangguk, dia menoleh pada Jihan. "Lo mau pesen apa, Han?" Tanyanya tapi Jihan menggeleng pelan.

"Nggak usah, gue lagi nggak mood makan. Kalian aja, gue cuma nemenin." Ia cengengesan.

Iqbal menatap heran. "Tumben, biasanya lo paling semangat kalo istirahat. Mana makan lo biasanya paling banyak."

Jihan mencibir. "Enak aja banyak, gue makannya dikit tahu! Kalo banyak itu lima piring nasi. Sedangkan gue cuma dua, banyak dari mana!" Balasnya tidak terima.

"Iyain, deh!" Iqbal memilih kalah dari pada beradu mulut dengan gadis cerewet itu. Akhirnya dia pergi memesan, meninggalkan Jihan yang gugup saat duduk berdua dengan Abintang.

"Abi suka makanan apa? Biar besok aku nggak salah bawain makanan. Oh ya, bekal yang ku kasih tadi kenapa nggak di bawa?" Tanyanya lagi berharap mendapat respon.

"Gue buang," Balas Abintang santai.

Jihan tercengang, dia mencoba menahan gejolak amarah yang membludak. "Kok dibuang? Kamu nggak pernah menghargai pemberian orang lain, ya?!" Katanya ketus membuat Abintang terdiam.

Apa Jihan marah?

"Kalo dari awal emang nggak mau, bilang aja. Jangan di buang seenaknya! Kamu nggak tahu sesusah apa aku buatnya." Jihan sangat kecewa.

"KAMU KOK TEGA BANGET, SIH!" Suaranya meninggi membuat semua mata tertuju pada mereka.

"Jihan, jangan marah," Kata Abintang lembut membuat Jihan luluh seketika. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya sebal.

"Aku nggak masalah kalo kamu nggak suka sama pemberian aku, tapi kalo di buang aku marah Abintang. Apalagi itu makanan, kamu—" Nggak akan pernah tahu, buat bisa makan nasi enak, aku harus makan nasi sisa di meja makan. Lanjutnya dalam hati.

Abintang merasa bersalah dengan Jihan, dia tidak bermaksud seperti itu. "Maaf."

"Iya ngak pa-pa. Aku paham kok. Lain kali jangan diulangi. Aku juga minta maaf karena maksa kamu nerima pemberian aku." Jihan sudah pasrah.

"Lo marah?" Tanya Abintang memastikan.

Jihan tersenyum lebar, lalu menggeleng. Menyembunyikan raut wajah kecewanya. "Aku nggak bisa marah sama kamu, Abi," Ucapnya tulus membuat Abintang tidak bisa berkata-kata.

"Jangan suka gue."

"Emangnya kenapa? Kamu nggak berhak ngatur perasaan manusia. Aku suka kamu Abintang!"

Lelaki itu menatap bola mata Jihan lekat. "Itu bukan suka Jihan, itu obsesi," Jelasnya.

Jihan menggelengkan kepalanya keras kepala. "Aku nggak obsesi, Abi. Aku beneran sayang sama kamu!"

"Jadi, Abi harus jadi pacar aku. Ya ya ya!" Kata Jihan berani menembak. Lagi pula, dia sudah menembak Abintang lima kali berturut-turut, meskipun tetap ditolak.

"Gue nggak suka sama lo, Jihan."

"Jalanin aja dulu, nanti lama-lama suka kok. Yakin nggak mau? Aku cantik loh!" Katanya percaya diri.

"Pede!" Balas Abintang.

Jihan cemberut. "Awas aja kalo naksir! Aku bakal cuekin Abintang! Titik!" Abintang memandang santai.

"Emang bisa, cuekin gue?"

"ENGGAK LAH, GILA APA! EHHH— IYAA! AKU BAKAL CUEKIN KAMU!" Jihan menepuk mulutnya yang keceplosan.

Tanpa sadar sudut bibir Abintang terangkat.

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!