NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Rama menegang. Langkah kakinya menggantung ditempat. Di sana, ia dapat melihat Ayana yang masih duduk di ujung teras dengan isakan begitu miris.

Tangisan Ayana semakin dalam. Terpaksa harus mengalah demi keselarasan hidup bersama. Hidupnya dengan Rama bak pungguk yang merindukan rembulan.

Sangat berbeda, dan tak akan sama.

Dada Rama bagai tertikam hunusan belati. Ia memalingkan tubuhnya dibalik tembok. Disana ia terdiam, dan masih mendengarkan suara isakan lirih dari Istrinya. Baru kali ini ia merasakan sesag yang sampai menembus ulu hatinya.

"Mas Rama, tolong percaya saya! Bapak saya tida bersalah. Kami tiba, setelah Mas Arsyad sudah kecelakaan. Dan memang Bapak tidak tahu apa-apa dengan kecelakaan itu," ucap Ayana beberapa tahun lalu saat menjelaskan masalah yang menyudutkan Ayahnya.

Pada saat itu, dengan teganya Rama sama sekali tidak percaya, dan lebih percaya dengan hasutan ibunya, yang menuduh Pak Susilo sebagai dalang sabotase motor Arsyad.

"Saya tidak menyangka, ternyata hati Ayahmu begitu BUSUK! Keluargamu tidak lebih berharga dari SAMPAH, AYANA! Saya benci sama kamu! PEMBUNUH!" Tekan Rama dengan sorot penuh kebencian.

Karena mendapat tekanan terus menerus, hal itu membuat kesehatan Pak Susilo akhirnya tumbang juga. Namun, setelah ia mengetahui kebenaran dari Dika-sang satpam, Pak Susilo dapat bernafas dengan lega, meskipun pada akhirnya ia tetaplah penjahat di mata Rama.

2 bulan setelah itu, Pak Susilo di nyatakan meninggal secara tiba-tiba, setelah ia selesai menemani Tuan Ibrahim dalam perjalanan bisnisnya. Dan hingga saat ini, kematian Ayah Ayana itu masih menjadi misteri besar yang terkubur.

****

Malam itu, meja makan rumah utama tampak hening tanpa adanya sapaan hangat dari sang empunya. Semunya kalut, larut dalam masalahnya masing-masing.

Bu Anita terdiam, namun masih menikmati suapan demi suapan makanan didalam piringnya.

Rama, tidak usah di tanyakan lagi. Pria itu hanya diam, tak pernah mau makan sebelum Ayana yang mengambilkan atau menemaninya duduk.

Sementara Milya, bocah SMA itu sejak tadi tertunduk lesu, dengan tangan sesekali menggeser tombol merah pada layar gawai yang berada didepannya.

"Kalian nggak pada makan? Apa perlu Mamah suapin satu-satu, ya?" Pekik Bu Anita menatap kedua anaknya secara bergantian.

Bu Anita sudah tahu kenapa Rama hanya memandang nasi didepannya saja. Merasa geram, ia berkata, "Mau sampai kapan kamu seperti itu terus, Rama? Sudahi ketergantunganmu itu pada Ayana. Karena sebentar lagi yang menjadi istrimu itu Mawar!"

Rama masih sibuk menatap gawainya. Ia sama sekali tak menatap ataupun melirik sang Ibu.

"Mah, udahlah... Aku nggak mau debat! Nanti juga aku makan sendiri. Lebih baik Mamah urusin putri Mamah itu, kenapa diam aja sejak tadi," Rama mengangkat dagunya kearah Milya.

Bu Anita seketika menautkan tatapanya. "Milya... Kenapa nggak makan?"

"Saya tunggu kamu di cafe! Jika kamu tidak datang, maka jangan salahkan saya jika datang ke rumah kamu, dan memberitahu keluargamu... Terutama Rama-kakakmu!"

Tubuh Milya menegang kaku, hingga membuat wajahnya mendadak pucat. Pertanyaan sang Mamah sama sekali tidak ia dengar, karena fokusnya selalu mengulang pesan yang di kirimkan seseorang malam ini.

"Milya?!"

Milya menoleh terkejut. "Ma-mah... Ada apa, ya?" ucapnya terbata.

"Kamu ini kenapa sih? Melamun aja. Dimakan itu makananya, Milya!" pekik Bu Anita merasa kesal.

"Ah... Aku lagi nggak selera, Mah! Aku pusing mikirin deadline ujian nanti. Udah ah, aku mau ke kamar dulu!" ucapnya seraya bangkit. "Oh ya... Nanti aku mau keluar bentar sama temenku. Mau bahas soal ujian besuk! Bye, Mah."

"Hah! Dasar anak itu," desah kasar Bu Anita.

Grekkk!

Rama juga ikut bangkit menggeser kursinya.

"Rama, kamu juga mau kemana?"

Rama berjalan pelan, tanpa menatap. "Mau cari angin!"

Bu Anita semakin di buat frustasi dengan kelakuan kedua anaknya itu. Ia hanya duduk kaku sendiri, menatap hamparan makanan di atas meja sambil meredamkan emosinya.

Rama sudah berdiri di depan pintu Paviliun.

Tangannya menggantung di udara, tak sampai menyentuh gagang kayu itu. Setelah cukup berpikir, ia lanjutkan gerakannya. Namun belum sampai, pintu sudah terbuka sendiri dari dalam.

Ceklek!

"Mas Rama? Mas Rama ngapain disini malam-malam?" Ayana memicingkan mata, masih berdiri di belakang pintu.

"Saya ingin melihat keadaan putramu!" Ucap Rama dengan penuh keyakinan.

Sejenak Ayana tampak berpikir. Hatinya menghangat, namun pikiranya menolak. Ada perasaan bahagia tersindiri yang sulit ia ungkapkan.

"Zeva ada didalam," jawab Ayana dingin.

Rama langsung saja masuk ketika Ayana sudah menggeser tubuhnya. Pria itu berjalan menuju ruang tv, dan benar putranya tampak asik menyusun balok di temani oleh sang nenek.

Mendengar ada seseorang mendekat, reflek saja Bu Ratih dan Zeva menoleh.

"Paman Lama...." ucap Zeva seraya bangkit. Ia hanya mampu mengekspresikan kebahagiaan itu melalui wajahnya saja. Tubuhnya terdorong ingin menghambur dalam pelukan, namun hati kecilnya menghentikan.

Bu Ratih terdiam. Wajanya sulit sekali di artikan. Ia berniat pergi, namun Rama menahan kursi roda itu.

"Anda tidak perlu pergi! Saya hanya ingin melihat keadaan Zeva," ucap Rama.

"Paman... Paman mau main cama Zeva, ya?" tanya Zeva antusias.

Rama mengangguk. Ia kini langsung menjatuhkan tubuhnya diatas matras anak. Ikut bergabung dalam permainan sang putra.

"Zeva suka menyusun balok, ya?" Rama menatap putranya dengan Iba, sambil ikut memasang balok tadi.

Zeva mengangguk. Wajahnya tampak bahagia. Ia memasang balok dengan penuh semangat, tidak seperti tadi. Detik kemudian ia menatap Rama.

"Paman... Ayuk ikut Zeva! Zeva punya mainan balu, loh."

Rama dengan antusias bangkit lagi, kala lenganya ditarik oleh sang putra. Zeva mengajak Ayahnya kedepan, hinga mereka berhenti di ruang tamu.

"Kamu mau tunjukin apa sama Paman?" Rama masih begitu kaku dengan panggilan putranya.

Zeva mengambil satu mobil bewarna merah, yang sudah Ibunya susun diatas rak mainan.

"Ini, Paman! Lihat deh, bagus 'kan?" Zevan memberikan mainanya untuk di lihat sang Ayah.

Rama agak sedikit berpikir. Dari mana putranya itu dapat mainan tersebut, sementara mobil-mobilan yang ia pegang kini termasuk dalam koleksi mainan langka dengan nilai jual yang cukup fantastik untuk sekelas mainan saja.

"Iya, ini bagus kok. Kamu dapat maianan ini darimana?" tanya Rama menatap putranya.

"Zeva di kasih sama Om Doktel, Paman! Om Doktel itu baikkkk banget sama Zeva. Zeva pingin deh, punya Ayah kayak Om Doktel. Dia kasih mainan Zeva soalnya!" kekeh Bocah kecil itu.

Jleb!

Tatapan Rama pada Zeva semakin mengendur. Ia merasa sudah gagal menjadi sosok Ayah untuk putranya. Bahkan, untuk menjadi sosok Ayah saja, Rama tidak masuk dalam kriteria putranya sendiri.

Ayana hanya mampu terdiam. Ia duduk di kursi single sambil menatap gawainya. Ia sejak tadi juga menyimak obrolan antara Ayah dan anak itu.

"Kamu sudah kehilangan peran sebagai Ayah, Mas! Sebagai sosok Ayah saja, Zeva tidak memilih kamu. Sedalam itukah luka yang telah kamu berikan untuknya," batin Ayana menatap nanar .

Tubuh Rama bagaikan buih yang tertiup angin. Serasa lemah, tanpa semangat. Ia hanya mampu tertunduk, sebeb bertanya kembali ia tak mampu.

Melihat itu Zeva berjalan mendekat. Ia tepuk bahu Ayahnya. Kedua sorot kecil itu tampak antusias ingin tahu, hingga Zeva memberanikan diri menyentuh wajah Ayahnya.

"Paman... Kok Paman Lama jadi sedih, sih? Paman sedih ya, kalena mainannya Zeva ambil? Ya udah deh, ini buat Paman, bial Zeva pakai mobil tatunya."

Baru saja Zeva akan berbalik, seketika lengan kecil itu ditarik Rama, dan spontan didekap begitu dalam.

Dada Rama terasa sesak, hingga air matanya perlahan turun membasahi wajahnya.

Zeva hanya mampu mengernyit. Ia agak bingung dengan situasi yang terjadi malam itu. Ia juga tidak begitu paham, apa yang di alami orang dewasa didepanya.

Isakan yang semula kecil itu, kini berubah menjadi sesikit raungan lemah. Rama malam itu benar-benar kehilangan jati dirinya sebagai sosok berwibawa.

"Paman, Ibu...." Zeva memanggil Ibunya, "Kok Paman menangis, sih?! Kan, Zeva nggak nakalin Paman Lama?" gumamnya merasa bingung.

Ayana juga tak mampu bersuara lebih atas hal yang terjadi di depan matanya itu. Ia hanya mengangguk, bergumam kecil, "Nggk papa, Sayang. Paman menangis kerena nggak punya mainan bagus kayak Zeva."

Zeva didekap begitu dalam. Tangisan Rama juga semakin dalam, hingga suaranya nyaris hilang. Sebab merasa tidak nyaman, Zeva mencoba melepaskan badannya.

"Paman kok menangis, sih? Paman mau mainan milik Zeva, ya? Kalau mau... Ya udah deh, nih ambil aja!" serunya mencoba ikhlas merelakan mainan kesayangannya itu.

Rama tersenyum nanar. Ia segera mengelap air matanya, menggeleng lemah sambil mendorong mainan putranya.

"Paman akan belikan mainan yang lebih bagus daripada ini. Besok tunggu Paman disini, ya! Paman akan ajak Zeva beli mainan yang banyak!" gumamnya.

Zeva sedikit berpikir. Ia mengerutkan dahinya, menatap Ayana sekilas, lalu kembali menatap sang Ayah. "Paman nggak bo'ong?"

"Janji!" Rama mengacungkan jari kelingkingnya.

Melihat itu Zeva semakin percaya. Ia lalu menautkan jari kecilnya pada jari sang Ayah.

"Yeayyy... Besok Zeva mau pelgi beli mainan!" girangnya sambil loncat-loncat.

"Sekarang Zeva mainan lagi, ya! Paman mau bicara orang dewasa sama Ibu Zeva." Rama mengusap kepala putranya dengan hangat.

Zeva mengangguk.

Bocah kecil itu lalu bermain lagi kedalam, sambil bersorak ramai.

"Mainan balu... Mainan balu, yeayyy...."

Rupanya, Ayana sejak tadi tampak kurang setuju dengan pernyataan suaminya barusan. Wajahnya menekuk, lalu ia bangkit ketika Rama juga ikut bangkit.

"Maksud Mas Rama apa sih?"

Wajah Rama masih terlihat merah, sembab. Ia berjalan ke arah sofa, lalu menjatuhkan tubuhnya disana.

"Saya hanya ingin membahagiakan Zeva saja! Saya tidak ingin, putra saya lebih bahagia dikasih mainan orang lain, dari pada saya sendiri," gumamnya.

"Mas Rama kemana aja? Baru bangun?" Ayana menatap begitu muak.

1
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
Daulat Pasaribu
klo uda di tinggal baru nyahok kamu rama
Septi.sari: iya kak nangis deh🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!