NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dingin yang menyala

Di salah satu Kafe dekat sekolah, Bianca dan para teman-temannya duduk mengelilingi meja panjang. Suasana riuh kafe seakan tak menunggu mereka yang sibuk dengan obrolan masing-masing.

"Lo apain tuh si murid baru?" tanya Siska penasaran.

Bianca hanya tersenyum santai sambil mengaduk jusnya. "Cuma kasih peringatan kecil aja."

"Emang kenapa?" tanya Kesya, yang belum tahu apa yang terjadi.

Siska menjawab lebih dulu, "Soalnya dia kebetulan duduk sebangku sama Xavier."

Bianca menyeringai, mengingat ekspresi ketakutan Calista tadi siang. "Anak itu polos banget. Gampang ditindas."

"Gak perlu keluar tenaga banyak buat ngadepin dia," ujar Siska santai sambil memainkan sedotannya.

"Gampang banget buat dibully," timpal Kesya dengan senyum miring.

"Yoi. Lumayan ada mainan baru," ucap Bianca dengan nada puas.

Namun tanpa mereka sadari, sejak tadi ada sosok yang duduk di belakang mereka. Dengan hoodie dan topi hitam menutupi wajah, Xavier mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Bianca dan gengnya. Tangannya mengepal erat, hatinya bergejolak. Entah kenapa, ia sama sekali tidak terima Calista diperlakukan seperti itu.

Xavier bangkit dari kursinya, melangkah mendekati meja Bianca.

"Xavier." Bianca tersenyum begitu melihatnya. "Sini, duduk sama kita." Ia bahkan bergeser memberi ruang.

Namun tatapan Xavier dingin menusuk.

"Ngapain lo ngaku jadi cewek gue?" suaranya datar, tapi tajam.

Bianca sontak terdiam, wajahnya menegang. Ia melirik kedua sahabatnya, memberi kode agar tetap tenang meski rasa takut jelas terlihat di wajah mereka.

"Dengar baik-baik," ucap Xavier, menatap mereka satu per satu dengan tatapan penuh peringatan. "Jangan pernah ganggu dia."

"Maksud lo siapa, Vier? Bianca mencoba tetap tenang, meski suaranya bergetar samar. "Ganggu siapa?"

"Lo nggak usah pura-pura tak tahu." Xavier mencondongkan tubuhnya sedikit, nadanya lebih dingin. "Ini peringatan terakhir dari gue."

Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik meninggalkan Kafe.

Bianca mengepalkan tangannya di bawah meja, wajahnya memerah karena kesal.

"Arghhh!"

"Siapa sih yang kasih tahu Xavier?" Siska ikut geram.

"Jangan-jangan si polos itu ngadu?" Ujar Kesya sambil mengangkat alis.

"Bisa jadi," timpal Siska. "Tapi yang bikin gue heran, kenapa Xavier bela-bela si cewek polos itu?"

Mereka saling pandang, seolah mendapat pikiran yang sama.

Bianca mendesis, jemarinya semakin mengeras mengepal. "Nggak bisa dibiarin. Gue sendiri yang bakal turun tangan."

♡♡○♡♡

Hujan turun deras tepat di jam pulang sekolah. Jalanan depan gerbang penuh murid berlarian mencari tempat berteduh. Suara riuh tawa bercampur keluhan anak-anak yang kebasahan menyatu dengan derasnya hujan. Aroma tanah basah memenuhi udara, sementara payung-payung warna-warni bermekaran, kontrak dengan langit kelabu yang menggantung berat.

Calista berdiri di depan gerbang, mengangkat tasnya sebagai penghalang hujan. Namun, percuma saja—pakaian dan rambutnya tetap basah, tubuhnya mulai menggigil, tasnya pun semakin berat oleh air.

Tiba-tiba, sebuah payung terbuka di atas kepalanya. Calista menoleh dan mendapati Xavier berdiri di sampingnya. Wajahnya tetap datar seperti biasa, meski tubuhnya sendiri basah kuyup terkena hujan.

"Pakai payung gue," ucap Xavier singkat.

Calista menggeleng cepat. "Nggak usah, jemputan aku sudah di jalan. Kamu aja yang pakai." ia mencoba menggeser payung itu agar melindungi Xavier, namun tangan Xavier dengan cepat menahannya.

"Gak perlu. Lo saja," balasnya dingin.

Pip! Pip!

Klakson terdengar dari arah jalan. Calista sontak menoleh, melihat mamanya melambaikan tangan dari balik kaca jendela.

"Itu Mama aku..." ucap Calista lirih.

"Gue antar lo." Xavier tetap melangkah, payung masih kokoh di atas Calista. Mau tak mau gadis itu mengikutinya, meski bingung dengan sikap Xavier yang terasa bertolak belakang dengan wajah dinginnya.

Calista menoleh sekilas ke arah Xavier. Hujan membasahi pundaknya, namun ia terlihat sama sekali tak peduli. Dengan ragu, Calista menggeser gagang payung agar melindunginya juga. Xavier menoleh, tatapan mereka beradu.

"A-aku nggak mau kamu kenapa-napa," ucap Calista gugup, buru-buru menundukkan kepalanya.

"Angkat kepala Lo," ucap Xavier datar.

Perlahan, Calista mendongak, menatapnya kembali. Namun Xavier segera mengalihkan pandangannya, melanjutkan langkahnya hingga mereka tiba di depan mobil yang terparkir.

"Terima kasih ya, sudah nganter Calista," ucap Veronika Ramah.

Xavier hanya mengangguk. "Hmm."

"Terima kasih," sambung Calista pelan, mendapat balasan anggukan singkat darinya.

Veronika lalu mengajak putrinya masuk. Mobil pun maju perlahan, meninggalkan Xavier yang masih berdiri mematung. Payung di tangannya tak ia gunakan, membiarkan hujan deras membasahi tubuhnya.

Bayangan tentang sosok Mommy yang dulu selalu menjemputnya pulang sekolah terlintas jelas di benaknya. Hati yang sudah penuh luka kembali diremuk oleh rasa rindu.

Xavier mendongak ke langit yang kelabu, hujan mengalir bersama air matanya tersembunyi.

"Kenapa Mommy nggak ngajak aku..." gumamnya lirih.

♡♡○♡♡

"Selamat datang, Tuan Muda," ucap Bi Asih dengan senyum hangat saat Xavier memasuki mansion, basah kuyup oleh hujan.

Xavier hanya melirik sekilas, melangkah masuk tanpa kata. Namun langkahnya terhenti ketika dengar tawa riang dari ruang makan.

"Sayang, makan yang banyak ya," suara Bela terdengar lembut, sambil menatap Adrian—anaknya dari pernikahan sebelumnya.

"Baik, Mom," jawab Adrian, lahap menyuap makanan yang disajikan. "Dad, Mom, tadi di sekolah Adrian juara satu lo buat robot," tambah Adrian bangga.

"Wah, hebat banget anak Daddy! Terus rajin belajar, supaya bisa jadi pengusaha sukses," puji Leo, dengan bangga menatap putranya.

"Iya, Dad. Aku akan cita-citanya jadi pengusaha seperti Daddy," jawab Adrian ceria.

Suara mereka hangat, tawa mereka riang, seperti keluarga yang sempurna.

Namun dari jauh, Xavier berdiri membeku, matanya dingin, tangannya terkepal di sisi tubuh.

Adrian menoleh, menyadari kehadiran kakaknya. "Kak Vier, sini gabung dong," ajaknya polos, sontak Bela dan dan Leo menoleh.

Bela tersenyum hangat. "Vier, makan siang dulu yuk."

Xavier menatap datar mereka, suaranya nyaris tanpa emosi. "Aku nggak lapar."

"Vier, sini kamu," ujar Leo dengan tatapan tajam, berbeda sekali dengan cara ia menatap Adrian.

Xavier melangkah malas mendekati meja makan. "Ada apa?" tanyanya datar.

"Kenapa nilai kamu semakin hari semakin anjlok, hah!" bentak Leo, suaranya tegang.

"Mas..." Bela mencoba menengahi, tapi Leo mengabaikannya.

"Bukan urusan Daddy," jawab Xavier singkat, membuat Leo semakin naik pitam.

"Itu memang bukan urusan Daddy! Mau nilai kamu anjlok, Daddy nggak peduli, tapi surat peringatan dari sekolah terus datang ke kantor Daddy! Itu bikin Daddy malu punya anak seperti kamu!" teriak Leo, rahangnya menegang.

Xavier mengepalkan tangan, menatap Ayahnya yang masih duduk dengan wibawa penuh. Urat di pelipisnya menegang, napasnya memburu.

"Selalu begitu..." suara Xavier serak, penuh amarah tertahan. "Yang Daddy pikiran cuman nama baik Daddy, bukan aku. Sejak Daddy menikah dengan wanita ular itu, aku nggak pernah ngerasa punya Daddy lagi," ucap Xavier dingin, menuding Bela.

Bugh!

Sebuah bogeman mendarat di wajah Xavier, tapi ia sigap menahan tubuhnya di dinding agar tidak jatuh. Matanya menatap sinis ayahnya.

"Benarkan apa yang aku katakan! Wanita ular itu mengubah Daddy. Daddy bukan Daddy Vier lagi!" teriak Xavier, suaranya pecah.

"Jaga mulut kamu! Istri Daddy bukan wanita ular!" bentak Leo keras.

Bela menggenggam bahu Adrian, ia tersakiti oleh ucapan Xavier. "Kamu tega banget, Vier... ngomong kayak gitu sama Mommy," isaknya, membuat Leo semakin menegang.

"Sudah cukup!" bentak Leo, suaranya menggema di ruang makan. "Kalau kamu masih berani kurang ajar, jangan salahkan Daddy kalau kamu diusir dari mansion ini."

Xavier terkekeh hambar. Senyum sinisnya muncul. "Usir aku? Itukan yang Daddy tunggu-tunggu dari dulu, supaya bisa pura-pura punya keluarga sempurna tanpa aku!"

"Baiklah. Aku akan keluar dari rumah ini," ucap Xavier dingin, menatap mereka satu per satu, tatapannya berhenti sejenak di Leo. "Tapi ingat, Daddy... aku akan buat anda menyesal."

Langkahnya menatap, meninggalkan mansion. Suara motor Xavier menggema, menandai kepergiannya.

"Mas... kenapa kamu usir Vier?" tanya Bela pelan.

"Itu pilihannya. Pasti dia akan balik lagi. Mana mungkin di tahan di luar sana tanpa uang dari aku," jawab Leo sambil menekan ponsel, menghubungi seseorang. "Blokir semua kartu Xavier."

Bela dan Adrian saling pandang, tersenyum tipis, puas dengan rencana mereka.

1
kaylla salsabella
la kenapa nenek rose ada di sini
kalea rizuky
entah benci cwek lemah meski penyakitan seenggaknya gk oon
kalea rizuky
moga g sad ending ya Thor benci q novel sad
kaylla salsabella
kok cuman 1 part thor😁😁
Nona Jmn: Aamin! Makasih🫶🥰
total 3 replies
lovly
berharap untuk akhir yang bahagia thor, semangat💪
Nii
👍
kaylla salsabella
lanjut thor
Lisa
wah hebat nih Xavier ntar lg jdi ketuanya mafia D'Angel
Lisa
Nenek koq jahat banget sama cucunya
kaylla salsabella
terimakasih update nya thor😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama kakak🥰🫰
total 1 replies
kaylla salsabella
ayo vier cari tahu calista kenapa gak sekolah
kaylla salsabella
kira papa nathan ada masalah apa
kaylla salsabella
ooo si nenek belum tahu berhadapan sama Xavier🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
Lisa: Amin..
total 1 replies
kaylla salsabella
terimakasih update 3 part😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama☺️ Jangan lupa Vote ya kakak☺️🫰🫶🥰
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
ayo vier datang kasihan calista
kaylla salsabella
alhamdulillah vier mau berubah
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
kaylla salsabella
lanjut thor
Nona Jmn: Sama-sama kak, makasih juga sudah sering baca novel aku☺️🥰🫶🫰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!