Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 Mengantarkan kakek dan nenek ke bandara
Lea pun tiba di mansion nya, lalu tanpa basa-basi langsung mengangkat pria asing yg sudah tidak sadarkan diri itu dengan mudah nya.
Para pengawal yg melihat nyonya muda nya mengangkat seorang pria yg memiliki tubuh 2x lipat lebih besar dari tubuh nyonya muda nya terkejut tidak percaya, sebegitu kuat kah nyonya muda nya begitu lah isi pikiran para pengawal mansion yg melihat nya.
Walaupun begitu para pengawal tetap menawarkan bantuan untuk majikan mereka akan tetapi Lea menolak hal tersebut.
Lea dengan langkah cepat masuk ke lift menuju lantai dimana kamar-kamar tamu berderet, lalu Lea pun membuka salah satu pintu menggunakan kekuatan nya.
Setelah pintu terbuka Lea pun merebahkan tubuh pria asing tersebut dengan perlahan.
"Hais, kenapa juga sih di tengah jalan harus ketemu yg beginian, kalau menimbulkan masalah nantinya bagaimana coba." Ucap Lea menggerutu sambil menghela nafas dalam.
"Sekarang bagaimana coba,? Walaupun aku bisa menyembuhkan nya dalam sekejap, tapi nanti nya pasti akan menimbulkan tanda tanya pria itu kalau sudah sadar nanti, tidak mungkin luka nya yg separah ini bisa sembuh tanda bekas, bisa-bisa aku di curigai sebagai penyihir lagi." Ucap Lea bingung.
"Tem, tolongin dong, panggil dokter siapa aja yg bisa mengobati pria itu." Ucap Lea pada sistem nya.
"ITU HAL MUDAH NONA, SEBENTAR LAGI DOKTER PRIBADI KHUSUS YG SISTEM PANGGIL AKAN TIBA."
"Bagus deh, untung ada kamu tem, setidaknya beban ku berkurang sedikit." Ucap Lea lega.
Beberapa menit kemudian, seorang dokter laki-laki paruh baya yg bernama Dokter darma pun tiba di mansion Lea dan di antar oleh seorang pengawal menuju kamar tamu dimana saat ini Lea dan pria asing itu berada.
"Selamat malam dok, maaf menganggu waktu istirahat anda." Ucap Lea.
"Malam nyonya muda, tidak apa-apa sudah menjadi tugas saya, apakah boleh saya memeriksa pasien sekarang.?" Ucap Dokter darma.
"Silahkan dok." Ucap Lea.
Lea pun keluar dari kamar tamu tersebut agar memudahkan dokter menangani pasien nya.
Setelah beberapa saat melakukan pemeriksaan dan perawatan luka pria tersebut, dokter darma pun menemui Lea yg masih berdiri di depan kamar tamu tersebut.
"Bagaimana keadaan nya dok, apakah parah.?" Ucap Lea penasaran setelah melihat dokter darma keluar dari kamar tamu.
"Luka nya lumayan parah, ada beberapa tusukan di daerah dada dan di perut untung nya luka tusukan dari benda tajam itu tidak sampai melukai organ dalam nya, luka nya sudah saya jahit dan pasien masih dalam pengaruh obat bius." Ucap dokter darma.
" Apakah pria itu tidak kehabisan darah dok, padahal tadi saya sempat melihat darah yg merembes cukup banyak." Ucap Lea.
"Benar, tapi pasien hanya membutuhkan sekantong darah dan secara kebetulan saya membawa stok darah yg sama dengan golongan darah pasien." Ucap dokter darma.
" Baik terimakasih atas bantuan nya dok." Ucap Lea tersenyum.
"Sama-sama nyonya muda, kalau begitu saya permisi." Ucap dokter darma.
Lea pun mengangguk dan dokter darma pun berlalu dari hadapannya.
Lea pun masuk ke dalam kamar dimana pria asing itu terbaring lemah dengan selang infus dan selang transfusi darah terpasang bersamaan.
"Aku harus hubungi siapa kalau begini.? Sudah lah mending aku tidur, besok kalau dia sudah sadar baru aku tanyain." Gumam Lea.
Lalu Lea pun pergi dari kamar itu untuk menuju ke kamar nya.
.
.
Keesokan harinya, baru terang tanah Lea sudah siap dengan penampilan nya karena dirinya akan mengantar kakek dan nenek nya ke bandara, karena jarak yg akan di tempuh ke bandara sekitar satu jam perjalanan, apalagi seorang wanita kalau berdandan tidak cukup hanya satu jam, jadi untuk menghemat waktu subuh-subuh Lea sudah siap dengan outfit nya yaitu atasan Cropped blazer dan midi dress berwarna hitam dengan rambut hitam nya yg di Curly sedemikian rupa dengan tas dan sepatu dengan warna senada.
Terlebih dahulu Lea menuju ke kamar adik bungsu nya untuk memastikan gadis kecil itu sudah bangun atau belum.
Lea pun perlahan membuka pintu kamar Sasa dan benar saja, udah jam setengah enam adik bungsu nya bahkan belum bangun dari tidur cantik nya itu.
"Sasa, bangun sayang." Ucap Lea sambil mengelus rambut lembut Sasa.
"Hoam, kakak." Ucap Sasa dengan suara serak nya.
"Bangun dek, kata nya mau sekolah, udh jam barapa ini, ayo mandi." Ucap Lea.
"Oh ya ampun, aku terlambat." Ucap Sasa langsung ngacir menuju kamar mandi setelah melihat jam weker di atas nakas nya.
Lea tersenyum kecil melihat hal itu.
Tak lama kemudian Sasa pun sudah selesai dengan acara mandi nya dan saat ini Sasa sudah siap dengan seragam nya.
Lea dengan tangan terampil nya menata rambut Sasa dengan sedemikian rupa, tak lupa jepit cantik yg sedari malam sudah di siapkan itu.
"Ayo kita turun, pasti kakek, nenek dan abang-abang mu sudah menunggu." Ucap Lea setelah memastikan Sasa sudah siap.
"Ayo kak." Ucap Sasa memegang tangan Lea.
Kedua gadis beda umur itu pun turun ke lantai bawah.
TING
Pintu lift pun terbuka, Lea dan juga Sasa dengan segera menuju ruang makan untuk sarapan, di sana sudah ada kakek nenek nya dan juga Felix beserta zero yg sudah lengkap dengan seragam sekolah nya.
Keluarga kecil itu pun segera sarapan dengan diam hanya dentingan sendok saja yg terdengar tampak beradu.
Setelah menyelesaikan sarapan mereka kakek dan nenek nya pun berpamitan pada cucu-cucu nya.
"Kakek nenek, gunakan lah ini untuk keperluan kakek dan nenek selama di sana." Ucap Lea memberikan black card nya.
"Apa ini Lea, bagaimana cara menggunakan nya.?" Ucap kakek Rahman.
"Disana nanti akan ada yg membantu kakek dan nenek, pin nya tanggal lahir kakek dan nenek." Ucap Lea tersenyum.
"Baiklah Lea terimakasih." Ucap kakek Rahman dan nenek sarimah.
"Sama kek, nek." Ucap Lea.
"Dan ini untuk kalian jajan, sudah tau kan cara menggunakan nya,? pin nya juga tanggal lahir kalian masing-masing." Ucap Lea memberikan black card pada adik-adiknya masing-masing satu.
"Tau kak, terimakasih." Ucap Felix dan Zero bersamaan.
"Kakak, apa boleh adek minta uang tunai saat ini.?" Ucap Sasa dengan suara pelan .
"Boleh dong, ini buat adek, uang nya di simpan hati-hati ya, kalau ada temen adek yg membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk membantu, tapi ingat, jangan mudah percaya sama orang lain." Ucap Lea memperingati Sasa sambil menyerahkan uang 10 juta pada adiknya.
"Terimakasih kak, adek akan ingat nasehat kakak." Ucap Sasa.
Setelah itu Lea pun berpamitan untuk mengantar kakek nenek nya, sedangkan Felix, zero dan Sasa sudah berangkat menuju sekolah baru nya di internasional school.
Bersambung.