Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Di Pisahkan
Hujan makin deras. Jalanan dipenuhi kendaraan yang bergerak merayap perlahan. Aleta masih bisa menahan sakit dengan mencoba mengatur nafas mengikuti setiap arahan instruktur senam hamil yang diikutinya. Aleta sudah menghubungi ayahnya yang sekarang sedang menyusulnya. Tuan Andre juga sudah menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirim mobil ambulans agar segera mengevakuasi putrinya di mana titik kendaraan yang tumpangi Aleta berada.
"Ada apa mbak?" tanya sang sopir melihat Aleta meringis kesakitan.
"Sepertinya saya mau melahirkan pak. Tolong antar saya ke rumah sakit saja," pinta Aleta.
"Ya Allah, kita dihadang macet mbak. Bagaimana ini? kendaraan tidak bisa bergerak sama sekali. Di tambah posisi kita berada di jalan layang tol," ucap sang sopir ikut gelisah.
Aleta paham kondisi jalanan saat ini ditambah lagi hujan deras yang diikuti suara petir memecah angkasa. Aleta mulai menangis karena merasakan mulas pada perutnya yang sangat luar biasa.
"Mbak, tolong di tahan ya....!" pinta sang sopir taksi yang tidak bisa melakukan apa-apa.
Aleta terlihat sudah mulai melemah. Di saat ia ingin menyerah, tiba-tiba terdengar suara mobil ambulans terdengar di sisi kanan jalan tol diikuti juga mobil polisi LAJ̌R untuk mempermudah jalannya evakuasi. Beberapa petugas medis turun dari mobil ambulans. Polisi siap mengamankan tempat tersebut. Para pengendara lain saling bertanya tentang apa yang terjadi di luar sana.
"Pak, sepertinya itu petugas medis yang datang menjemputku. Trimakasih ya pak. Maaf merepotkan bapak. Ini rejeki sedikit untuk bapak," ucap Aleta menyerahkan cukup banyak lembaran merah untuk sopir taksi online itu.
"Tapi mbak tadi udah bayar saat pesan kenapa malah dikasih lagi?" tanya sang sopir.
"Iya, tapi ini untuk bapak. Tolong doain saya dan bayi saya ya pak semoga kami selamat," ucap Aleta.
Sang sopir terharu menerima uang itu dengan tangan gemetar. Sambil mengucapkan terimakasih dan bersyukur kepada Allah , ia segera turun dari taksi untuk menolong Aleta turun dari taksinya yang sudah di jemput tim medis. Beberapa pengendara memberikan kelonggaran jalan agar tandu Aleta bisa dilalui oleh tim medis menuju mobil ambulans. Sang sopir memayungi Aleta walaupun sudah ada selimut anti hujan menutupi tubuh Aleta.
"Semoga persalinannya lancar ya bu," ucap pria tiga puluh tahun itu pada Aleta saat Aleta sudah berada di mobil ambulans.
Aleta hanya tersenyum kecil sebelum pintu ambulans itu tertutup. Aleta segera dilarikan di rumah sakit. Namun ditengah jalan Aleta sudah tidak tahan lagi. Dokter melihat jalur lahir Aleta dan ternyata kepala bayi sudah nongol dipintu rahim.
"Kita harus segera membantu persalinannya di mobil...!" ucap sang dokter segera memberi aba-aba pada Aleta untuk mengejan. Aleta mengerahkan tenaganya sekuat mungkin untuk bisa menyelamatkan bayinya. Beberapa kali Aleta mengejan namun sulit sekali melakukannya.
"Nona, anda cukup mengejan sekali aja agar kami bisa menarik keluar kepala bayinya. Posisinya sedikit lagi mau keluar," ucap sang dokter.
"Ya Allah tolong aku ya allah. Selamatkan bayiku...! bismillah," ucap Aleta sambil mengejan dan ia berhasil mengeluarkan bayinya. Namun setelah itu Aleta tidak sadarkan diri karena pendarahan hebat yang dialaminya. Bayinya terlihat membiru karena keracunan air ketuban.
Mobil terus bergerak hingga akhirnya tiba di rumah sakit yang dituju. Aleta dan bayinya segera ditindaklanjuti oleh pihak medis dengan fasilitas di ruangan itu.
...----------------...
Revan yang sedang menemani Rere yang juga sedang terbaring di brangkar rumah sakit ternyata ketiduran di sofa untuk keluarga pasien. Ia baru ingat dengan Aleta. Revan melihat Rere sedang terlelap saat ini. Revan melirik arlojinya sudah memasuki waktu subuh. Ia segera keluar dari kamar inap itu untuk menghubungi ponselnya Aleta.
"Ah sial...! Kenapa ponselnya low?" kesal Revan lalu berlari ke tempat parkir. Ia ingin segera pulang ke apartemennya. Lebih baik bertemu langsung dengan Aleta daripada menelepon istri keduanya itu.
Setibanya di unit apartemen, Revan melihat pelayan nya itu sedang menyetrika baju. Melihat kedatangan sang tuan, pelayannya langsung menghampiri." Tuan, nyonya Aleta semalam pulang ke rumah orangtuanya," ucap sang bibi.
Revan mengangguk lalu masuk ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang lain. Ia lalu menghubungi nomor Aleta yang saat ini tidak aktif. Revan keluar lagi untuk ke rumah mertuanya. Setibanya di sana, Revan disambut oleh pelayan mertuanya itu.
"Tuan, bagaimana kondisi nona Aleta? apakah nona sudah melahirkan? laki-laki atau perempuan" tanya pelayan itu dengan wajah berbinar.
"Apa...? Aleta melahirkan?" tanya Revan bingung. Lho kok tuan tidak tahu?" Revan menggelengkan kepalanya dengan cepat. " Di rumah sakit mana?" tanya Revan.
"Kami juga belum tahu. Semalam tuan pergi ke rumah sakit menyusul nona Aleta yang mengalami kontraksi di jalan layang tol. Selebihnya kami tidak tahu karena belum ada kabar lagi dari tuan Andre.
Mata Revan membulat penuh. Ia bisa membayangkan kondisi istrinya yang sedang mengalami kontraksi. Ia tahu betul semalam terjadi hujan badai yang menakutkan. Di tambah lagi banjir di mana-mana.
"Ya Allah, lindungi anak dan istriku," gumam Revan lalu keluar lagi sambil menghubungi ponsel ayah mertuanya namun tidak diangkat oleh tuan Andre.
Ia segera membuka GPS ponsel Aleta untuk mengetahui keberadaan istrinya dan Ia langsung menemukan lokasi rumah sakitnya. Revan menambah kecepatan mobilnya dan terus menyalip kendaraan lain. Ia berharap Aleta belum melahirkan bayi mereka karena ia sudah lama menantikan momen persalinan istrinya.
"Ya Allah, apakah yang sudah aku lakukan semalam pada Aleta. Pasti ia sangat sakit hati karena aku membentaknya. Tapi Aleta sudah keterlaluan karena menumpahkan sup panas ke tubuh Rere," gumam Revan yang belum tahu sifat asli istri pertamanya itu.
Revan menghubungi Reno untuk menyusulnya ke rumah sakit. Kebetulan hari itu tanggal merah jadi perkantoran dan sekolah libur memperingati hari besar islam. Setibanya di rumah sakit Revan segera menanyakan resepsionis yang langsung memberitahukan Revan. Ia bergegas berlari menuju pintu lift namun siapa yang menyangka Ia bertemu dengan sang mertuanya di pintu lift.
"Kenapa kamu ke sini? mau lihat jenazah bayimu? atau mau melihat putriku yang belum sadarkan diri sampai saat ini setelah mengalami pendarahan hebat paskah melahirkan?" geram tuan Andre menatap tajam wajah menantunya.
"Apaaa.....?! bayiku meninggal? tidak, itu tidak mungkin. Aleta, aku ingin bertemu dengan Aleta," ucap Revan sambil menahan tangisnya.
"Dia tidak membutuhkan kamu lagi. Pulanglah...! begitu putriku siuman aku akan memintanya untuk menggugat cerai dirimu. Jangan pernah menemuinya. Aku mau pulang mengurus proses pemakaman cucuku," ucap tuan Andre membuat Revan yang tidak kuat menahan kesediaannya langsung tumbang di depan pintu lift. Beruntung lah Reno sempat menangkap tubuh kekar itu dibantu oleh satpam. Tuan Andre berlalu pergi dari tempat itu. Ia mengira perkataan ayah mertuanya cuma mengada-ada namun ternyata benar adanya.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina