NovelToon NovelToon
How To Fight ??

How To Fight ??

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Selingkuh / Cerai / Kehidupan di Kantor
Popularitas:967
Nilai: 5
Nama Author: hunny24

Hidupku yg sempurna berubah 180° berkat perselingkuhan ayahku. Aku yg dulu hidup bagai tuan putri kini harus bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidupku, belum lagi ibuku yg jatuh sakit pasca perceraian. Bagaiamana aku harus bertahan??

#HowtoFight??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.22 Putus Asa

Selama satu minggu Margaret mengurus beberapa hal, mulai dari aset hingga Visa tinggal karena tak tahu sampai kapan dirinya akan berada disana. Monica membantunya sampai semua urusannya selesai dan mengantarkan Margaret sampai bandara.

"Mon Terimakasih banyak, berkatmu semuanya bisa terselesaikan." ucap Margaret saat berpamitan.

"Itulah gunanya teman, saat ini yang lebih penting adalah dirimu sendiri, kau harus makan agar punya tenaga mengurus semuanya." ucap Monica.

"Iya Mon, aku merasa sangat beruntung punya teman sepertimu." ucap Margaret.

Mereka pun berpelukan dan setelahnya Margaret masuk ke dalam bandara.

"Hati-hati ya dan jaga kesehatan." ucap Monica.

"Iya kau juga jaga kesehatan, sampai jumpa lagi." ucap Margaret melambaikan tangan.

Begitulah Margaret kembali ke Singapura dan mengurus ibunya yang masih ada disana. Setibanya di bandara Singapura, Margaret mulai merasa lelah. Entah mengapa tubuhnya lemah sekali setiap kali menuju ke rumah sakit. Untuk itulah Margaret pergi ke apartemen Theresia dulu untuk menaruh koper barulah dirinya menuju ke rumah sakit.

Perlahan langkah kakinya begitu berat saat menuju ke rumah sakit. Margaret menghubungi dokter untuk menanyakan kondisi sang ibu seminggu terakhir dan lagi-lagi tak ada perubahan. Meski segala cara dan pengobatan dilakukan kondisinya tetap sama.

Margaret terus menunggu dengan sabar selama berada di rumah sakit. Hingga Theresia mengajaknya bicara.

"Margie, ayo kita bicara." ucap Theresia.

Margaret menurutinya dan mereka duduk di taman sambil minum kopi.

"Margie, apa kamu tidak mencoba mencari pekerjaan disini?" tanya Theresia.

"Bagaimana aku bisa melakukannya tante, mama saja belum sadarkan diri." ucap Margaret.

"Margie, hidup terus berjalan tak peduli Chyntia seperti apa." ucap Theresia membuat Margaret tersadar.

"Apa yang harus kulakukan tante??" tanyanya menangis.

"Mungkin ini fase terberat dalam hidupmu, tapi hidup terus berjalan. Kamu tidak bisa hanya berdiam diri dan mengandalkan aset yang kalian miliki." ucap Theresia.

"Iya tante.. Aku paham." ucap Margaret.

"Margie, mandiri itu harga mati kalau cantik itu bonus, kau paham kan?" tanya Theresia.

"Iya.."

"Lihat tante, meski pernah menghadapi kehilangan suami dan putra, tante tetap berdiri tegap dan tetap menjalani kehidupan ini." ucap Theresia.

Seketika Margaret mengingat kejadian beberapa tahun silam, dimana Theresia mengalami musibah besar bersama suami dan putranya. Mereka mengalami kecelakaan mobil saat sedang berlibur. Naasnya hanya Theresia yang selamat sementara suami dan putranya meninggal.

"Jadi, jangan putus asa.. Masih banyak hal yang bisa kamu lakukan." ucap Theresia.

"Terimakasih tante." ucap Margaret terharu.

"Hidup mungkin berat tapi akan lebih berat jika kita tetap diam di tempat." ucap Theresia.

Setelahnya rasa putus asa di dalam diri Margaret mulai menghilang. Semangatnya untuk melawati cobaan berat ini mulai bangkit. Dan perlahan Margaret melawan rasa takutnya. Dirinya mulai dengan menjaga dirinya dengan baik. Margaret mencoba makan dengan teratur seperti biasanya. Jika kondisinya membaik, mungkin Margaret bisa berpikir jernih soal pekerjaan.

Setiap hari, Margaret mencoba berolahraga untuk menghilangkan rasa takut dan perasaan sedihnya. Hingga perlahan kesehatannya kembali normal. Kondisi ibunya masih juga belum menunjukkan perubahan meski sudah hampir dua bulan berada di rumah sakit. Sampai dokter menyuruhnya mengikhlaskannya jika tiba-tiba ibunya berpulang.

Namun, Margaret tetap optimis, ibunya pasti bisa sembuh dan kembali bersamanya. Lalu di tengah ketidakpastian itu, Margaret mencari pekerjaan. Jujur saja tidak mudah mencari pekerjaan. Sudah puluhan lamaran ia kirimkan tapi belum juga mendapatkan jawaban.

Hingga Margaret mencoba bekerja paruh waktu untuk membiayai hidupnya. Dirinya bekerja sebagai kasir di sebuah cafe. Margaret menganggapnya sebagai pengalaman dan dengan begitu dirinya masih punya banyak waktu untuk merawat sang ibu.

"Tante, aku akan bekerja di cafe ini." ucapnya.

"Baguslah, setidaknya kamu sudah mencoba hal baru." ucap Theresia.

"Iya, saat ini belum ada panggilan kerja dari perusahaan-perusahaan itu." ucap Margaret.

"Jangan pernah menyerah Margie, mamamu pasti bangga melihatmu memiliki pekerjaan baru." ucap Theresia.

"Iya tante, terimakasih tante selalu ada untukku." ucap Margaret.

"Sama-sama sayang, tante sudah menganggapmu sebagai putri sendiri." ucap Theresia.

"Aku dan mama sangat beruntung." ucap Margaret.

"Begitu ya.." ucapnya tersenyum.

Begitulah yang terjadi pada Margaret, jatuh bangun ia lewati dengan berbagai perasaan. Mungkin saat ini tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat sang ibu sadar tapi setidaknya dirinya tak mau terpuruk dan putus asa.

Setiap hari Margaret bekerja di cafe tersebut. Sepulang kerja dirinya mengunjungi rumah sakit dan melihat kondisi sang ibu. Lalu dirinya pulang ke apartemen untuk ganti baju dan kembali ke rumah sakit. Begitulah rutinitasnya selama berada di Singapura.

Hingga suatu hari, Kevin tak sengaja mengunjungi cafe tempatnya bekerja.

"Nona Margaret? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kevin.

"Apalagi tuan, tentu saja bekerja. Jadi anda mau pesan apa?" tanyanya.

"Wah, jadi kau pindah kemari ya. " ucap Kevin.

"Begitulah, tapi karena masalah Visa dan sebagainya aku belum menetap disini." ucap Margaret.

"Kau sungguh butuh pekerjaan? Atau ibumu belum sembuh?" tanya Kevin.

"Tuan, antriannya panjang, cepat pesan dulu." ucap Margaret tersenyum.

"Sorry.." ucapnya pada pelanggan dibelakangnya.

Setelah itu, Kevin memesan minuman dan meninggalkan kartu namanya.

"Hubungi aku.." ucapnya.

Namun, Margaret hanya tersenyum dan lanjut bekerja setelah menyimpan kartu namanya. Beberapa jam kemudian, barulah Margaret menghubungi Kevin. Dan Kevin langsung mengajaknya bertemu di sebuah resto pada malam harinya.

Setelah menjenguk sang ibu sejenak, Margaret pergi menemui Kevin. Dirinya datang ke resto yang dijanjikan dan mereka bertemu disana.

"Apa aku terlambat?" tanya Margaret.

"Tidak, duduklah dan pesan dulu." ucap Kevin.

Setelah memesan barulah keduanya mulai berbicara.

"Jadi ada apa tuan Kevin?" tanya Margaret.

"Kau sungguh bekerja di cafe tersebut?" tanya Kevin.

"Benar tuan, kan anda sudah melihatnya sendiri." ucap Margaret.

"Apa ayahmu mengijinkannya?" tanyanya lagi.

"Tidak tahu dan aku tidak peduli." balas Margaret.

"Hubungan kalian nampak akur sekali.." sindir Kevin.

"Begitulah, dan tuan katakan saja tujuan anda.." ucap Margaret.

"Aku hanya penasaran dengan kabarmu, lalu bagaimana dengan ibumu?" tanyanya.

"Kabarku, cukup buruk. Ibuku saat ini kembali tak sadarkan diri sejak 2 bulan lalu, lalu aku menjadi pengangguran karena menjaga ibuku disini. Perlahan uangku menipis jadi aku harus bekerja apa saja." ucap Margaret.

"Sepertinya kondisimu sedang sulit. Mau kubantu?" tanya Kevin.

"Anda mau memberiku pekerjaan?" tanya Margaret.

"Jika kau mau, kau bisa bekerja denganku." ucap Kevin.

"Hmm.. Bekerja sebagai apa?" tanya Margaret.

"Bagaimana jika jadi asisten pribadiku?" tanya Kevin.

"Tapi waktuku mengunjungi ibuku jadi berkurang." ucap Margaret.

"Iya aku sih tidak memaksa, aku hanya merasa sayang melihatmu yang berbakat malah bekerja sebagai kasir." ucap Kevin.

"Bolehkah aku memikirkannya terlebih dahulu?" tanya Margaret.

"Pikirkanlah satu minggu ini, lalu minggu depan kabari aku." ucap Kevin.

"Baiklah. Terimakasih akan kupikirkan baik-baik." ucap Margaret.

"Ini surat kontraknya, jika tertarik tanda tangani dan datang ke kantorku." ucap Kevin.

Perlahan Margaret pun membacanya.

"Bacanya di rumah saja. Sekarang kau makan dan aku akan mengantarmu pulang nanti." ucap Kevin.

Margaret pun hanya tersenyum dan menyimpan berkas tersebut di dalam tasnya. Lalu mereka makan dan mengobrol ringan.

...----------------...

1
Mericy Setyaningrum
kenapa laki2 suka banget ngomong sayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!