NovelToon NovelToon
SHE LOVE ME, I HUNT HER

SHE LOVE ME, I HUNT HER

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dokter / Transmigrasi / Idola sekolah
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Agatha Aries Sandy dikejutkan oleh sebuah buku harian milik Larast, penggemar rahasianya yang tragis meninggal di depannya hingga membawanya kembali ke masa lalu sebagai Kapten Klub Judo di masa SMA.

Dengan kenangan yang kembali, Agatha harus menghadapi kembali kesalahan masa lalunya dan mencari kesempatan kedua untuk mengubah takdir yang telah ditentukan.

Akankah dia mampu mengubah jalan hidupnya dan orang-orang di sekitarnya?


cover by perinfoannn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Warm Embrace

Usai latihan di Gymnasium, Agatha dalam perjalanan menuju rumah sakit dimana Larast tengah menjaga Ibunya yang mendapatkan perawatan usai peristiwa kemarin malam.

Saat melewati toko buah, Agatha membeli satu keranjang berisi buah-buahan untuk dibawa ke rumah sakit.

“Buat siapa?” Suara familiar dan cubitan di telinga kiri, membuat Agatha menoleh. Ia meringis kesakitan, ketika ibunya berdiri di belakang tengah berbelanja.

“Sa-sakit Bu,” gerutu Agatha.

Ibunya melepaskan telinga Agatha, menatap putranya dengan mengangkat dagu. Penasaran apa yang dibeli putranya, karena biasanya Agatha sangat sulit jika diajak menemani ibunya berbelanja.

“Untuk Ibu?” Ibunya tersenyum bahagia, berpikir anaknya ingin memberikan kejutan.

Agatha menggeleng dengan tersenyum segaris. “Untuk Ibu temanku yang berada di rumah sakit, aku mau menjenguknya.”

Ibunya menyipitkan matanya, mencari kebenaran di mata Agatha. “Tumben, ibunya siapa?”

“Larast, Bu. Semalam, Ibunya dibawa ke rumah sakit, ” jawab Agatha.

“Sakit apa?” tanya Ibunya dengan wajah penasaran.

“Hanya ada masalah sedikit, nanti saat pulang aku ceritakan, oke!”

“Oh … karena itu kamu pulang tengah malam, manjat pagar rumah, terus mengendap-endap lewat pintu belakang seperti pencuri.”

“He-he begitulah.” Setelah memilih beberapa buah, Agatha meminta pemilik toko menata di keranjang dengan cantik seperti parcel.

“Ya udah salam buat Ibunya Larast, jangan pulang malam lagi, ya!” pesan Ibunya berisi dengan sedikit ancaman.

“Siap, Bos!” Agatha memberikan hormat. Ketika pemilik buah selesai membuat parcel, Agatha melirik ke arah Ibunya, “bayarin sekalian ya, Bu.” imbuh Agatha.

“Istt..” desis Ibunya pura-pura kesal, lalu tersenyum dan membayar parcel pesanan Agatha.

“Da, Ibu. Aku pergi dulu.” Saat bus datang, Agatha segera berlari masuk ke dalam Bus, meninggalkan Ibunya yang tengah memilih buah-buahan.

Tiba di rumah sakit, Agatha menuju ruang rawat inap Ibunya Larast. Di sana, ia melihat Larast tengah bersiap untuk pulang.

“Loh, mau kemana?” tanya Agatha.

“Pulang, Ibuku sudah pulih. Lagipula, dokter juga sudah mengijinkan untuk pulang,” jawab Larast, membantu ibunya turun dari brankar dengan hati-hati.

Ibu Larast mendekat, tangannya yang keriput terangkat, menangkupkan kedua telapak tangan di dada lalu mengayunkannya ke depan, isyarat untuk 'terima kasih' yang tulus dan penuh makna. Senyum tipis terukir di bibirnya. Agatha mengangguk saat paham apa yang dimaksudkan Ibunya Larast.

“Ya udah, aku anterin. Aku juga beliin buah-buahan buat Ibu kamu,” ucap Agatha menyerahkan parcel buah ke tangan Larast.

“Jangan repot-repot, Ries,” ucap Larast, merasa sungkan dengan pemberian Agatha.

“Repot apanya cuma bawa buah, nggak gendong kamu,” celetuk Agatha. Menarik kedua tangan Larast untuk segera menerimanya.

“Makasih ya, Ries,” ucap Larast malu-malu.

Ibu Larast kembali menarik tangan Agatha. Kali ini, ia menggerakkan jemarinya membentuk rangkaian kata 'terima kasih banyak' dengan ekspresi wajah yang sangat bersyukur.

Agatha mengangguk dan tersenyum, lalu membalas dengan gerakan tangan yang lincah, 'tidak masalah, senang bisa membantu'. Larast terkejut melihat keahlian idolanya yang mampu menggunakan bahasa isyarat dengan sangat terampil.

Tiba di depan Lobby rumah sakit, Agatha mengeluarkan ponsel di sakunya dan memesan taksi. ‘Untung aja tadi buahnya di bayarin Ibu, jadi bisa buat pesen taksi’ batinnya.

“Tunggu disini, sebentar lagi taksinya datang,” ucap Agatha.

“Hah? Taksi? Nggak usah, Ries. Jalan bentar di depan nanti naik bus aja,” sahut Larast.

“Udah diem tunggu disini, kasihan ibu kamu suruh jalan jauh.” Agatha menghalangi langkah Larast dengan lengannya saat aku pergi.

Tidak butuh waktu lama, taksi yang dipesan datang. Agatha membuka pintu mobil kursi belakang, mempersilahkan Larast dan Ibunya masuk kedalam mobil.

Setelah itu, ia duduk di samping sopir taksi. Sambil menunjukkan arah alamat yang akan dituju.

“Ries, kakak gue masih di kantor polisi, ya?” tanya Larast penasaran.

Agatha menoleh, lalu mengangguk. “Kata ayahku akan berada disana selama 48 jam, karena Ibumu juga nggak ada luka serius. Jadi setelah 2x24 jam akan di bebasin, Rast,” jelas Agatha.

Larast menghela nafas panjang, mulutnya terkatup menahan perasaan kesal. Karena kakaknya akan berulah kembali setelah keluar dari kantor polisi. Apalagi menurut ingatannya, peristiwa yang lebih menyakitkan yaitu kematian Ibunya akan terjadi kurang dari 2 bulan lagi. Larast, takut jika saat itu tiba, ia tidak bisa mengubahnya dan akhirnya akan tetap kehilangan ibunya.

Agatha yang mengamati Larast dari kaca spion di depannya, seolah melihat tekanan lain yang dirasakan Larast saat ini.

Tiba di depan rumah Larast, Agatha segera membayar ongkos taksi lalu keluar dan segera membuka pintu kursi belakang mobil.

Larast dan Ibunya keluar dari taksi, ketiganya pun memasuki gerbang rumah kontrakan Larast.

“Ries, terimakasih. Udah kamu pulang aja, gue bisa urus ini.” Larast membuka pintu, meminta Ibunya masuk kedalam rumah untuk beristirahat.

“Oh, gitu. Hati-hati ya Rast. Aku pulang dulu,” ucap Agatha. Sedikit melirik ke dalam rumah, memastikan semuanya baik-baik saja.

Larast segera mengikuti langkah ibunya masuk kedalam rumah, sementara Agatha masih berdiri di halaman. Matanya menyapu sekeliling halaman rumah Larast yang berantakan.

Agatha menaruh tas nya, lalu berpikir untuk membantu Larast membersihkan halaman rumah.

Set! Set! Set!

Suara sapu lidi yang bergesekan dengan tanah, membersihkan dedaunan kering, membuat Larast yang tengah menyiapkan minuman untuk ibunya segera keluar dari rumah.

“Ries, loe ngapain?” Larast tampak terkejut melihat Agatha yang sedang menyapu halaman rumahnya dengan serius.

Agatha menoleh, senyum tipis terukir di bibirnya. “Sudah kamu masuk saja, aku mau bersihkan ini.” Agatha kembali menyapu halaman, mengumpulkan semua sampah di dalam plastik, lalu menata kayu-kayu yang berserakan dengan rapi.

Larast segera mendekat dan menarik tangan Agatha. “Sudah, gue bisa sendiri. Duh, jangan gini, gue nggak enak jadinya.”

Keduanya menunduk bersamaan. Sentuhan tangan Larast yang lembut membuat keduanya berakhir canggung. Larast segera menarik tangannya, sementara Agatha menyembunyikan tangannya di belakang punggung, salah tingkah. Pipinya sedikit merona.

“Ries, gue bisa sendiri. Sudah loe balik saja, makan atau mandi, jangan ngurusin gue terus,” gerutu Larast, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

Agatha tersenyum tipis melihat bibir tipis Larast terus mengomel di depannya. Lalu, tanpa ragu-ragu, ia melangkah mendekat ke arah Larast. Memeluk gadis itu tanpa peringatan, mendekapnya erat. “Aku ingin kamu baik-baik saja, Rast. Jika butuh apapun, lari ke arahku dan cari aku.”

Seketika Larast merasa sangat terkejut. Kepalanya menempel di dada idolanya, ia bahkan bisa mendengar degup jantung Agatha yang berdetak kuat.

Tubuhnya seolah menerima tanpa perlawanan, ketika pelukan hangat itu ia dapatkan. Aroma maskulin yang samar dari tubuh Agatha menenangkannya. Larast meremas ujung seragam Agatha erat-erat, menyembunyikan debaran jantungnya yang semakin kuat, seolah ingin melompat keluar.

Sementara Agatha memejamkan matanya erat-erat, menahan nafasnya, agar Larast tidak mendengar debaran jantungnya yang juga tak kalah kencang.

Bersambung.

1
ig:@kekeutami2829
jan2 org2 yg punya masalah sama kakak mu rast
ig:@kekeutami2829
bandel lo ries.

eh itu jmnya nyla lgi sprt waktu dia mau pergi ke masa lalu ya .
ada apa iti?
kalea rizuky
author kayaknya pro rena ya/Sleep/
Drezzlle: Keliatan ya 🤣
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
awas copot tu jantung🤭🤭🤭
Wida_Ast Jcy
Enak aja lu bilangin bau
Bulanbintang
Sat set banget, Ris.
Bulanbintang
Makanya, baik-baik sama donatur.😌
Shin Himawari
Yang suka genre time travel merapat sini! Penulisannya rapih dan alur ceritanya seru. Bagus juga yang suka judo karena ada istilah istilah judonya buat belajar. Ganbatte terus berkarya kak Dre 💪💪🤍
Drezzlle: terimakasih
total 1 replies
TokoFebri
jangan memasukkan nama gadis itu lagi riess.. nanti gak ada gunanya dong kamu transmigrasi?
Shin Himawari
Sabar ya Aga-kun, biasanya cewe cuek diawal nanti juga luluh kalo terus diperhatiin🫣
Shin Himawari
cuma diajak ngobrol aja kook santai dooong larast🤣
mama Al
apa ini kerjaan kakaknya Laras
mama Al
bener Bu omelin tuh di kasih tahu ngeyel
kim elly
jemput ries
kim elly
😭😭😭ya ampun nangis baca nya
kim elly
larast sumpah kamu tuh kayak aku jaman dulu 😩😩
Drezzlle: Berasa lagi baca buku harian kamu sendiri 😄😄
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Agatha begitu karna kmu duluan yg berkhianat Rena!
Drezzlle: belum tentu
total 1 replies
Mutia Kim🍑
Dorong aja rena dari atas kasur🤭
Mutia Kim🍑
Berdoa aja ries, semoga larast baik-baik aja. Dan ayahmu segera menemukan larast
sunflow
ya allah.. kasihan.. sini aku peluk..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!