Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu Istri
"Kau baru pulang?" Ananda yang baru saja masuk ke dalam kamar langsung di tegur oleh Mike.
"Iya, tadi setelah kuliah terakhir aku dan beberapa teman mengerjakan tugas kelompok dulu sebentar di kafe dekat kampus" Ananda menjelaskan.
"Kau tau ini sudah jam berapa? ini sudah hampir jam dua belas malam! tidak baik jika seorang wanita keluyuran tengah malam sendirian!" Mike terlihat sedikit kesal.
"Tapi tadi aku kan sudah bilang akan pulang malam, lagi pula aku bukan keluyuran, aku kan sedang mengerjakan tugas kuliahku!" Ananda membela diri.
"Kau sudah berani membantah ya sekarang?" suara Mike sudah makin meninggi.
"Aku tidak membantah tuan, hanya saja memang itu kenyataannya. Lagi pula sebelumnya juga sering seperti ini!" Ananda ikut terpancing, bahkan ia sampai tidak sadar memanggil suaminya dengan sebutan 'tuan'.
"Sekarang kau itu sudah menikah, jadi kalau terjadi sesuatu padamu aku pun akan ikut bertanggung jawab!" Mike berkacak pinggang.
"Baiklah, aku minta maaf! permisi!" Ananda mengalah supaya tidak memperpanjang perdebatan.
"Kau mau kemana? aku belum selesai!" Mike benar-benar dibuat kelimpungan dengan sikap Ananda yang sudah mulai berani menjawab.
"Aku mau mandi tuan, badanku sudah sangat kotor!" Ananda menghela nafas panjang, entah mengapa hari pertamanya berkuliah setelah menikah terasa begitu melelahkan, mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, intimidasi dari penggemar Andrew yang maniak, sampai dengan Mike suaminya yang juga ikutan jadi menyebalkan.
Ananda sengaja berlama-lama di dalam bak mandi untuk meregangkan stresnya. Ia juga mengamati beberapa bagian tubuhnya yang lebam akibat benturan tadi pagi dan mengurutnya dengan perlahan. Setelah dirasa cukup segar, akhirnya Ananda memutuskan untuk menyelesaikan mandinya.
"Kenapa lama sekali? kau ini mandi atau tidur sih?" ternyata Mike masih terjaga hanya untuk menunggu penjelasan lebih lanjut dari Ananda.
"Anda belum tidur?" Ananda terkejut saat melihat Mike masih duduk di sofa.
"Jangan mengalihkan pembicaraan! katakan apa saja yang kau lakukan hari ini di kampus?" Mike masih fokus dengan rasa penasarannya. Entah mengapa rasanya sangat kesal melihat Ananda pulang terlambat sampai larut malam.
"Aku kan sudah jelaskan kalau aku mengerjakan tugas kuliah yang sempat tertinggal karena cuti selama satu minggu kemarin!" Ananda merasa bingung harus menjelaskan apa lagi kepada suaminya.
"Tunggu, ada apa dengan dahimu?" Mike memegang dagu Ananda dan memastikan bahwa dahi istrinya memang lebam.
"Ah tidak apa-apa, hanya terbentur tembok saja tadi saat di kampus!" Ananda menutupi kenyataannya.
"Memangnya kau sedang apa sampai bisa terbentur begitu?" Mike tidak percaya begitu saja dengan alasan yang dikatakan oleh istrinya.
"Tadi aku sedang membaca sambil berjalan, karena saking fokusnya sampai-sampai aku tidak melihat ada tembok di depanku, jadilah aku terbentur!" Ananda mengarang bebas.
"Duduklah, diam dan jangan bergerak!" kemudian Mike beranjak ke kotak obat dan mengambil sebuah botol berisi gel pereda nyeri untuk luka dan lebam.
"Biar aku sendiri saja!" Ananda ingin merebutnya.
"Sudah ku bilang diam, apa kau tuli hah???" Mike menggenggam botol itu dengan erat sehingga Ananda tidak dapat meraihnya.
"Awww,, hati-hati tuan, ini sangat sakit!" Ananda mengeluh.
"Seharusnya aku yang bilang hati-hati padamu! lihat saja, karena kau ceroboh jadinya dahimu lebam begini!" Mike sengaja menekan dahi Ananda sedikit lebih kencang saking kesalnya.
"Awwwwww!" Ananda yang kesakitan reflek memukul tangan suaminya.
"Sudah sana tidur!" Mike yang sudah selesai mengobati dahi Ananda langsung berjalan keluar kamar untuk meredakan emosinya.
Sementara Ananda yang masih merasa heran dengan sikap Mike yang terlihat sangat labil dan tiba-tiba tempramen tidak jelas, hanya bisa menatap kepergian suaminya dengan tatapan bingung bercampur aneh.
"Dasar pria aneh!" gerutunya.
Karena sudah sangat lelah, Ananda pun akhirnya memutuskan untuk segara tidur tanpa menunggu Mike kembali ke dalam kamar. Ia bisa dengan mudah terlelap karena hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya. Bahkan Ananda tidak sadar ketika Mike kembali ke dalam kamar dan mengecup pipinya. Ia juga tidak tau kalau kemudian Mike tidur di sampingnya sambil memeluk pinggangnya dengan erat.
"Selamat malam, semoga mimpimu indah!" bisik Mike ditelinga Ananda yang sudah terlelap dalam buaian mimpi.
