Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator
Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Besar Kedua
Medan pusat wilayah tengah kini berubah menjadi arena kehancuran: tanah retak, pepohonan runtuh, dan udara bergetar karena ledakan energi False God. Setiap langkah terasa seperti memasuki perangkap maut. Zhou Yun berdiri di depan, pedang emasnya berkilat dalam cahaya bulan, aura False Godnya menekan sampai hampir tak tertahankan.
Sun Jian maju, aura False Godnya seperti malam pekat yang menghancurkan harapan musuh. Di belakangnya, lima murid False God Hellfire dan pasukan gabungan mempersiapkan serangan beruntun.
Zhou Yun tersenyum dingin, napasnya tenang tapi matanya memancarkan hawa iblis. Aura menakutkan itu membuat beberapa musuh mundur sejenak—mereka tahu, satu kesalahan saja akan menjadi kematian mereka.
Zhou Shen berhasil memanfaatkan celah dan membunuh De Lubin, tebasan pedangnya menembus tubuh musuh yang terluka parah. Darah menyembur, tubuh De Lubin roboh ke tanah, mengagetkan pasukan Blue Thunder.
Murid Hellfire lain, masing-masing False God, menyerang dengan kecepatan dan keganasan yang luar biasa. Setiap pukulan mereka menghancurkan tanah, memecah formasi, dan memaksa beberapa anggota tim Zhou Yun mundur.
Seketika, satu murid White Tiger di ranah Sacred Sovereign jatuh tewas akibat serangan mendadak dari Hellfire, tubuhnya terpental jauh. Tak lama kemudian, salah satu anggota Night Moon di ranah Sacred Sovereign juga tewas, diserang dari sisi oleh energi gelap musuh.
Beberapa anggota tim Zhou Yun—meski False God—dipukul mundur oleh serangan gabungan. Pedang, tombak, dan energi iblis menebas setiap celah. Udara di sekeliling mereka terasa panas dan mencekam, dengan suara gemuruh seperti dunia runtuh.
Lan Xue menahan satu serangan Hellfire, tubuhnya terpental ke belakang, namun matanya tetap menyala penuh kemarahan. Mu Qingya dan Lu Tianhe menghancurkan jalur musuh, tapi jumlah musuh yang superior membuat mereka kewalahan.
Zhou Yun kini berdiri di pusat medan, aura False God-nya meningkat tajam, seolah seluruh dunia malam itu menjadi medan kematiannya. Pedangnya berkilat, setiap tebasan meninggalkan jejak cahaya yang menghancurkan formasi musuh.
Sun Jian maju, wajahnya dingin tapi penuh keganasan. Kedua False God terkuat ini bertemu di tengah arena. Tanah pecah, pepohonan runtuh, dan gelombang energi mereka saling bertabrakan, menimbulkan ledakan dahsyat.
Zhou Yun bergerak lincah, menyerang dengan kecepatan yang hampir tak terlihat. Setiap tebasan, setiap dorongan energi, membuat Sun Jian menahan serangan dengan seluruh kekuatannya. Kedua aura False God ini saling menekan, membuat medan seperti neraka hidup: asap, cahaya energi, dan dentuman magis memenuhi malam.
Sun Jian tertawa dingin:
“Kau memang hebat… tapi kau belum melihat kekuatan sesungguhnya Hellfire!”
Zhou Yun tersenyum tipis, suara dinginnya menusuk udara:
“Kalau begitu… mari kita lihat siapa yang lebih iblis di dunia ini.”
Mereka bertarung seperti kegelapan melawan kegelapan: tebasan pedang, gelombang energi iblis, dan serangan beruntun yang menghancurkan setiap ruang di medan. Setiap gerakan Zhou Yun menimbulkan kengerian—musuh yang melihat aura dan kecepatan pedangnya merasakan kematian mendekat, bahkan sebelum pedangnya menyentuh tubuh mereka.
Sun Jian menghantam beberapa anggota tim Zhou Yun, membuat mereka terpental dan kewalahan.
Zhou Yun tetap fokus menyerang pemimpin musuh, menggunakan kombinasi kecerdikan dan kecepatan False God.
Medan pertempuran kini penuh jasad, reruntuhan, dan jejak energi False God. Setiap anggota tim merasakan ketegangan luar biasa, nyaris kehilangan kendali jika langkah salah.
Zhou Yun tetap berdiri tegap, aura False Godnya seperti dinding besi yang menekan musuh, memancarkan kengerian yang membuat para pemimpin musuh—meski setara kekuatannya—merasa gentar untuk pertama kali.
Medan perang malam itu kini hancur lebur: tanah retak, pohon-pohon runtuh, dan udara penuh asap bercampur cahaya energi False God. Korban dari kedua pihak berserakan; tubuh Sacred Sovereign dan False God yang gugur menjadi saksi kengerian pertarungan.
Zhou Yun berdiri di tengah, aura False Godnya memuncak. Pedang emasnya berputar, meninggalkan jejak cahaya yang menghancurkan setiap langkah musuh yang mencoba mendekat.
Sun Jian, pemimpin Hellfire yang terkuat, menyeringai dingin, tapi tubuhnya mulai menunjukkan luka dari serangan Zhou Yun yang cepat, presisi, dan brutal. Tiap tebasan Zhou Yun tidak hanya melukai, tapi juga menghancurkan energi musuh, membuat Sun Jian kewalahan untuk mempertahankan formasi gabungan mereka.
Zhou Yun memanfaatkan setiap celah dalam formasi musuh:
Anggota Hellfire yang mencoba menyerang dari sisi dihancurkan dengan serangan kilat dari pedangnya.
Sekte Night Moon, dipimpin Yang Mi, memanfaatkan bayangan untuk menyerang musuh yang lebih lemah, memaksa mereka mundur.
Zhou Shen berhasil membunuh De Lubin, membuat barisan Blue Thunder kehilangan koordinasi.
Gelombang energi gabungan False God Zhou Yun dan timnya menghancurkan jalur mundur musuh, memecah moral mereka.
Setiap tebasan Zhou Yun memancarkan kengerian: musuh yang melihat pedangnya merasakan kematian sebelum pedang menyentuh tubuh mereka. Sun Jian berulang kali menangkis, tapi luka demi luka mulai menumpuk.
Pasukan gabungan Hellfire, Blue Sky, Gwansang, Blue Thunder, dan Eunha mengalami kerugian besar. Banyak anggota False God terluka parah.
Beberapa Sacred Sovereign yang tersisa mundur terhuyung-huyung, sebagian nyaris kehilangan kesadaran akibat tekanan aura Zhou Yun.
Sun Jian sendiri terpaksa menahan serangan terakhir Zhou Yun, tubuhnya terluka dan aura mulai melemah.
Melihat situasi yang semakin buruk, Sun Jian mengangkat tangan, memberi isyarat mundur kepada kelompoknya. Dengan susah payah, para pemimpin musuh memerintahkan pasukannya mundur, sambil membawa anggota yang masih hidup ke wilayah yang aman.
Zhou Yun berdiri tegap di medan perang, napas berat tapi wajahnya tetap dingin. Aura False God-nya masih menyelimuti tim, menekan musuh yang mundur bahkan dari jarak jauh.
Lan Xue menatap Zhou Yun, matanya berbinar kagum:
“Dia… benar-benar iblis. Tanpa dia, kita semua sudah mati…”
Mu Qingya melangkah di sisi Zhou Yun, pedangnya menyala:
“Kau telah menghancurkan mereka… dan menunjukkan siapa yang berkuasa.”
Bai Yufan tersenyum tipis:
“Kelompok kita tak ada yang bisa menghentikan kita jika bersatu.”
Zhou Yun menatap langit malam, memikirkan hari-hari mendatang.
“Ini baru permulaan… besok, ketika portal terbuka, dunia akan menyaksikan kekuatan kita.”