NovelToon NovelToon
Dari Dunia Lain Untuk Anda

Dari Dunia Lain Untuk Anda

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin
Popularitas:290
Nilai: 5
Nama Author: Eric Leonadus

Sepuluh mahasiswa mengalami kecelakaan dan terjebak di sebuah desa terpencil yang sangat menjunjung tinggi adat dan budaya. Dari sepuluh orang tersebut, empat diantaranya menghilang. Hanya satu orang saja yang ditemukan, namun, ia sudah lupa siapa dirinya. Ia berubah menjadi orang lain. Liar, gila dan aneh. Ternyata, dibalik keramah tambahan penduduk setempat, tersimpan sesuatu yang mengerikan dan tidak wajar.

Di tempat lain, Arimbi selalu mengenakan masker. Ia memiliki alasan tersendiri mengapa masker selalu menutupi hidung dan mulutnya. Jika sampai masker itu dilepas maka, dunia akan mengalami perubahan besar, makhluk-makhluk atau sosok-sosok dari dunia lain akan menyeberang ke dunia manusia, untuk itulah Arimbi harus mencegah agar mereka tidak bisa menyeberang dan harus rela menerima apapun konsekuensinya.

Masker adalah salah satu dari sepuluh kisah mistis yang akan membawa Anda berpetualang melintasi lorong ruang dan waktu. Semoga para pembaca yang budiman terhibur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eric Leonadus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Michikko - Bagian Kelima

Pagi itu, kulihat Maribeth memasuki kamarku sambil membawa nampan berisi makanan-makanan kesukaanku. “Kak Arimbi, pagi ini kami memasak Nasi Goreng Ikan Asin kesukaan kakak, plus jus jambu merah.

Sejak pagi-pagi buta tadi kami mempersiapkannya untuk kakak,” sapanya ramah sambil meletakkan nampan itu di meja kamarku. Aku tersenyum, “Mengapa kalian berbuat seperti ini padaku ? Harusnya akulah yang melayani kalian sebab, kalian adalah tamu-tamuku. Atau paling tidak, biarlah bi Ajeng yang melakukan ini semua,”

“Bi Ajeng tampak sedang sibuk mencuci baju, membersihkan dan mengepel lantai. Kami tidak tega mengganggunya. Lagipula usia beliau sudah tidak muda lagi, maka, biarlah kami membantunya sedikit,” kata Maribeth.

Asap dan aroma nasi goreng tersebut, sejenak menghilangkan aroma busuk yang memenuhi ruang kamarku. Mendadak saja selera makanku timbul dan menyikat habis hidangan yang disajikan oleh Maribeth. Tapi, aku masih merasa lapar, padahal aku tahu sepiring nasi goreng, bisa dimakan untuk dua atau tiga orang. Apalagi aku, seporsi saja sudah membuat perutku penuh tapi ... Maribeth menatapku dengan pandangan heran, “Kak, selera makanmu sudah kembali rupanya. Bagaimana rasanya ? Enak dan gurih, kan ?” tanyanya.

“Emh, bisakah kau buatkan lagi untukku ?” tanyaku, Maribeth mengangguk, “Bisa, kak... tapi, apa perut kakak tidak kekenyangan nanti ?”

“Sudah ... jangan banyak bicara lagi... tolong buatkan satu porsi lagi. Bisa,kan ?”

Maribeth menganggukkan kepala, kemudian membalikkan badan dan berjalan meninggalkan ruang tidurku.

Setelah menunggu beberapa saat lamanya, Maribeth kembali masuk sambil membawa sepiring nasi goreng yang kupesan, “Ini, kak... silahkan dimakan. Senang rasanya selera makan kakak kembali, tapi, jangan dipaksakan. Bisa-bisa kekenyangan dan tidak baik untuk kesehatan kakak,” katanya. Aku segera menyambar dan melahap nasi goreng yang disodorkan ke wajahku. Maribeth hanya menatapku dengan pandangan heran, “Kak, pelan-pelan masih panas,”

Aku tak peduli, kulahap masakan itu hingga tak tersisa sedikit pun, “Tambah lagi,” kataku. Maribeth mundur beberapa tindak, “Kak, apa kau serius ? Kau sudah makan lebih dari 3 piring, apa kakak baik-baik saja ?” tanyanya. Pertanyaan Maribeth ini, bagiku seperti rengekan seorang anak kecil, “Aku lapar. Tahu !! Cepat buatkan lagi, aku tak bisa membiarkan perutku kelaparan seperti ini,” seruku tiba-tiba.

“Tidak, kak ... kakak harus lebih memperhatikan kesehatan, terlalu banyak makan bisa membuat sakit perut apalagi, nasi goreng ikan asin ini. Bisa membuat kakak ...”

“Prang !!” aku memotong ucapan Maribeth dengan membanting piring ke lantai, itu membuat wanita itu melompat kaget. Aku tak berhenti sampai disitu, aku melompat turun dari pembaringan, menjulurkan cakar kananku ke leher Maribeth dan mendorong tubuhnya hingga membentur tembok sambil berkata, “Buatkan lagi atau kupatahkan lehermu !!”

Wajah Maribeth pucat pasi, “Kak, mengapa suaramu berubah ? Sadarlah, kak... ini bukan Kak Arimbi yang kukenal ?” tanyanya. Aku tak menjawab, sambil mencekik leher wanita itu, kuangkat tubuhnya yang nyaris memiliki tinggi badan yang sama denganku tapi, memiliki bobot lebih besar dariku. Aku mampu mengangkatnya dengan mudah, aku tak peduli ia meringis kesakitan, aku terus mencekik dan menatap tajam ke arahnya,

“Kau cerewet sekali ! Mengapa tidak kaukabulkan saja permintaanku ?!”

“Kau menyakitiku, kak ...” seru Maribeth dengan suara serak, wajahnya pucat dan membiru, mendadak saja kurasakan kepalaku pusing dan tubuhku lemas tak bertenaga.

Buru-buru kulepaskan cekikanku, mataku terbelalak, “Astaga ... apa yang kulakukan ?” tanyaku seakan baru terbangun dari mimpi buruk, “Ma ... Maafkan aku, Maribeth,” aku jatuh terduduk dan kulihat Maribeth menggosok-gosok lehernya, ia menarik nafas lega dan menghampiriku, “Kak, kakak baik-baik saja ?” tanyanya memberanikan diri memegangku, padahal baru saja nasibnya bagai telur di ujung tanduk.

Mendadak perutku seperti diaduk-aduk, aku berlari ke kamar mandi, “Hoek !!” aku memuntahkan hampir seluruh isi perutku hingga membuat tubuh ini lemas, “Apa yang terjadi ?” tanyaku lemas. Maribeth menghampiriku, “Bagaimana perasaan kakak sekarang ?”

“Entahlah. Mendadak saja aku mendapati diriku sudah berada di toilet dan muntah-muntah,” jawabku lemah. Aroma busuk kembali menggelitik hidungku, kuraih masker untuk kemudian kukenakan. Yah, bau busuk itu masih tercium, tapi, tak separah tadi dan aku mulai bisa mengendalikan diri.

Maribeth membimbingku berdiri, “Michikko. Dia merasuk ke dalam tubuh kakak,” katanya.

“Aku mengerti. Tapi, aku tak sadar kapan dia masuk ke dalam tubuhku, tahu-tahu aku tak bisa mengendalikan emosiku. Kemana Miwako dan Cindy ?”

“Mereka berniat menemui Michikko di Cafe Tidar,”

“Cafe Tidar ? Maksudmu... Bangunan terbengkalai yang dulunya SMA Tidar I ?”

“Benar, kak.... dan saya memutuskan untuk tetap disini menjaga kakak,”

“Ini adalah hari keenam. Kau bisa lihat pergelangan kananku, bukan ?”

Maribeth mengangguk, “Bekas ikatan itu menjalar hingga ke betis paha kakak, itulah yang selalu menebarkan aroma busuk. Kemungkinan, itulah penyebab kakak kerasukan,”

“Jadi ... kau sudah tahu ?”

“Bukan hanya aku, Cindy dan Miwako mengetahuinya, kak.... Menurut pendapat Nona Miwako ... jika bekas ikatan itu sudah menjalar ke seluruh tubuh kakak, artinya, kakak sudah dikuasai oleh Michikko,” jelas Maribeth.

“Aku takkan membiarkan itu terjadi. Kita harus segera menemukan jasad Michikko. Aku yakin, jasadnya ada di dalam sumur itu,”

_____

Aku dan Maribeth berangkat menuju lokasi dimana dulunya SMA Tidar I berdiri. Aku melihat Cindy dan Nona Miwako tengah berdiri tak jauh dari tempatku terperosok kemarin. Selain mereka tampak beberapa orang pria tengah membersihkan tempat itu.

“Apa yang kalian lakukan ?” tanyaku.

Miwako menatap ke arahku, “Seharusnya, kau tetap di rumah, Arimbi. Ini adalah urusan keluargaku, jadi, biarkan aku yang mengatasinya,”

“Tidak!” seruku, “Aku tak bisa tinggal diam. Dia telah mengacaukan hidupku dan nyaris membunuh Maribeth, maka, akulah yang harus menanganinya,”

“Apakah kau tahu cara menghadapi Michikko ?” tanya Miwako.

Aku terdiam. Memang, hingga saat ini aku belum tahu cara menghadapi Michikko. Tapi, karena peristiwa tadi dimana aku nyaris membunuh Maribeth, aku tidak bisa tinggal diam. Aku terdiam seribu bahasa, pada saat itulah Miwako kembali berbicara, “Kau tidak tahu, bukan ? Maka, serahkan masalah ini padaku,” Mendadak saja aku berteriak keras,

“Pergi dari tempat itu !” sambil berkata demikian aku mengangkat tangan kananku. Pada saat itulah, terdengar bunyi ledakan keras, membuat pria yang sedang bekerja itu terpental sejauh satu meter. Semak belukar yang menutupi puing-puing bangunan seperti tercabut hingga ke akar-akarnya, lobang pada dinding bangunan hancur berantakan.

Miwako, Cindy dan Maribeth membelalakkan matanya.

“Astaga, dia kembali kerasukan !” seru Maribeth.

“Benar ! Michikko sudah merasukinya. Lihat, kaki kanannya berubah,” sahut Cindy sambil menunjuk kaki kanan Arimbi. Betis kanan Arimbi menghitam bersisik seperti kulit ular, warna hitam itu menjalar ke tangan kanan, hingga ke sekujur tubuh Arimbi. Melihat hal itu Miwako segera berdiri di tengah-tengah sambil berkata dalam bahasa Jepang dan diterjemahkan oleh Jen-Shen yang sudah sejak tadi hadir di tempat itu, “Akhirnya kau menampakkan dirimu Michikko. Takkan kubiarkan kau membuat ulah lagi,”

Wajah Arimbi berubah mengerikan, rambutnya yang semula disisir rapi mendadak awut-awutan dan menutupi sebagian wajahnya. Ia menyeringai mengerikan dan berkata, “Menyingkirlah, kau takkan bisa menghalangi rencanaku, kak,” suara Arimbi juga mendadak terdengar aneh terkadang menurun dan terkadang meninggi seperti suara pria. Dia bukan lagi Arimbi, seperti yang pertama kali dikenal oleh Miwako, Maribeth dan Cindy. “Kalian masuklah ke dalam sumur tersebut, jangan sampai dia masuk dan menghancurkan raganya. Kalau itu terjadi, Arimbi tidak bisa diselamatkan. Aku berusaha untuk menahannya,” sambil berkata demikian Miwako menggerakkan tangan kanan ke arah Cindy dan Maribeth dan memasukkan 2 wanita itu ke dalam dinding juga ke arah para pria yang duduk heran.

“Michikko, aku tahu penderitaan yang kaualami, tapi, jangan biarkan dendam meracuni jiwamu. Sebaiknya, kau keluarlah dari tubuh wanita itu. Jangan biarkan aku berbuat nekad,” ujar Miwako.

“Dimanapun aku berada, semua orang memusuhiku dan menganggapku aneh ? Mereka tak henti-hentinya menyakitiku bahkan melecehkanku. Mengapa ini semua terjadi padaku ? Hidup ini tidak adil, kak. Layakkah aku diperlakukan demikian oleh mereka ? Jangan salahkan aku kejam,”

“Bukankah kau memiliki teman baik ? Kalau tidak salah namanya Thalia. Hanya saja kau tak menghiraukannya. Tapi, kau menyelamatkannya saat tempat ini terbakar, bukan ? Sekali lagi jangan biarkan dendam meracuni kebaikan hatimu,”

“Harus kulakukan. Aku ingin hidup lagi dan merasakan bahwa di dunia ini masih ada kebahagiaan dan keadilan yang tersisa untukku. Menyingkirlah, kak !” sahut Michikko sambil menggerakkan tangannya ke arah Miwako. Mendadak saja tanaman merambat juga tanaman-tanaman liar lain yang berada di dekatnya seperti hidup. Perlahan-lahan bergerak naik ke udara cabang-cabangnya yang panjang meliuk-liuk di tengah udara untuk kemudian bergerak bersamaan ke arah Miwako. Wanita itu tampaknya sudah mempersiapkan diri, ia mengangkat kedua tangannya dan menghentikan gerak akar, serabut dan cabang-cabang tanaman tersebut. Wajah kedua wanita itu tampak menegang, membuat urat-urat nadi dan ototnya menonjol membentuk seperti guratan-guratan memanjang dan berliku-liku mirip cacing dan ular.

Menyadari serangannya tertahan Michikko memekik keras. Mendadak angin berhembus kencang, menerbangkan debu, kerikil, batu dan tanah juga puing-puing bangunan semuanya bergerak menuju ke arah Miwako. Miwako membelalakkan mata, “Astaga, kekuatanmu begini hebat. Tak heran kau berniat bangkit kembali dan merampas raga Arimbi. Dengan demikian baik aku ataupun ibu mungkin tak akan bisa menahanmu lagi. Tapi, aku takkan menyerah. Ibu bantu anakmu ini mengembalikan Michikko ke asalnya,”

Miwako mencoba menenangkan diri, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia merasakan hawa dingin yang sejuk menerpa punggungnya, dan serangan Michikko yang nyaris menyesakkan dadanya perlahan-lahan hilang dan... tampak seperti tembok raksasa membentang diantara Miwako dan Michikko. Dan, “DDUUAARR...” ledakan keras terdengar memekakkan telinga dan 2 wanita itu sama-sama terdorong beberapa tindak ke belakang lalu jatuh terduduk.

“Celaka, kekuatannya di luar dugaanku, aku memerlukan bantuan,” kata Miwako dalam hati lalu, bibirnya komat-kamit dan tak lama kemudian, dari dalam tanah menyembul keluar 10 orang wanita berambut hitam panjang tergerai dan berpakaian seragam ala siswi Jepang berwarna coklat. Mereka kemudian berdiri mengelilingi tubuh Arimbi yang masih dikuasai oleh Michikko.

_____

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!