NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 TEROR LEAK Part 22

"Jika kau membaca surat ini, berarti aku sudah pergi. Jangan larut dalam kesedihan, Bagus. Jangan biarkan kesedihan mengubur cahaya yang telah kita perjuangkan bersama. Ini bukan akhir yang tragis, melainkan sebuah penyelesaian. Sebuah takdir yang telah ditulis sejak lama, sejak ibuku menyerahkan hidupnya demi keseimbangan yang kami jaga.

Aku tahu sejak saat itu, tugasku belum selesai. Menjadi Penyeimbang bukanlah gelar yang diwariskan selamanya. Tugas itu menuntut akhir. Dan akhir itu bukan kehancuran, melainkan reinkarnasi. Keseimbangan yang kita perjuangkan, yang kita lindungi dengan darah dan air mata, seperti bayi yang baru lahir. Ia rapuh, mungil, dan penuh harapan. Ia butuh fondasi. Dan fondasi itu harus dibangun dengan pengorbanan terakhir.

Bulan-bulan ini, aku bisa merasakan ibuku di ambang dunia. Dia menungguku, bukan dengan luka atau penyesalan, tapi dengan cinta yang tak terukur dan kebanggaan yang tak terucapkan. Dalam mimpi, dia membisikkan padaku: untuk membuat keseimbangan ini abadi, seorang Penyeimbang harus menyatukan jiwanya dengan batas antara dua dunia.

Dengan melakukan ini, aku memastikan bahwa teror seperti Balian Rawa tidak akan pernah bangkit lagi di Banjaran. Aku memastikan bahwa anak-anak di desa ini bisa bermain di sawah tanpa bayangan ketakutan. Aku memastikan bahwa ayahku, dan semua orang di desa Banjaran bisa hidup dalam damai.

Ini adalah pilihanku, Bagus. Pilihan yang kubuat dengan kesadaran penuh dan cinta yang tak tergoyahkan. Aku tidak diculik. Aku tidak dikalahkan. Aku menyelesaikan misiku.

Kau pernah bertanya, apakah cinta kita bisa bertahan di antara dua dunia. Sekarang, kita akan mengujinya. Cintaku padamu tidak akan pernah padam. Ia akan menjadi cahaya yang menuntunku dalam keabadian. Aku akan selalu ada di sini, di antara angin yang berbisik di antara padi, di dalam aroma dupa yang menyambut pagi, di dalam senyum setiap orang yang merasakan kedamaian di desa ini.

Jangan terjebak dalam kesedihan, Bagus. Hiduplah dengan baik. Tulis buku tentang kita. Ceritakan pada dunia tentang keseimbangan, tentang keberanian, tentang cinta yang melampaui batas dunia. Dan tolong, jaga ayahku. Dia telah kehilangan terlalu banyak.

Kita akan bertemu lagi. Bukan dalam waktu dekat, tapi pada waktunya nanti. Dan ketika saat itu tiba, itu akan terasa seperti aku hanya pergi sebentar.

Dengan semua cintaku, untuk selamanya,

Marni.

PS: Aku meninggalkan sesuatu untukmu di bawah batu besar di pohon beringin tempat pertama kali kita benar-benar bercakap-cakap. Benda itu milikmu sekarang."

---

Bagus membaca surat itu berulang kali. Tangannya gemetar, air matanya jatuh satu per satu, membasahi kertas hingga huruf-hurufnya mulai kabur. Tapi Bagus terus membaca, seolah-olah setiap kata adalah denyut nadi terakhir dari Marni yang masih bisa dia rasakan. Surat ini tidak berisi tentang keputus-asaan. Surat ini adalah surat yang penuh ketenangan, penerimaan, dan cinta yang begitu besar hingga melampaui kematian itu sendiri.

Rasa sakit di hati Bagus tidak berkurang. Justru semakin dalam. Tapi kini rasa itu bercampur dengan kekaguman yang begitu kuat, hingga membuatnya terengah-engah. Bagus merasa kecil di hadapan keberanian Marni. Dia merasa hancur, tapi juga utuh. Karena cinta seperti itu tidak bisa dihancurkan.

Dengan wajah yang masih basah oleh air mata, dia menunjukkan surat itu pada Mang Dirga dan Pak Wayan. Pak Wayan membaca dengan suara bergetar, lalu menangis pilu. Tapi kali ini, air matanya bukan ratapan. Itu adalah air mata penerimaan yang pahit, air mata seorang ayah yang tahu bahwa anaknya telah memilih jalan yang benar, meski jalan itu menyakitkan.

"Dia... dia seperti ibunya," bisik Pak Wayan. "Selalu memilih untuk melindungi, meski harus mengorbankan jiwanya."

Mang Dirga mengangguk pelan, matanya menerawang jauh ke arah pegunungan. "Dia menjadi apa yang seharusnya kita semua wujudkan, yaitu seorang penjaga sejati. Jiwa yang rela menjadi jembatan untuk orang lain. Ini adalah akhir yang terhormat, meski menyakitkan bagi kita yang ditinggalkan."

Keesokan harinya, dengan langkah berat dan hati yang nyaris runtuh, Bagus pergi ke pohon beringin tempat dia dan Marni sering duduk dan berbincang. Tempat itu kini terasa seperti kuil. Di bawah batu besar yang disebutkan dalam surat, Bagus menemukan sebuah kotak kayu kecil, diukir dengan motif sederhana. Di dalamnya, ada pisau pusaka Tiuk milik Pak Wayan, yang telah menemani mereka dalam petualangan membasmi leak. Dan di sampingnya, beberapa helai rambut Marni yang diikat dengan benang merah.

Bagus memegang pisau itu. Logamnya terasa hangat, seolah-olah masih menyimpan kehangatan tangan Marni. Bagus menutup matanya, dan dalam keheningan, dia mendengar suara Marni. Bukan suara nyata, tapi gema dari kenangan. Bagus memahami pesannya.

Ini bukan hanya kenang-kenangan. Ini adalah penyerahan. Marni mempercayakan keluarganya, desanya, dan memori mereka padanya. Marni mempercayai Bagus untuk menjadi penjaga cerita mereka.

Pemakaman simbolis untuk Marni diadakan. Karena tidak ada jasad, mereka mengubur selendang merahnya. Seluruh warga desa Banjaran hadir. Tidak ada ratapan histeris. Hanya keheningan yang penuh hormat. Mereka tahu, Marni bukan hanya gadis desa biasa. Dia telah menjadi bagian dari legenda. Dia telah menjadi roh penjaga yang akan selalu ada di antara mereka.

Bagus tinggal di Banjaran selama sebulan penuh. Dia membantu Pak Wayan dan menemani pria itu menjalani kesehariannya. Bagus tidak lagi menjadi pengamat. Dia menjadi bagian dari keluarga dan bagian dari desa Banjaran. Hari-harinya diisi dengan pekerjaan fisik yang menenangkan, dan malam-malamnya diisi dengan percakapan panjang bersama Mang Dirga tentang filsafat hidup dan kematian ala Bali (Ngaben).

Perlahan-lahan, kesedihan yang mendalam itu berubah menjadi kehadiran yang tenang dalam hati Bagus. Marni tidak "hilang". Dia ada di mana-mana. Dalam suara gamelan yang mengalun di pura, dalam cahaya matahari yang menyinari sawah, dalam tawa anak-anak yang berlarian di jalanan.

Akhirnya, Bagus tahu dia harus kembali ke Jakarta. Bukunya harus ditulis. Janjinya pada Marni harus ditepati. Bagus berpamitan pada Pak Wayan, yang kini menganggapnya bagai anak sendiri.

"Kau selalu punya rumah di sini, Nak," kata Pak Wayan, memeluk Bagus erat. "Marni akan senang mengetahui bahwa kau menyelesaikan misimu."

Mang Dirga memberikan restunya. "Marni menunggu. Tapi bukan untuk disesali. Dia menunggu untuk melihatmu hidup dengan bahagia, seperti yang dia inginkan."

Bagus meninggalkan Banjaran untuk kedua kalinya. Tapi kali ini, tidak ada air mata kesedihan. Hanya sebuah kepastian yang dalam bahwa dia akan kembali lagi. Desa itu tetap tenang. Rasa damai yang dibayar dengan harga tinggi, yaitu sebuah pengorbanan. Dan dalam hatinya, Bagus membawa serta kedamaian itu, serta cinta yang lebih besar dari kematian.

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!