NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Tempat Rahasia

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Perjalanan yang memakan waktu hampir tiga jam lamanya di mobil. Jameson terdiam dengan tatapan kosong namun pikirannya ramai. 

Setelah kejadian pembunuhan di Hotel Noureen miliknya. Kini, mereka menargetkan bisnis Jameson yang lain. 

Kafe De Luna, pertama kali Jameson membangun bisnis tersebut di Kanada. Pelanggannya cukup banyak, hingga dia membuka cabang di USA tepatnya di Kota Seattle. 

Tidak hanya di sana, Jameson membuka cabang Kafe De Luna di berbagai negara seperti, Indonesia, Korea, Jepang, China, dan di Thailand. Di negara-negara tersebut, Kafe De Luna cukup memiliki banyak customer. Hal itu sangat menguntungkan Jameson. 

Pria itu kini berdiri di depan Kafenya yang telah ludes dimakan api. Hanya tersisa puing-puing nya saja. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa atas musibah tersebut. 

“Ten, kamu sudah menyelidiki apa penyebab kebakaran ini?” tanya Jameson menatap Kafenya dengan sendu. 

“Tim penyidik dari sini menyatakan penyebab kebakaran tersebut diakibatkan oleh salah satu pegawai yang ceroboh merokok di area dapur.” Ten menjelaskan. 

Jameson berjalan mendekati reruntuhan lalu ia berjongkok mengecek abu ke dalam reruntuhan. Dia tertawa kecil saat hidungnya mencium bau bensin. 

“Sepertinya, ada yang sengaja membakar Kafeku,” gumamnya lirih. 

Jameson berdiri dan menghembuskan nafasnya panjang. “Lalu bagaimana dengan pegawai itu sekarang?”

“Sekarang dia berada di kantor polisi, tapi Tuan pegawai itu mengaku kalau dia bukan perokok,” terang Ten sedikit bingung. 

Jameson menyeringai, “Sudah kuduga,” Jameson menatap Ten, “Sudah kubilang, ada yang sengaja membakar Kafeku.”

“Ten, beri setiap pegawai uang sebesar 1 miliar. Jangan sampai ada yang terlewatkan! Dan berhentikan mereka sementara tanpa batas waktu yang tidak ditentukan!” Suruh Jameson dengan suara yang tegas.

“Baik, Tuan.” 

Jameson kembali ke Kanada dengan perasaan yang kacau. Sesampai dirumah dia langsung menuju kamar Luna. Dan dia mendapati wanita itu telah tertidur. 

Jameson membelai rambut Luna, dia menatap wajah wanita itu sedikit lama. Dia menatapnya dengan penuh ketakutan. Kemudian dia memberi kecupan di keningnya. 

Setelah itu, Jameson beranjak ke ruang kantornya. Di sana dia langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa coklat miliknya. Dia mencoba memejamkan mata berharap semua rasa lelahnya hilang, begitu juga dengan pikirannya yang sedang kacau. 

Jglek.

Jameson membuka matanya cepat, dia teringat dengan Nine yang ingin melakukan kejahatan padanya. Namun, saat melihat siapa yang datang dia bingung. 

“Kamu belum tidur, sayang?” tanya Jameson langsung menghampiri Luna di ambang pintu. 

“Hem,” Luna mengangguk dengan gugup. Kemudian dia mengikuti Jameson masuk ke dalam ruang kerjanya. 

Kemudian dia duduk di samping Jameson, matanya pun berkeliling ruangan itu. Dia menangkap rak buku yang lumayan besar karena bagian atasnya hingga menyentuh atap. 

Dia juga melihat ada bingkai foto yang tidak terlalu besar di dinding. Foto itu memperlihatkan kemesraan antara Jameson dan juga istrinya. 

Jameson mengikuti arah pandang Luna, “Foto itu diambil saat honeymoon di Villa dekat Pantai Cinta.” 

Luna menoleh sekilas ke arah Jameson namun saat pria itu menyebut honeymoon, dia memalingkannya lagi. Dan pada saat itu pipinya merona. 

Jameson tersenyum tipis, lalu tangannya membelai lembut kepala Luna. “Mau apa kamu kemari? Bukannya melanjutkan tidur?” tanya Jameson penuh perhatian. “Jangan-jangan kamu merindukanku ya,” godanya senang. 

“Bukan itu,” elak Luna memutar bola matanya malas. 

“Lalu kenapa kamu menemuiku? Berarti tadi kamu sadar saat aku menemuimu di kamar?” tanya Jameson memastikan. 

“Sudahlah, tidak perlu membahasnya! Aku hanya ingin bertanya padamu,” Luna berusaha mengalihkan topik. 

“Kamu mau bertanya apa sayang?” tanya Jameson seraya mengelus rambut Luna. 

“Aku hanya penasaran dengan brankas yang selalu kau bicarakan,” terangnya dengan ragu-ragu. 

Jameson tersenyum mendengar pengakuan Luna, kemudian dengan tiba-tiba dia berdiri dari duduk nya sambil menggenggam tangan wanita itu. 

“Mau ke mana?” tanya Luna heran. 

“Ayo ikut aku! Aku ingin menepati janjiku,” Jameson menarik tangan Luna dan berjalan ke arah rak buku yang besar. 

Luna berdiri di samping Jameson dengan bingung. Mereka saling berpandangan dan Jameson melemparkan senyum kepadanya sebelum tangannya menekan salah satu buku di sana. 

Tiba-tiba, rak buku itu berputar memperlihatkan sebuah ruangan dibaliknya. Luna terkejut, dia tak habis pikir dengan ide pria disampingnya. 

“Ini tempat rahasia yang ingin aku tunjukkan padamu,” ucapnya tersenyum lebar. “Ayo!”

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan rahasia dibalik rak buku ruang kerja Jameson. Setelah mereka masuk ke dalam, Jameson menekan sebuah tombol merah yang berada tepat di samping pintu. Dan pintu rak buku tertutup kembali seperti sedia kala. 

Luna melihat sekeliling, di dalam tempat tersebut memang memiliki pencahayaan yang redup. Justru hal itu yang membuat tempat itu berkesan. Karena mata Luna menyaksikan sebuah lukisan dirinya yang sangat besar tergantung di depannya. Cahaya neon berhasil masuk pada celah-celah lukisan membuatnya bersinar. 

Tak terasa wanita itu meneteskan air matanya, kemudian dia menyeka dengan jari-jemari. 

“Kau yang melukisnya sendiri?” tanya Luna masih memandang takjub ke arah lukisan itu. 

Jameson melihat sekilas lukisan tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke arah Luna. Matanya berhenti saat tahu wanita itu menangis. 

Pria itu menggeleng, “Kita berdua yang membuatnya.” Jameson menatap wanita itu lekat-lekat. 

Luna membalas tatapan Jameson, “Maafkan aku, aku benar-benar tidak mengingatnya.”

Jameson menyeka air mata di pipi Luna, lalu dia menggeleng. “Kamu tidak perlu minta maaf, sayang. Suatu saat nanti pasti kamu akan mengingatnya.” Dia menenangkannya. 

Luna tak kuasa, dia akhirnya memeluk Jameson dengan erat. Pria itu yang mendapat reaksi spontan hanya bisa membalas pelukan Luna sambil tersenyum lebar. 

“Oh iya, ini adalah tempat rahasia kita berdua. Jangan sampai orang lain tahu tempat ini!” kata Jameson lirih.

Luna melepas pelukannya dan memandang bingung ke arahnya, “Jadi selama ini tidak ada yang tahu tempat ini?” 

Jameson mengangguk. 

“Bahkan Ten juga tidak tahu?” tanya Luna lagi. 

“Buat apa dia tahu tempat ini, tempat ini adalah tempat privasi kita berdua.” Jameson tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya menggoda Luna. 

Luna bingung lalu mengalihkan pandangannya ke segala arah. Dan mendapati kasur besar di sana. Kemudian dia berjalan ke arahnya. 

Wanita itu duduk di tepian kasur lalu matanya masih mencoba berkeliling. Dia tidak melihat apapun di dalam sana, hanya ada lukisan tadi dan sebuah nakas di samping tempat tidur. Luna juga melihat sofa yang dulu pernah dia lihat di ruang tamu, sofa yang berbentuk unik menurutnya. 

“Kenapa?” tanya Jameson melihat kebingungan dimata Luna. 

“Tempat ini lumayan kosong ya?” 

Jameson menghembuskan napas panjang, lalu dia ikut duduk di samping Luna. 

“Aku membuat tempat ini karena permintaanmu waktu itu. Setelah tempat ini selesai dibangun, belum sempat kita mendekorasinya, kamu mengalami kecelakaan. Jadi, selama kamu tidak ada di sini aku tidak pernah menyentuh ataupun menambah apapun kecuali sofa yang itu.” Jameson menunjuk sofa berbentuk unik tersebut. 

Luna menoleh, “Tapi kamu membersihkan tempat ini kan?” Luna memastikan karena dia tidak mencium aroma debu sama sekali dan tidak melihat kotoran sedikitpun. 

“Aku selalu membersihkannya dengan rutin, terkadang aku juga tidur di sini.”

“Sendiri?” 

Jameson menatap istrinya kemudian dia menjitak kepala nya. Luna meringis dan memprotes apa yang dilakukan suaminya itu. 

“Bagaimana aku bisa tidur disini bersama orang lain, ini adalah tempat rahasia kita berdua. Hanya kita berdua yang tahu tempat ini, hanya kita yang bisa melakukan apapun ditempat ini.” Jelas Jameson panjang. 

Luna menghembuskan napas panjang sambil merebahkan tubuhnya di kasur besar itu. 

“Jameson!” panggilnya lirih. 

“Hm?” balasnya masih duduk di tepi ranjang sembari memandang Luna. 

“Bolehkan aku mendekorasi tempat ini?” Luna menatap langit-langit. 

Jameson tersenyum lebar, “Tentu saja, kamu adalah pemilik tempat ini. Kamu ingin melakukan apapun pada tempat ini itu terserah kamu.”

Luna menoleh menampilkan raut wajah kesal, “Pemilik tempat ini bukan aku!”

“Lalu?” Jameson mengerutkan keningnya bingung. 

“Pemilik tempat ini adalah Kita! Kau kan tadi yang bilang tempat ini adalah tempat privasi kita!” Luna memanyunkan bibirnya. 

Jameson tertawa kecil melihat Luna yang merajuk. Dia segera mendekati Luna dan ikut merebahkan tubuhnya. Tidak lama pria itu tertidur menghadap Luna yang masih enggan berpaling dari langit-langit ruangan tersebut. 

Luna teringat tujuannya menemui Jameson tidak lain untuk menanyakan keberadaan brankas besi itu. Namun, dia pikir dia harus mengurungkan niatnya setelah mendapati pria itu sudah terlelap. 

Luna kemudian ikut memiringkan tubuhnya menghadap Jameson. Dia menatap wajah suaminya begitu lama. Dia tersenyum lebar dan baru menyadari ternyata Jameson terlihat begitu tampan. 

Cup. 

Luna memberi kecupan manis di bibir Jameson. Kemudian dia tersenyum lagi karena pria itu benar-benar sudah tertidur. Dia terus memandangi wajah tampan di depannya hingga dia tertidur. 

To be continued

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!