Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rayuan Leon
"Gue mau ketemu kak Jef, tapi ditahan sama bidadari ini!" Pria bernama Leon itu menatap Zalika yang masih setia didepan pintu
Zalika yang ditatap seperti itu segera memalingkan wajahnya ke arah lain, rasanya begitu muak melihat pria perayu seperti Leon ini
"Tuan Jefry sedang ada tamu!" Ujar Gavin
"Ya udah, gue tunggu disini aja kalau gitu!" Leon duduk di kursi milik Zalika dan gadis itu memilih untuk diam saja
"Hey cantik, ini kursimu?" Leon bertanya pada Zalika dan gadis itu tidak berminat untuk menjawab
Leon tersenyum, gadis seperti Zalika adalah impiannya. Cantik dan mahal, gadis itu bahkan menatapnya tajam berbeda dengan para betina diluar sana yang menatapnya penuh puja termaksud calon kakak iparnya, Leona
"Kau akan lelah jika berdiri saja!" Terhitung sudah lebih dari lima menit Leon duduk dikursi milik Zalika, pria itu yakin jika si cantiknya itu merasa lelah
"Duduklah!"
"Anda duduk saja tuan, saya masih kuat berdiri!" Ketus Zalika, sebenarnya kakinya cukup sakit karena berdiri lama
"Kamu bisa duduk di pangkuan saya jika mau!" Tatapan tajam itu kembali Leon dapatkan, bukannya takut ia malah semakin menggilai Zalika karena tatapannya
"Anda jangan kelewatan tuan, tuan Jefry tidak akan senang jika anda bertindak kurang ajar seperti ini!"
Gavin dibuat geram atas tingkah adik dari tuannya itu, dirinya mengenal pria tampan yang suka bermain wanita itu dan dirinya tidak akan rela jika Zalika menjadi salah satunya
"Kamu cemburu, Gavin? Wajar saja, siapapun akan jatuh hati jika melihat bidadari secantik ini didepan mata, iya kan Zalika?"
Gadis itu benar-benar muak, terlebih kala melihat Leon mengedipkan sebelah matanya. Zalika mengakui jika pria yang merupakan adik atasannya itu sangat tampan, mungkin lebih tampan dari Jefry ataupun Gavin. Tapi sifat playboy nya sangat memuakkan baginya
"Kau punya obeng?" Pertanyaan itu diarahkan pada Zalika, membuat gadis cantik itu mengerutkan keningnya
"Obeng? Tidak ada tuan!" Jawabnya masih mencoba untuk bersikap hormat
"Kalau begitu kau pasti punya nomor HP, ayo berikan padaku!"
Rasanya Zalika ingin muntah mendengar rayuan yang terdengar menggelikan itu, sementara Gavin tetap berdiri di sana dengan tangan yang terkepal
Pintu dibuka, Zalika yang terkejut segera menjauh dari sana karena memang sejak tadi dirinya berada didepan pintu
"Saya permisi dulu tuan Jefry!" Pamit seorang pria yang usianya sekitar enam puluh tahunan
"Terima kasih banyak atas kunjungannya tuan Abian!" Keduanya saling bersalaman, Jefry sendiri belum menyadari adanya ketegangan antara ketiga orang disana
"Ada apa kamu sampai berdiri didepan pintu?" Tanya Jefry pada sekretaris pribadinya itu
"Itu tuan!"
"Hay kak!" Pandangan Jefry tertuju pada pria berusia dua puluh empat tahun yang berjalan mendekati nya
"Leon?" Keduanya berpelukan sesaat, seolah ada kerinduan dari pelukan itu
"Ayo kita masuk!"ajak Jefry pada sang adik "Zalika, tolong kamu minta OB untuk bawakan minuman
"Baik tuan!"
"Kapan sampainya?" Jefry duduk dikursi kebesarannya sementara sang adik Leon duduk dihadapannya sembari bermain dengan miniatur bola dunia yang berada diatas meja "LEON!"
"Baru aja, dari bandara gue langsung ke sini!" Ucap Leon. Keduanya memang sangat dekat, bahkan dapat dikatakan jika Leon hanya memiliki Jefry saja
"Sudah bertemu mama, papa?" Tanya Jefry pada adik bandelnya itu
Leon menggeleng "Emangnya mereka peduli sama gue? Mau gue diluar negeri atau bahkan gue hidup atau enggak mereka nggak bakal peduli!"
"Kamu salah paham, mama sama papa pasti punya alasan untuk semua yang mereka lakukan!" Jefry bertutur lembut pada sang adik, mereka hanya dua bersaudara, terlebih Leon yang tidak betah berada di negeri yang sama dengan sang kakak, dirinya lebih senang berpetualang
"Apapun itu kak, gue cuma nggak bisa kalau harus nurutin kemauan mereka! Gue pengen bebas dan nentuin jalan hidup gue sendiri!"
Jefry menghela napas berat mendengar penuturan adik kesayangannya itu, Leon memang keras kepala, kedua orang tuanya ingin dirinya melanjutkan perusahaan seperti Jefry sang kakak. Namun Leon memiliki kemauannya sendiri, dirinya lebih suka berbisnis atas namanya sendiri dari pada harus menjalani bisnis keluarga
"Jadi kapan kamu mau kembali ke Roma?" Tanya Jefry lagi
"Awalnya gue pengen balik secepatnya, tapi sekarang gue punya alasan untuk tetap berada di negara ini!" Leon tersenyum mengatakannya membuat sang kakak curiga
"Apa alasannya?"
Leon tak langsung menjawab, pria tampan itu menatap kearah dinding kaca dimana seorang gadis terlihat dari sana
"Cinta! Gue sepertinya jatuh cinta!"
"Jatuh cinta? Sama siapa Leon?" Jefry sedikit curiga saat melihat arah pandang adik laki-lakinya itu
"Dia" pria itu menunjuk kearah Zalika yang tengah serius menatap layar komputer didepannya
"Jangan main-main Leon! Dia sekretaris kakak!" Jefry jelas tidak terima saat ada seorang pria yang dengan jelas menunjukkan ketertarikannya terhadap gadis cantik itu
"Gue serius kak! Gue nggak pernah ngerasain ini sebelumnya" Ucap Leon penuh keyakinan, dirinya memang tak pernah merasa seyakin ini sebelumnya
"Ini bahkan bukan kali pertama kamu mengatakan jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis!"
Jefry seolah tidak rela jika membiarkan Zalika menjadi milik Leon yang kerap bermain wanita
"Aku pernah mencintai seorang wanita dengan serius kak, setelah itu gue cuma iseng sama yang lainnya. Tapi Zalika.. gue serius suka sama dia"
Pria itu terus memandang kearah gadis cantik disana, hati Jefry seolah memanas kala melihat tatapan penuh puja yang diberikan sang adik pada Zalika
"Ya udah gue cabut dulu! Gue kesini cuma buat ketemu sama elo!" Leon berdiri diikuti Jefry. Keduanya saling berpelukan
"Kamu akan kerumah kan?" Jefry masih berharap jika sang adik mau untuk kembali ke kediaman mereka yang besar
"Enggak sekarang kak!"
"Ya sudah!"
Zalika memutar matanya malas kala pria bernama Leon kembali menatap nya
"Aku pamit dulu ya cantik!" Leon pamit pada sang gadis pujaan, sementara si cantik itu diam saja tanpa berniat membalas
"Oh iya, kamu suka bunga atau coklat?" Leon bahkan dengan santainya melangkah mendekat kearah arah meja kerja gadis cantik itu
"Tidak keduanya!" Jawabnya ketus, Zalika akan berlaku sopan pada pria menyebalkan ini ketika sang tuan berada di sini
"Boneka?"
"Tuan muda tidak perlu memberikan apapun, karena saya tidak suka apapun yang diberikan tuan muda!"
Sungguh, Leon suka dengan gadis yang garang seperti Zalika ini, membuatnya kian bersemangat untuk menaklukan hatinya
"Aku sebenarnya masih ingin disini, tapi aku sedang sibuk. Kita berpisah dulu, besok aku kesini lagi!"
Leon mengedipkan sebelah matanya yang membuat gadis cantik itu semakin kesal
"Dasar badut sirkus!"
semoga terkuak ya rahasianya