NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Cara Licik

2 jam sebelum Edo tiba di rumah, kala itu Miya sedang berada di kamarnya. Dia memikirkan Edo dengan raut wajah emosi karena merasa tak kunjung bisa membenci laki-laki itu meski telah merasakan tamparannya sampai membuat dirinya menangis.

Justru yang ia rasakan sekarang malah semakin menyukai cowok itu. Dia sendiri juga bingung kenapa malah merasa seperti ini.

Miya sedang tiduran terlentang di kasurnya. Otaknya seakan dibuat tidak bisa berhenti memikirkan pesona laki-laki itu meski hanya satu detik saja. Mencari seribu alasan untuk membencinya tapi tak kunjung ada.

“Belum pernah ada cowok yang berani nampar aku kaya gitu. Rasanya sakit, tapi justru makin gak bisa lupain dia. Aku benar-benar tergila-gila sampai kaya gini,” gumamnya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

Miya terus saja berusaha memunculkan rasa benci Tapi semakin terus dipaksa, yang keluar malah rasa ingin memiliki cowok itu.

Miya menghela napas panjang, lalu duduk cepat. “Aku menyerah. Awas kamu Kak Pangeran. Akan kubuat kamu tidak punya pilihan lain selain harus hidup denganku!”

Entah mendapatkan bisikan dari mana, kepalanya tiba-tiba teringat dengan buku novelnya. Salah satu buku novel kesukaannya yang menceritakan seorang perempuan kuat yang rela melakukan apa saja demi bisa mendapatkan pria idamannya, meski dengan cara salah sekalipun.

“Gak ada pilihan lain. Akan kutiru cara di buku novel itu!” ucapnya sambil mendengus kasar.

Dia lalu menunggu Edo yang belum kunjung pulang. Sampai akhirnya, dia melihat laki-laki itu keluar dari taksi lalu terburu-buru masuk ke dalam rumah.

Ketika Edo sampai di ruangan tengah, Miya mengendap-endap, mendatangi Edo dari belakang, lalu memukul kepala belakang anak itu dengan balok kayu.

...****...

Beberapa menit berlalu, Edo perlahan bangun dari pingsannya dan lagi-lagi dibuat terkejut dan ketakutan. Pasalnya tangan dan kakinya kembali terikat.

Tapi bedannya, badannya dalam posisi tidur terlentang di atas tempat tidur dengan dua tangan dan kakinya terbuka ke tiap sudut ranjang.

“Apa si tante itu berhasil menangkapku lagi?” selidiknya. Tapi ia kembali dibuat terkejut setelah menyadari tempatnya sekarang justru berada di kamarnya sendiri.

Edo makin cemas dan was-was. Serta jadi bertanya-tanya bagaimana keadaan Taufik dan Miya Sekarang. Apa mereka disekap juga?

Pintu kamar terdengar terbuka. Terlihatlah Miya masuk ke dalam kamar. Edo gembira.

“Miya syukur kamu gak apa-apa. Tolong ak …” tenggorokan Edo tercekat. Bola matanya melebar. 

Bagaimana tidak, Miya masuk kamar dengan memakai gaun tidur merah terusan yang kainnya tipis. Sehingga bagian dalam mulai atas hingga bawah samar-samar kelihatan.

Seksi sekali.

“Miya kamu kenapa pakai baju kaya gitu? Apa jangan-jangan kamu yang mengikatku kaya begini?” tuduh Edo.

Miya cuma menyunggingkan senyuman sambil memainkan ujung rambutnya dengan jari telunjuk. Tidak perlu penjelasan panjang. Melihat ekspresi licik cewek itu, Edo sudah tahu jawabannya.

“Kenapa kamu membuatku begini? Kau mau apa? Lepasin aku!” cecar Edo sambil menarik-narik tangannya sekuat tenaga agar terlepas.

Miya datang mendekat lalu duduk di tepi ranjang. Senyumnya makin lebar.

“Aku bilang lepasin aku, cewek gila!” bentak Edo yang mulai emosi.

Miya tetap tutup mulut. Dia sekarang sibuk mengelus-elus pipi Edo.

Karena Miya tak kunjung bicara, Edo pun menerka-nerka sendiri, mengira Miya sampai berbuat begini karena telah menamparnya beberapa hari lalu.

“Oke, aku yang salah udah nampar kamu hanya gara-gara ngebela foto itu. Aku minta maaf. Aku akan pergi dari rumahmu sesuai keinginanmu. Sekarang tolong lepasin aku!” jelas Edo, berasumsi.

Miya tertawa geli. “Kak Pangeran gak boleh pergi dari rumah ini. Justru karena tamparan kasar itu, aku makin cinta sama kakak.”

Wajah Edo berubah menegang, pasalnya Miya juga mulai membuka resleting celananya. Edo berusaha memberontak. Tapi dalam posisi terikat seperti ini usahanya jadi sia-sia.

“Aku akan membuat Kaka seutuhnya jadi milikku,” tambahnya yang kini berubah ekspresi jadi serius.

“Dengar Miya. Aku paham kamu tergila-gila kepadaku. Tapi perbuatanmu ini gak akan bikin aku balik menyukaimu!” seru Edo.

“Itu benar. Tapi bagaimana jika aku berhasil hamil. Mau gak mau Kaka harus jadi suamiku, bukan?”

“Jadi … kamu membuatku begini agar bisa hamil dengan cara memasukkan benihku secara paksa?

“Tepat sekali.”

“Cewek gila. Kau benar-benar gila!” Bentak Edo yang kini benar-benar tidak bisa menyembunyikan wajah takut dan marahnya yang campur jadi satu.

Edo menarik-narik tangan dan kakinya sekali lagi agar terlepas, tapi tak kunjung bisa. Ini sia-sia.

“Tidak! Masa depanku untuk hidup bersama Putri akan direnggut sama cewek gila ini. Aku harus gimana!?” gumam Edo dengan bibir gemetar.

Tiba-tiba, bayangan sosok Putri terlintas di kepalanya. Bayangan itu melambaikan tangan lalu menghilang dalam kegelapan. Apakah ini sebuah pertanda akan kegagalan?

“Pak Taufik. Anakmu ini sudah gila! Tolong!” teriak Edo meminta pertolongan.

“Percuma saja, bapak lagi pergi kondangan dan katanya akan pulang lama,” jawab Miya sambil menurunkan celana Edo, lalu mulutnya sontak terperanga melihat hasilnya.

Penampakan keperkasaan milik Edo begitu membuat hatinya senang karena ukuran dan panjangnya yang menakjubkan.

Tak mau pikir panjang, Miya cepat-cepat naik dan berdiri di atas Edo. Siap berjongkok memasukkan miliknya ke milik Edo yang tegak menantang itu.

“Aku mulai, ya, Kak Pangeran,” izinnya.

“Miya jangan lakukan. Jangan!”

1
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!