NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong Aku

Suara ketukan dari luar kamar mengusik keheningan yang baru saja tercipta setelah insiden menegangkan tadi. Keduanya masih terengah, duduk di ranjang masing-masing, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Alsid mengusap wajahnya. Keringat dingin masih membasahi pelipisnya. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasakan sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh logika. Hal-hal yang sebelumnya ia anggap lelucon atau kebetulan belaka, kini berdiri di depan matanya, memaksanya untuk percaya. Tapi tetap saja, ia mencoba menahan ketakutannya dengan logika.

KREEEKKK…

Suara gesekan samar terdengar dari arah ruang depan kosan. Entah pintu kayu, jendela, atau lantai tua yang diinjak—tak jelas sumbernya. Tapi cukup untuk membuat tubuh mereka kembali menegang.

"Kamu dengar itu, gak?" gumam Demian pelan, lirih nyaris tak terdengar.

Alsid meneguk ludah, matanya menyipit ke arah pintu kamar. “Iya... Suara dari luar. Tapi... mungkin aja itu Nehara? Bukan setan kayak yang elu bilang.”

Demian menoleh, bingung. “Nehara? Ngapain dia datang tengah malam begini?”

Alsid mencoba berpikir rasional. “Selain ibu kos, cuma dia kan satu-satunya yang punya kunci kosan kita? Bisa aja dia khawatir atau mau ngasih kabar soal yang tadi. Atau buruknya, dia mau ambil wadah makanannya yang tadi belum elu cuci."

Namun Demian menggeleng. “Gak mungkin. Dia capek banget tadi. Lagian, dia bukan tipe yang iseng malam-malam datang ke rumah orang. Terus gue juga udah cuciin tuh wadah makanannya. Udah dia bawa juga tadi.”

"Be... bener juga." pasrah Alsid. "Tapi tempo hari yang ngetuk pintu kamar kita kan emaknya, jangan-jangan itu emaknya?"

Demian mengernyit. "Bisa jadi sih, tapi... kalau emang emaknya Nehara, kenapa gak negor aja. Kan emak-emak biasanya suara dulu baru aksi. Ini, kok malah nyiptain suara-suara yang aneh... bikin merinding."

Alsid menelan ludah. Ia memandang pintu kamar dengan cemas. Ucapan Demian membuat suasana makin mencekam.

Angin dingin merayap dari celah bawah pintu, membuat bulu kuduknya berdiri.

Suasana jadi makin hening. Lalu, tiupan angin dingin terasa merayap dari celah bawah pintu kamar. Membuat bulu kuduk keduanya meremang. Alsid menelan ludah saat melihat di bawah cahaya temaram lampu kosan, ada bayangan samar berdiri diam di balik pintu. Tak bergerak. Tak bersuara. Hanya... ada.

Bayangan itu menciptakan siluet menakutkan yang membuat tubuh Alsid perlahan mundur.

Demian menyadari tubuh sahabatnya mulai gemetar. Ia membuka mulut ingin mengatakan sesuatu, tapi tubuhnya sendiri masih lemas dan belum sepenuhnya pulih. Ia tahu jelas—apa pun yang ada di balik pintu itu, pasti bukanlah manusia.

Jantung Alsid berpacu lebih cepat. Ia melirik Demian yang terkulai lemas di ranjang.

“Kayaknya sekarang giliran gue,” gumamnya pelan.

“Apa?” Demian nyaris tersedak.

Alsid membusungkan dada, meski lututnya gemetaran. “Lu.. kayaknya udah capek banget karena nolongin gue tadi. Gue udah ngerasa sesak napasnya ilang berkat elu. Sekarang... Saat elu udah melemah, ada baiknya... gue yang maju.”

“Sid, kamu jangan becanda. Ini bukan lagi main dukun-dukunan. Ini serius! Itu bukan hal yang bisa kamu lawan pakai gaya doang!”

Alsid melempar senyum gugup, lalu berjalan pelan ke arah pintu. Langkahnya berat, tapi ia tetap maju tak memperdulikan apa yang dikatakan Demian barusan. Satu langkah... dua langkah... tiga...

Demian bangkit setengah badan dari ranjang, ingin menarik temannya, tapi tubuhnya terasa berat, seolah ada energi yang menahannya tetap di tempat. Atau karena ia justru kehabisan tenaganya.

Tangan Alsid menyentuh dinginnya besi yang tertempel di gagang pintu. Ia menekan dan mendorongnya perlahan, sekalian berjaga-jaga sekalian waspada juga kalau-kalau ada yang mengejutkan berdiri di hadapannya.

Ia menelan ludah dengan jantung yang bergemuruh. Keringat dingin mulai mengalir deras dan rasa sesak di dadanya seolah kembali lagi karena ia begitu tertekan.

Pintu kamar terbuka perlahan. Derit engselnya menambah dramatis suasana yang sudah tegang.

KREEEEEKK....

Perlahan, cahaya lampu dari kamar menerobos bagian luar kamar. Ada seonggok bayangan hitam terlihat sekelabat, dan Alsid membuka pintu sambil gemetaran.

Ketika pintu di buka dengan cepat,

KLAP!!

Ternyata di balik pintu... tak ada siapa-siapa.

Kosong.

Hanya lorong gelap kosan mereka yang sunyi dan dingin. Tak ada suara, tak ada bayangan. Hanya keheningan mencekam dan memakan keberanian dua orang lelaki ini.

Alsid mengerjap dan melihat sekeliling, berusaha memastikan bayangan yang sempat ia lihat berdiri, tapi kini seolah musnah di telan bumi.

Alsid membuka mulut, tersenyum lalu menyeringai. Ia tertawa lega, walau tawanya masih terdengar gugup. “Hah! Lihat? Gak ada apa-apa. Mungkin cuma paranoia kita aja. Beneran kan gak ada apa-apa.”

Ia berbalik ingin menertawakan Demian yang masih pucat.

Namun, tawa Alsid langsung berhenti kala bertatapan langsung dengan Demian.

Wajah Demian pucat pasi, bahkan nyaris membiru. Matanya membelalak, bibirnya terbuka, tapi tak bersuara.

"Woi!! Elu... kenapa?" tanya Alsid, merasa merinding, takut dan bingung sekaligus.

Demian tak bisa bicara. Ia hanya menunjuk... ke arah punggung Alsid. Bibirnya bergetar dan ia mendadak gagu, sepersekian detik Demian lupa caranya berbicara.

Alsid menelan ludah lagi. Tubuhnya mendadak kaku bak batu, hingga ia kesulitan sekali untuk berbalik. Tapi, dengan segenap keberaniannya, perlahan ia membalikkan badan. Dan saat itu—

Di sana—tepat di depan wajahnya—berdiri s*x doll cantik miliknya. Boneka yang nyaris menyerupai manusia itu kini benar-benar berpindah dari samping kulkas dapur ke depan kamar mereka dalam keadaan berdiri tegap di lantai lorong.

Kepalanya miring ke kanan, nyaris menyentuh bahunya. Mata boneka itu bersinar aneh dalam kegelapan, terbelalak namun kosong seolah tak menatap siapa-siapa, tapi Alsid bisa melihat pantulan wajahnya yang ketakutan di mata boneka cantik itu. Tapi tak hanya disitu yang membuat Alsid gelagapan, yang paling menyeramkan dari boneka itu adalah senyumnya.

Ia... menyeringai. Benar-benar tepat di hadapan wajah Alsid yang kini sudah tak di aliri darah saking ketakutannya.

"TO...LONG... AKU..."

Suara serak dan dalam keluar dari mulut boneka itu. Seolah ada sesuatu yang terperangkap di dalam tubuh indahnya.

Alsid mundur terhuyung, nyaris terjatuh. “AP—APAAN ITU?!”

Boneka itu tak bergerak. Tapi suasana di sekitarnya terasa berubah. Lorong kosan yang sempit kini seolah dipenuhi hawa dingin dan tekanan berat. Seperti ada sesuatu yang menatap mereka dari kegelapan.

“To..long a..ku...” bisik boneka itu lagi, dan yang kali ini berlipat-lipat lebih menyeramkan karena bisikannya langsung berhembus di telinga Alsid.

Suara itu lirih. Lembut. Tapi menggema di kepala mereka berdua.

Alsid menjerit, dan pintu kamar pun terbanting tertutup oleh hembusan angin tak kasat mata, lalu detik berikutnya terbuka kembali dengan menampakkan boneka cantik yang kini menjulurkan tangannya ke arah Alsid.

Bersambung...

1
Nurindah
suka ama karakter celin...😍😍😍
Ika Ratnasari
next... 😍😍😍
Nana Colen
tenang alsid sekarang udah tambah personil lagi pasti dibantuin... emang begitulah resikonya jd dukun alsid.
kalou gak kena pasien akan ngebalik ke yang ngobatin maka jangan main main dengan peran dukun karena itu akan kembali ke kita kalau kekuatanya lebih kuat dari kita
Nasya nindi Nasya
alur ceritanya seru. ngk bertele.. ni rekomended buat yg suka humor plus horor
Nasya nindi Nasya
apa cewek yg di bawak sma papanya alshid itu yg ngirimin soalnya kan si demian bisa lihat tatap matanya si cwek... semoga makin rame yg membaca. saolnya ceritanya seru
Ayanii Ahyana
cerita swbagus ini kenaaaapaa sepoy sihhh
Ayanii Ahyana: iyaaaaa.. kita yg srius baca jdi kpikiran endingnya
Nurindah: mungkin masih pada trauma kali kak soalnya novel sebelum2 nya ngk sampai tamat aku aja ngarep bgt untuk cerita yg ini mudah2 an bener2 sampai tamat
total 2 replies
a_
/Facepalm//Facepalm/
Nurindah
kan kan kan.... suka bgt ama alurnya pasti banyak hal lucu ntar kalau mereka selalu berinteraksi degan boneka itu apa lagi kalau ada nahera pasti tambah kocak lagi
Nana Colen
aduuuuh di alsid cari gara gara niiiih
Ayanii Ahyana
apalah si alsid ini ktanya mau bantu malah mau ngebakar 😅😅
Rizka Yuli
deg deg,an banget rasanya
semangat terus KA rimaaa, penasaran banget kelanjutan nyaa.
Nana Colen
tegang banget bacanya...
Ika Ratnasari
deg2 an... padahal bacanya siang
Nurindah
penasaran sebenarnya isi dalam boneka itu tuh jahat ngk sih..
Ayanii Ahyana
ghahaa sial banget alsid
Enigma
/Facepalm/
Rizka Yuli
seruuu banget
bikin penasaran
Nurindah
makin kesini makin seru.. ay kak semavat
Ayanii Ahyana
hhahahah ada setan lgi kahh...keren demian
Ranucha
beneran dia pke obat tdur kak /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!