Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai ragu
Viviene beridiri didepan kamar Alaric pagi ini, semerbak harum wangi pada tubuhnya dengan segala keyakinan bahwa Alaric mungkin akan memuji penampilannya membuatnya semakin percaya diri untuk menyapa sang raja.
Pintu kayu kamar Alaric bergeser dan menampilkan penghuninya yang juga tampak sudah rapi.
"Selamat pagi yang mulia? Bagaimana tidurmu?" Tanyanya dengan nada yang lembut.
"Selamat pagi, aku baik" Jawab Alaric singkat.
"Aku sengaja datang kesini untuk mengantarmu ke perpustakaan, pasti kau ingin membaca buku kan? Aku sudah menyiapkan kopi herbal untukmu" Ucapnya.
"Tidak perlu repot Repot begitu Viviene, tidurlah lebih lama agar tubuhmu segar" Katanya.
"Sama sekali tidak yang mulia, aku tidak merasa keberatan dan melakukannya dengan hati" Senyum manis milik wanita muda itu terukir amat manis.
"Terimakasih, ayo!" Ajak alaric.
Viviene mengangguk singkat dan mulai mengikuti langkah kaki Alaric menuju perpustakaan.
"Kau bertengkar dengan ratu yang mulia?"
Alaric tak ingin mengingat hal ini, tapi sialnya Anya berhasil memenuhi pikirannya semalaman.
"Kami baik baik saja" Jawabnya.
"Baik baik saja? Bukankah mereka seharusnya bertengkar?" Viviene berbicara dalam hati.
"Benarkah?"
"Ya"
"Ku kira kalian bertengkar, sebab aku melihatmu tidur di kamarmu malam ini, biasanya kau akan tidur bersama ratu jika tidak mengunjungiku" Cicit Viviene pelan.
"Kami baik baik saja, tenang saja Viviene" Balasnya.
"Tenang katanya? Jauh lebih tenang jika kalian bertengkar hebat!" Kesal Viviene.
"Baik yang mulia"
Dari arah berlawanan Alaric dan Viviene melihat Anya juga kedua pelayannya, melihat kehadiran Anya Alaric semakin berjalan mendekat.
"Anya?" Sapanya.
"Selamat pagi" Sapa Anya singkat, Anya mencoba bersikap biasa untuk menghargai Alaric.
"Kau sudah tidak marah? Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya.
"Aku baik, terimakasih" Jawabnya acuh.
"Aku memikirkanmu semalaman" Ungkap Alaric.
Dibelakang sana Viviene tampak menatap momen keduanya tak suka, jadi Alaric tidak berbohong sewaktu ia berkata bahwa dirinya dan Anya baik baik saja? kenapa mereka tidak bertengkar?
"Ck sialan apa yang terjadi?!" kesal Viviene.
"Aku baik baik saja , hanya butuh waktu sendiri, aku berbicara padamu bukan berarti aku tak marah, aku hanya menghargai posisimu di sini" Katanya.
Alaric meraih sebelah tangan Anya, mengusapnya dengan ibu jari perlahan, tatapannya juga tertuju pada wajah cantik ratu yang masih terlihat menyendu.
"Anya, aku menyesal, aku akan mencoba mengerti lebih baik tentangmu, ya?"
"Terimakasih"
"Aku tidak tahan!" Viviene menggeram marah, ia berjalan cepat bermaksud ingin menginterupsi momen manis keduanya didepan sana, namun siapa sangka cara berjalannya yang terkesan cepat dan berantakan membuatnya terjatuh.
Bugh
"Awh!" pekiknya.
Alaric dan Anya sama sama menoleh ke arah suara, di depan sana Viviene tampak jatuh dan terduduk di lantai.
"Viviene?" Kaget Alaric mendekat pada selirnya.
"Akh yang mulia, kakiku terkilir!" Keluhnya.
"Dimana bagian sakitnya?" Tanya Alaric.
"Disini, sakit sekali" Ujar Viviene sembari meringis kesakitan, matanya melirik ke arah Anya untuk melihat ekspresi wanita itu, kakinya memang sakit tapi ia merasa sangat puas saat melihat Alaric memperhatikannya.
"Wanita ular, mencoba merebut perhatian ya?" Anya tersenyum miring melihat tingkah laku Viviene.
"Yang mulia ratu? Apa yang ingin anda lakukan?" Tanya Mia.
"Aku akan mempertahankan wilayah kekuasaanku" Jawab Anya.
Mia dan Levi berpandangan heran seolah tak mengerti dengan apa yang di maksud ratunya ini.
"Wanita itu mencoba merebut perhatian Alaric , tapi dia lupa akulah yang sangat pandai dalam melakukannya" Gumam Anya.
"Yang mulia kurasa aku ingin berada di kamar saja" Ucap Viviene.
"Baiklah aku akan membantumu" Jawab Alaric.
Saat Alaric akan mengangkat tubuh Viviene suara lain terdengar dari arah yang lain.
Bugh
"Ohh kakiku!" Rintihnya dramatis.
Mia dan Levi terperangah kaget dengan apa yang Meraka lihat, Anya dengan sengaja menjatuhkan dirinya, padahal wanita itu tak sedang melakukan apa apa tadi.
"Anya!" teriak Alaric.
Alaric berdiri cepat dan langsung menghampiri Anya melupakan Viviene yang juga tampak kesakitan
"Apa yang terjadi?"
"Aku jatuh, kakiku sakit" Isaknya, pura pura.
Alaric menelisik kaki putih Anya dan tak menemukan luka apapun.
"Sakit sekali, tolong bawa aku ke kamar" pintanya manja.
Viviene terkekeh tak percaya dengan drama yang di mainkan Anya, wanita itu dengan mudah merebut perhatian Alaric darinya.
Alaric menoleh ke arah Viviene yang masih terduduk di lantai, lalu beralih pada 2 pelayan Anya kemudian.
"Panggilkan dua penjaga untuk menolong viviene!" Perintahnya.
"Baik yang mulia"
Alaric mengangkat tubuh Anya dalam gendongannya dan berjalan mendekati Viviene kemudian.
"Maafkan aku Viviene aku harus menolong Anya, pelayan sedang memanggil bantuan untukmu, aku akan mengunjungimu nanti" Kata Alaric
Viviene menatap kepergian Alaric dalam diam, Anya yang berada dalam gendongan Alaric tampak menyembulkan kepalanya dan menatap Viviene dari jarak jauh, wanita itu tampak mengacungkan jari tengahnya.
"Sialan Anya sialan!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Terimakasih bibi kau boleh pergi" Ucap Alaric pada salah satu tabib istana yang baru saja mengobati Anya.
"Baik yang mulia"
Alaric beralih pada Anya yang terbaring di ranjangnya.
"Apa sudah lebih baik?"
"Aku tidak ingin kau mengunjungi Viviene malam ini, aku ingin tidur bersamamu" Katanya.
Jujur saja Alaric merasa sangat senang mendengar penuturan Anya, tapi ia juga sudah berjanji pada viviene
"Aku sudah berjanji pada viviene Anya, bagaimana aku bisa mengingkarinya, seorang raja tidak pernah ingkar janji?" katanya.
"Kalau begitu aku tidak akan berbicara lagi padamu"
"Jangan begini Anya"
"Ya atau tidak, tidak pun tak masalah" Balas Anya.
Alaric menghela napasnya kasar dan mengangguk kemudian.
"Baiklah" Pasrahnya.
"Wanita ular itu! pasti sangat cemburu"
Anya berdiri dengan kasar membuat Alaric sedikit kaget , tadi wanita itu mengeluh sangat kesakitan tapi apa ini? dia bahkan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan.
"Kakimu tak sakit!" Tanyanya heran.
"Sebenarnya aku hanya pura pura, siapapun bisa melakukannya, mereka hanya tinggal menjatuhkan diri dan mengeluh sakit untuk mendapatkan perhatian" Sindir Anya.
"Anya aku tau kau masih marah tapi ..."
"Aku tidak marah yang mulia, aku hanya menunjukkan kemampuan busuk seseorang untuk memanipulasi atau membuat orang lain terlihat buruk, Mia bisa saja berpura pura jatuh dan menunduhku , Levi juga , tapi atas dasar apa aku melakukannya dan membuat semua orang yakin aku yang melakukannya? semua harus di pikirkan kembali kan? Bisa saja disini aku jatuh dan mengatakan pada semua orang bahwa kau mendorongku, orang mungkin akan menganggapmu raja yang buruk, sementara kau yang tertuduh akan merasa bingung karena tak memiliki bukti apapun" Ucapnnya panjang lebar.
Alaric tahu Apa yang Anya maksudkan , wanita itu pasti sedang menyinggung tentang Viviene kala itu, melihat Anya selalu merasa tak bersalah dan marah membuat Alaric semakin bertanya tanya, apakah benar Viviene menjebak Anya?