Dia baik, dia setia, dia cantik, dia pintar, namun ... karena keadaan ekonomi yang rendah dan belum memiliki pekerjaan tetap membuat nya diremehkan dan dihinakan oleh orang-orang yang di percaya selama ini. Orang-orang yang sangat di sayangi dan di kasihi selama ini ternyata tega mengkhianati dari belakang.
Jemima namanya. Dia sangat terluka atas pengkhianatan yang dilakukan kekasih dan sahabatnya, lalu bagaimana sebenarnya kisah ini terjadi?
Yuk ikuti terus kisah Jemima, insyaAllah happy ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murka Dixon
Begitu sampai di depan rumah wanita yang diinginkan sang putra, Everardo menatap rumah itu lalu menatap putranya.
"Kamu yakin ini rumah calon istri mu?" tanya Everardo.
"Iya, Pa. Ayo keluar,"
Mereka keluar dari mobil. Everardo melangkah kakinya dengan ragu ragu.
Everardo dilahirkan dari keluarga berada, ia sudah kaya dari lahir, sudah tinggal di rumah mewah sejak kecil, jadi wajar saat melihat kediaman Jemima, ia merasa sedikit aneh dan ada rasa kasihan sama pemilik rumah.
Kedatangan nya di sambut ramah oleh Jemima dan kedua orang tua Jemima. Saat pertama kali melihat Jemima, Everardo terkesima akan kecantikan alami Jemima serta ia kagum dengan cara Jemima menyalami tangannya dengan sopan santun dan penuh hormat.
Pun saat melihat kedua orang tua Jemima, Everardo bisa menilai bahwa Bu Sekar dan Pak Hasan adalah orang orang baik serta tulus.
Mereka masuk ke rumah sederhana tersebut, lalu dipersilahkan duduk di atas karpet yang sudah dibentang di atas lantai.
Meskipun tak mewah tapi rumah itu bersih dan rapi serta wangi. Everardo tak masalah, ia hanya merasa kasihan melihat calon mantu nya tinggal di rumah yang menurutnya tak layak.
Mereka dipersilahkan menyantap beberapa hidangan yang sudah di persiapkan.
Everardo dan Dixon tanpa ragu menyantap makanan khas pedesaan tersebut.
Ada berbagai macam kue tradisional dan yang lainnya.
"Ini semua lezat sekali, semua makanan terasa enak dan pas di lidah," ucap Everardo sembari membersihkan mulut nya menggunakan tissue.
"Terimakasih Tuan, karena anda sudah bersedia menyantap hidangan sederhana yang kami siapkan," balas Pak Hasan.
"Makanan ini tampilan nya memang sederhana tapi soal rasa lebih enak dari pada makanan di restoran bintang lima," ucap Everardo disertai tawa kecil. Mereka berbaur cukup akrab.
Dixon terus mencuri pandang ke arah sang calon istri, rasanya sudah tidak sabar lagi ingin mempersunting wanita idamannya.
Beberapa saat berlalu, Everardo lalu menyampaikan niat baiknya kepada Pak Hasan.
"Perkenalkan nama saya Everardo, saya papa nya Dixon. Saya beserta putra saya datang berkunjung ke sini karena ingin melamar putri Pak Hasan, anak saya Dixon, katanya dia ingin segera berumah tangga dan Jemima adalah wanita pilihan nya,"
"Saya menyambut baik kedatangan Tuan Everardo beserta Nak Dixon. Emm apa Nak Dixon yakin ingin berumah tangga dengan putri saya?"
"Saya yakin, Pak. Sangat yakin, saya berjanji akan menjaga Jemima dengan baik dan memperlakukan nya dengan baik pula,"
"Bagaimana dengan kamu Jemima?" Pak Hasan bertanya pada putrinya.
"Iya. Aku bersedia Ayah. Aku yakin Dixon bisa menjaga ku dengan baik," jawab Jemima malu malu.
Dixon tersenyum bahagia mendengar itu.
Setelah itu mereka lanjut mengobrol masalah pernikahan. Mereka membahas hari baik akan diadakannya pernikahan antara Jemima dan Dixon.
Saat mereka tengah mengobrol, tiba tiba terdengar ramai teriakan orang diluar.
Mendengar itu, lantas Everardo dan yang lainnya langsung berdiri lalu berjalan keluar.
Mereka melihat warga sudah ramai berkumpul di depan rumah. Ada yang membawa kayu, obor, serta senjata tajam.
"Usir Jemima."
"Bakar rumahnya "
"Bakar saja rumah ini!"
"Seret Jemima, segera!" teriak para warga.
Bodyguard terus berjaga mengamankan agar para warga tidak menerobos masuk.
Jemima menangis mendengar teriakkan warga yang begitu bising dan keras. Pun Bu Sekar beliau ikutan nangis saking paniknya.
Pak Hasan memegang dadanya yang terasa sedikit sesak karena terkejut melihat warga yang sudah ramai di depan rumahnya.
Beruntung Dixon dan Everardo bisa bersikap tenang, mereka maju ke depan lalu berteriak.
"Ada apa ini? kenapa kalian ramai ramai datang ke sini?" teriak Everardo. Everardo yang dulunya merupakan seorang pemimpin, sudah biasa baginya menghadapi berbagai macam ulah orang orang.
Sejenak warga jadi diam saat melihat siapa yang kini berdiri di depan mereka.
Pak kades dan pak Tobari yang tadinya terus memanas-manasi warga agar mengusir Jemima, kini mereka hanya bisa diam dengan tatapan terus tertuju pada sosok tegap di depan mereka. Mereka kaget melihat Dixon.
"Saya mewakili para warga desa untuk mengusir Jemima dari desa ini, karena Jamima di curigai telah menampung om om di rumahnya, Jemima dicurigai menjual dirinya dan kami tidak pernah sudi desa kami dijadikan tempat maksiat," Pak Kades akhirnya memberanikan dirinya untuk bersuara. Beliau bicara sedikit gugup karena Dixon terus menatap nya dengan wajah garang.
"Betul itu. Usir Jemima. Usir orangtuanya. Bakar rumah mereka!" teriak para warga serentak.
"Diam!" teriak Dixon dengan suara lantang.
Akhirnya para warga diam, mereka semua mengenali Dixon dan mereka menuduh Dixon yang tidak tidak.
"Siapa yang menyebarkan gosip murahan itu? Siapa yang menyebarkan fitnahan yang tidak benar itu? Saya yakin kalian semua pasti sudah mengenali siapa saya. Baiklah, saya akan bicara yang sebenarnya pada kalian semua, dengarkan baik baik, pasang telinga kalian. Kedatangan saya dan Papa saya ke sini karena ingin melamar Jemima. Saya mencintai Jemima dan saya ingin Jemima menjadi istri saya. Jemima adalah wanita yang baik, saya tidak terima calon istri saya di fitnah. Siapa yang memulai semua ini? Apa anda pak kades?!" ucap Dixon dengan suara lantang, wajah nya memerah karena amarah, lalu ia menatap Pak kades. Pak kades sampai gemetar.
Sementara para warga dibuat tercengang dengan pengakuan Dixon.
"Apa? Tuan Dixon ingin melamar Jemima?"
"Sejak kapan mereka punya hubungan istimewa?"
"Sejak kapan mereka kenalan?"
"Dari mana mereka bisa kenalan?"
Batin para warga dengan penuh tanya. Wajah wajah yang tadinya begitu garang kini semuanya menunduk takut.
Bersambung.
tunggu karmamu
Sabar ya Dixon puasa tujuh hari aje 🥰🥰🥰🥰🥰
Alhamdulillah 🤲🤲🤲🤲🤲
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️