NovelToon NovelToon
Golden Hands Arm

Golden Hands Arm

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sarunai

Pemuda 18 tahun yang hidup sebatang kara kedua orangtuanya dan adeknya meninggal dunia akibat kecelakaan, hanya dia yang berhasil selamat tapi pemuda itu harus merelakan lengan kanannya yang telah tiada
Di suatu kejadian tiba-tiba dia mempunyai tangan ajaib dari langit, para dewa menyebutnya golden Hands arm sehingga dia mempunyai dua tangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Setelah memarkirkan motornya, Han langsung berjalan menuju kelas. Di dalam sudah ada beberapa murid, termasuk Citra yang sedang duduk santai sambil memainkan Handphone – nya.

“Rajin juga lu ternyata, masuk sepagi ini.” kata Han sambil duduk di bangkunya tanpa menoleh ke arah Citra.

Citra melirik Han sambil menaikkan sebelah alis. “Gue emang rajin kali, lo aja yang anak baru, jadi nggak tau kebiasaan baik gue.” balasnya ketus.

Mendengar itu, Han hanya mengangkat sudut bibirnya, tersenyum tipis tanpa berkata apa-apa.

Melihat respon Han yang terkesan meremehkan, Citra jelas tidak terima.

“Lo nggak percaya sama gue? Oke, kita taruhan! Kebetulan hari ini ada ujian. Gue nantangin lo—siapa yang nilainya lebih baik di antara kita. Kalau lo menang, gue bakal nurutin semua permintaan lo. Tapi kalau gue menang, lo juga harus nurutin kemauan gue!” kata Citra penuh semangat dan emosi.

“Deal.” jawab Han santai, tanpa pikir panjang, lalu menjulurkan tangan untuk bersalaman dengan Citra sebagai tanda taruhan mereka resmi dimulai.

Tidak lama setelah itu, ujian kelas pun dimulai. Citra dan Han sama-sama fokus berjuang untuk mendapatkan nilai tertinggi.

Ujian pertama adalah mata pelajaran astrofisika, pelajaran yang terkenal sulit. Meski Han tidak terlalu menguasainya, dia cukup pintar untuk tetap bisa menjawab soal demi soal dengan tenang.

Tanpa terasa, waktu ujian selama 90 menit pun habis. Han dan Citra adalah dua murid pertama yang selesai lebih awal, memperlihatkan betapa seriusnya mereka dalam taruhan ini.

“Baiklah, kita akan langsung periksa hasilnya. Kalau ada yang nilainya remedial, kalian terpaksa harus mengulanginya sebelum ujian nasional tiba.” kata Bu Andin sambil mengumpulkan lembar jawaban.

“Ketua kelas, maju. Bagikan kertas ujian kepada semua murid, secara acak. Ingat, tidak boleh saling berbuat curang. jika ada yang ketahuan berbuat curang, saya tidak akan mentoleran dan akan memberikan hukuman berat” lanjut Bu Andin dengan tegas.

ketua kelas pun maju dan membagikan semua kertas ujian secara acak, agar tidak ada yang berbuat curang saat Bu Andin memberikan jawaban soal.

Setelah semua selesai diperiksa dan kembali di kumpulkan, Bu Andin mulai menyebutkan siapa saja yang mendapatkan nilai remedial… dan siapa yang mendapat nilai tertinggi.

“Baik, sekarang siapa saja yang mendapatkan remedial.” suara Bu Andin terdengar serius, membuat banyak murid tampak tegang di kursinya.

“Aldi… Diki… Alex… dan terakhir, Hendra. Kalian semua terpaksa harus mengulang sampai nilai kalian lebih baik lagi.”

Semua yang namanya disebut terlihat lesu, sementara teman-temannya saling berbisik lega.

“Dan sekarang, empat orang dengan nilai tertinggi: Zuan Wawangsa dengan nilai 8,5…” terdengar sorakan kecil dari belakang kelas.

“Hana Kusuma dengan nilai 90…”

“Han Ivanov dengan nilai 99…”

“Dan yang terakhir… nilai tertinggi, 100… didapatkan oleh Citra Subyo!”

Wajah Citra langsung berbinar, dia refleks meloncat dari bangku, memekik kecil sambil meledek Han dengan senyuman puas.

Han hanya bisa memasang wajah masam. Mau tak mau, dia harus menuruti kemauan gadis itu sesuai taruhan mereka.

“Citra, kamu jangan terlalu senang dulu. Ini hanya ujian harian. Kamu harus mempertahankan nilaimu hingga ujian nasional nanti.” tegur Bu Andin dengan nada lembut namun tegas.

“Iya, Bu. Maaf, saya terlalu senang tadi.” jawab Citra sambil menunduk, pipinya sedikit memerah.

Jam 10, bel istirahat berbunyi, ting… ting… ting… membuat suasana kelas jadi lebih santai.

Citra mendekati Han dengan senyum penuh arti. “Ingat ya, lo harus nurutin permintaan gue.” katanya sambil melipat tangan di depan dada.

Dengan malas Han menjawab, “Iya. Terus apa mau lo sekarang?”

Citra tersenyum manis, “Hmm… apa ya… sekarang sih gue lagi nggak butuh apa-apa. Tapi nanti gue bakal minta sama lo.” katanya santai.

“Sekarang… sini, handphone lo. Biar nanti kalau gue udah kepikiran, gue tinggal kabarin lo.” lanjutnya sambil mengulurkan tangan.

Han menyerahkan Hp bututnya tanpa pikir panjang, Namun Citra yang melihat itu memekik kaget.

“Ya ampun, Han… ini serius handphone lo sampai retak gini?” kata Citra, menatap layar ponsel Han yang penuh retakan. selain itu dia melihat modelnya sudah jauh tertinggal jaman, bahkan saat ia mengetikkan nomor ponselnya sedikit susah. karena hpnya yang sudah berat,

“Iya… gue belum ada waktu buat beli yang baru.” jawab Han santai, tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang ada di kelas begitu mendengar teriakan Citra.

Citra yang tersadar melihat tatapan merendahkan dari teman-teman kelasnya kepada Han merasa tidak enak.

***

Pulang sekolah Han pergi kepinggir kota arah timur ia ingin mencari markas tengkorak hitam mengunakan motor kesayangannya.

“Untungnya aku sudah menyiapkan baju ganti di dalam cincin ruang,” batin Han sambil melirik seragam sekolahnya. Dia tidak mau kalau baju sekolahnya lagi-lagi kotor kalau terjadi pembantaian.

Sampainya di pinggir kota, Han mulai memperhatikan sekitar. Dia mencari di mana markas Tengok Hitam itu berada. Sampai akhirnya matanya tertumbuk pada satu bangunan besar yang mencurigakan, dengan sekitar sepuluh orang berjaga di luar.

Han mengaktifkan mata ilahi-nya. Seketika dia bisa melihat, di dalam bangunan itu ada ratusan orang berkelompok: para mafia anggota Tengkorak Hitam.

Tanpa pikir panjang, Han menyimpan motornya ke dalam cincin ruang, lalu melesat cepat menggunakan kecepatannya.

DUAARRR!!!

Satu orang penjaga terlempar begitu saja tanpa sadar apa yang terjadi, membuat mereka semua yang berjaga disana terkejut dan waspada.

Seorang penjaga lain langsung berlari masuk sambil berteriak, “ADA SERANGAN!!!”

Para penjaga lain mulai panik, mereka berusaha mencari keberadaan orang yang menyerang teman mereka. namun tak ada seseorang pun yang mereka lihat selain para penjaga di sana.

“Apa kalian sedang mencari aku?” suara Han terdengar jelas di udara.

Semua penjaga berbalik dengan kaget, terkejut melihat seorang anak muda berdiri di pintu masuk dengan tenang, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku.

“Apa yang kau lakukan di sini, bocah?!” bentak seorang pria bertubuh besar, sepertinya pemimpin penjaga di markas itu, maju mendekati Han tanpa mengendurkan kewaspadaannya.

“Tentu saja… untuk menghabisi SAMPAH MASYARAKAT seperti kalian,” jawab Han, sengaja menekan kata di akhir kalimat.

“Kurang ajar! Apa kau tidak takut menyerang kami sendirian?!” suara pria besar itu menggema marah.

“Untuk apa takut… pada SEMUT.” Han berkata dingin, tanpa goyah sedikit pun.

“Manis sekali mulutmu, bocah… KALIAN! Habisi dia!!!” bentak sang pemimpin sambil memberi aba-aba.

Wusss!!

Wusss!!

Wusss!!

setelah mendapatkan perintah, mereka semua langsung meleset menyerang Han, mereka sadar Anak muda ini tidak sesederhana kelihatannya. Karena bisa membuat mereka semua lepas dari pengawasan penjagaan sekitar. dan berhasil melukai teman mereka tanpa ada yang sadar, itulah membuat mereka semua menyerang secara bersamaan tanpa niat meremehkan.

Han hanya berdiri tenang, sedikit miringkan kepala, dengan senyum tipis di sudut bibirnya.

1
Iwan Brando
kenapa sdh selesai outhor ceitanya
Sarunai: lanjutannya nanti malam ya☺
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
thor tawaran terakhir kan 2T kok turun jadi 1T sih lupa ya thor apa dah ngantuk ya, kopi mana kopi
Sarunai: wah.. baru sadar😅
total 1 replies
Kama
Nggak cuma ceritanya saja yang menghibur, karakternya juga sangat asik. Aku jadi terbawa-bawa suasana. Ciyeee haha
Gato MianMian
Kayaknya harus kasih bintang lima deh buat cerita ini!
Sarunai: terimakasih ☺
tunggu kelanjutannya 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!