Audrey mengira hari pernikahan yang ada di depan matanya saat ini akan membawa kebahagiaan. Menikah dengan kekasih yang begitu dicintainya adalah mimpinya sejak dulu. Namun, dalam sekejap mata, hari yang dinanti adalah hari yang begitu menyakitkan baginya. Dimana dia harus menerima kenyataan jika kekasihnya malah memilih bersanding dengan Kakak tirinya. Hatinya rapuh, disaksikan gaun pengantin yang melekat indah di tubuhnya. Seorang Kakak yang ia sayang dengan tega mengkhianatinya tanpa perasaan.
Bagaimana kisah Audrey selanjutnya? Akankah wanita cantik itu depresi atau malah melakukan hal yang tidak bisa di bayangkan. Baca yuk!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mhaya Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GTJ 22
"Jangan pergi dulu..." pinta Audrey ketika Jason hendak pergi meninggalkannya. Yah, pria itu ingin membersihkan diri, tapi suara Audrey membuatnya diam sembari menoleh ke arah Audrey.
"Ada apa? Apa kamu ingin lagi?" tanya Jason pria itu kembali mendudukkan tubuhnya di sofa, tepatnya disebelah Audrey yang tengah menutupi tubuh polosnya dengan kain putih yang tertera didalam ruangan itu.
"Tid-ak. Bukan itu!" sahut Audrey cepat sembari menggelengkan kepalanya beberapa kali. Jantungnya kembali berdetak tak karuan ketika Jason melilitkan kembali tangannya di pinggang Audrey. Tubuhnya kembali meremang dengan sempurna kala tangan Jason mengusap lembut pinggangnya.
"Aku ingin bertanya padamu!" seru Audrey dengan suaranya yang gugup. Rasanya, ia ingin sekali menghilang dari sini karena Jason yang terus saja melakukan hal yang mampu membuat Audrey bergairah kembali.
Dengan jarak yang begitu dekat, Jason mengerutkan dahinya sembari menatap wajah Audrey yang berjarak beberapa centi saja. "Tanya lah!" titah Jason dengan tangan yang terbuka.
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Audrey, pertanyaan seperti itu kembali terdengar di indera pendengaran Jason. Bukan hanya sekali, mungkin sudah beberapa kali Audrey menanyakan hal seperti itu pada Jason secara langsung. "Kenapa kamu punya banyak foto-fotoku? Kamu kenal aku sebelumnya!" cecar Audrey, ia menatap Jason dengan lekat sembari menanti jawaban dari pria yang tersenyum kecil ke arahnya. "Kenapa tertawa? Apa pertanyaan ku lucu bagimu?" lanjutnya dengan perasaan dongkol.
"Harus berapa kali aku mengatakannya kalau aku adalah suamimu," sahut Jason dengan terkekeh geli.
"Tolong jawab lah yang benar, siapa sebenarnya kamu? Jangan bikin aku berandai-andai tanpa tujuan," tukas Audrey kesal, rasanya ia ingin sekali menjambak rambut Jason saking kesalnya ia saat ini.
"Baiklah... " ucapan Jason terjeda kala Audrey sangat antusias mendengar penjelasannya lagi. "Aku Jason Kentzar Lou, apa kamu merasa familiar dengan nama itu?" tanya Jason menyorot penuh arti ke dalam tatapan mata Audrey.
Audrey nampak berpikir keras, jari-jarinya mengetuk-ngetuk dagunya agar ia ingat. Yah, nama itu terasa sangatlah familiar di ingatan Audrey. Namun, sayangnya ingatannya tak secepat itu, ia masih berusaha mengingatnya dengan maksimal.
"Bagaimana?"
"Ak-u masih belum mengingatnya!" ujar Audrey dengan alis yang saling bertaut.
"Pria lugu dengan tahi lalat di dagunya, apa kamu ingat?" ucap Jason lagi memperjelas. Tatapannya masih sama, menatap penuh harap ke arah Audrey yang masih berusaha mengingat.
"Kent?" Seketika nama itu keluar dari bibir Audrey. Jika mengingat tahi lalat di dagu, ia teringat Kent, pria itu juga memiliki tahi lalat disana.
Jason tersenyum sumbang mendengar nama itu, pria itu mendesah pelan dengan wajah yang sudah berubah. "Apa spesialnya dia buat kamu? Kenapa hanya nama itu yang kamu ingat?" cecar Jason, pria itu terlihat sangat marah.
"Aku gak ingat, gak bisa kamu jelaskan secara detail!" pinta Audrey semakin kebingungan dengan sesuatu yang dijelaskan Jason. Yang ia inget hanya nama Kent, entahlah.
"Aku saudara kembar, Kent. Pria yang sering kamu sebut dalam mimpimu!" tegas Jason dengan tangan terkepal.
"Enzhar."
"Yah, itu aku."
"Jadi kamu, Enzhar!" ucap Audrey memastikan. Mungkinkah ia salah dengar pikirnya.
"Kenapa?" tanya Jason memicingkan matanya ketika melihat wajah Audrey seperti tengah menelisik wajah tampannya.
"Tidak. Aku tidak percaya kalau kamu Enzhar," sergah Audrey menggelengkan kepalanya dengan cepat. Rasanya sangatlah mustahil bagi Audrey.
Bersambung...