NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Samuel

Pagi hari yang begitu sunyi dan gelap, Siren masih diam saja bahkan kantung matanya membesar karena semalaman dia tidak tidur.

Rasanya sangat takut untuk menutup mata, takut jika sewaktu-waktu Arjuna akan masuk kedalam kamar dan menghancurkan jiwanya lagi.

Kepalanya sangat pusing tapi dia mengabaikannya, rasa sakit dihatinya lebih besar daripada apapun.

Siren menatap jendela yang masih ditutupi tirai itu dengan rapat, dia ingin melompat dari sana biarlah jika dirinya mati karena mungkin itu lebih baik daripada hidupnya saat ini.

Siren bangkit dari duduknya dan mendekati jendela itu, dia buka tirai itu perlahan. Diluar masih sedikit gelap karena jam masih menunjukkan pukul setengah 5 pagi.

Lantai dua ini kira-kira tingginya berapa, Siren menatap lantai yang ada dibawah dengan perasaannya yang sedikit takut tapi ingin.

Dia menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan kedua matanya.

Jika memang ini akhir dari segalanya, maka dia ingin meminta maaf pada dirinya sendiri yang tidak bisa melawan kerasnya kehidupan.

Siren mulai melangkahkan kakinya keluar jendela, tidak ada pijakan apapun dibawahnya.

Jantungnya seakan ingin terlepas, tubuhnya pun gemetar, dia takut tapi lebih takut lagi jika Arjuna kemari.

Kini Siren duduk di jendela, semua kakinya sudah keluar tinggal turun dan entahlah..

Mungkin dia akan patah tulang jika tidak meninggal.

Siren kaget ketika mendengar pintu dibuka sampai-sampai dia hampir saja melompat, untungnya kedua tangannya masih pegangan pada pintu jendela yang terbuka.

"Siren, kamu mau ngapain?"

Arjuna tampak begitu khawatir melihat Siren dengan posisi duduk di jendela.

Dia langsung menarik bahu Siren hingga mereka berdua jatuh ke lantai, Arjuna memeluknya erat seolah tak mau kehilangan.

"Jangan tinggalin aku, maafin aku.."

Siren mengerutkan dahinya, telinganya tidak mungkin salah dengar kenapa Arjuna seperti mau menangis begitu?

Siren menoleh ke arah Arjuna.

"Jangan pergi kemana-mana, jangan bunuh diri aku nggak bisa hidup tanpa kamu..aku mohon"

Kedua mata Arjuna berkaca-kaca membuat Siren berfikir keras, jadi kira-kira apakah ini titik kelemahan Arjuna? Takut jika dia bunuh diri?

"Siren, kamu dengar aku kan?"

Siren melepaskan diri dari pelukan Arjuna.

"Aku mau handphoneku"

"Jangan yang itu sayang, kamu boleh minta apapun itu asalkan jangan minta handphone kamu balik"

Siren menatap Arjuna kecewa, tapi kemudian dia kembali ke jendela dengan cepat

"Siren!!"

Arjuna menarik bahunya tapi kali ini Siren segera menepisnya.

"Aku bakal lompat, kalo kakak nggak mau balikin handphone ku"

Siren sudah berancang-ancang ingin melompat.

"Tunggu...tunggu...jangan kayak gini sayang, kamu ngancam aku?"

"Nggak, nggak papa kalo kakak nggak terpengaruh yang pasti aku udah muak hidup"

Arjuna tampak frustasi, dia mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Satu..dua..."

"Oke! Tapi kamu kesini dulu"

Arjuna mencoba menarik lagi bahu Siren tapi Siren kembali menepisnya dengan kasar.

"Mana dulu handphonenya"

Arjuna berdecak sebal, karena dia sangat takut jika Siren tiba-tiba melompat keluar, jadi dia keluar kamar untuk mengambil handphone Siren.

Tak lama kemudian dia kembali dengan menggenggam handphone.

"Ayo kesini sayang.."

Siren menengadahkan tangannya meminta handphone itu ke tangannya, jangan sampai Arjuna membohongi dirinya.

Arjuna pun mengalah, dia memberikan handphone itu ke tangan Siren.

Barulah Siren mau turun dari jendela, dia menggenggam erat alat komunikasi yang begitu dia rindukan ini.

Arjuna menarik tangan Siren dengan cepat, dan langsung mencium bibir Siren. Siren tentu memberontak tapi dia kalah cepat dari Arjuna.

Arjuna melepas ciumannya.

"Jangan coba-coba menghubungi siapapun atau aku bakal ajak kamu ke tempat yang lebih jauh lagi dari ini"

Siren hanya mampu mengepalkan satu tangannya.

"Pagi ini kamu harus makan, kalo enggak aku bakal sentuh kamu lagi sepuasnya"

Arjuna keluar dari kamar, Siren pikir dia akan membuat sarapan tetapi tak berapa lama kemudian dia kembali sambil membawa beberapa papan kayu dan juga palu.

Siren menatapnya heran, tapi dia langsung paham apa yang akan dilakukan Arjuna.

Arjuna memasang papan kayu itu di jendela, memakunya disana dengan kuat supaya Siren tidak bisa lagi duduk disana dan membuatnya spot jantung.

"Jangan bunuh diri...aku sayang banget sama kamu" ucapnya sebelum pergi dari kamar Siren.

Siren menghela nafas panjang, kepalanya tambah pusing.

Tapi dia langsung menutup pintu kamar, meski tidak bisa dikunci ya setidaknya kamarnya tertutup.

*

Siren berdecak sebal saat mengetahui bahwa dengan lancangnya Arjuna menghapus semua nomor yang ada di handphone Siren, kecuali nomor telepon Arjuna sendiri.

Apa yang bisa dia harapkan sekarang? Tidak ada satu pun nomor yang dihafal Siren, bahkan nomornya sendiri saja tidak hafal.

Dia menjatuhkan dirinya diatas kasur, menatap langit-langit kamar yang hanya ada lampu diatas sana.

Mencoba memutar otak, kira-kira apa yang bisa dia lakukan sekarang supaya dia bisa kembali kepada orang tuanya.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, Samuel..

Dia yakin dia masih ingat nomor Samuel karena mereka dulu pernah menjalin hubungan dalam waktu yang lumayan lama menurutnya.

Jadi kali ini Siren mencobanya, dia mengetik nomor Samuel semoga saja Samuel belum mengganti nomornya.

Dia melihat nomor itu di aplikasi WhatsApp dan benar saja muncul Poto profil yang menampilkan foto Samuel yang sedang membelakangi kamera.

Hatinya sedikit lega, meski sebenarnya gengsi tapi untuk saat ini Siren tetap memberanikan diri untuk menghubungi Samuel terlebih dahulu siapa tau dia mau bantu.

Siren : Sam..mau minta tolong boleh?

Siren meletakkan handphonenya disebelahnya, sambil menunggu balasan dari Samuel.

Jantungnya berdegup kencang karena tidak sabar ingin segera kembali menemui keluarganya.

Tak berapa lama kemudian handphonenya bergetar, Siren segera melihatnya, ada balasan dari Samuel.

Samuel : Masih inget gue

Siren : Please, ini urgent

Samuel : Apa

Siren : Bisa nggak lo kerumah gue kasih kabar ke orang tua gue suruh dateng ke Pasuruan nanti gue shareloc tempatnya

Samuel : Ngapain lo disana emang

Siren : Gue diculik, tolong ya please atau gue minta nomornya Daniel deh

Samuel tidak membalas lagi, tapi dia malah menelepon Siren. Dengan kesadaran penuh Siren menolak panggilan itu, dia takut jika suaranya nanti akan di dengar oleh Arjuna.

Siren : Jangan telpon, nanti suara gue kedengeran

Samuel : Yaudah kirim lokasi lo sekarang juga

Siren : Lokasi📍

Samuel tidak membalas lagi, padahal dia berharap Samuel mengiriminya nomor Daniel supaya dia bisa lebih leluasa menceritakan tentang keadaannya sekarang.

Pasti Daniel juga khawatir kan, mana mungkin tidak.

Siren tetap menunggu kabar dari Samuel sambil menatap layar handphonenya yang kosong, sepertinya selain menghapus semua nomor yang ada di handphonenya Arjuna juga memblokirnya satu persatu sehingga mereka juga tidak bisa menghubungi nomornya.

Buktinya tidak ada satupun pesan masuk dihandphonenya apalagi telepon.

1
Supriatun Khoirunnisa
suka bnget ceritanya thor lnjut.knapa ngga aplod lg thor
公主Aelicya van Orbey
kenapa ya gue lebih suka sama Daniel daripada sama Arjuna
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!