Terpaksa Menikah Dengan Tuan Muda Sombong

Pagi hari Shina terlihat sudah di dapur,

terlihat pandangan Shina kosong, raganya ada di dapur tapi entah jiwanya pergi kemana,

Shina sedang memotong wortel untuk membuat sop, tanpa sadar dia menggores jari tangannya dengan pisau, terlihat darah mulai keluar.

" Shina! apa yang kau lakukan!," Berlari Miko mendekati Shina, di angkat jarinya di hisapnya darah Shina.

"kau begitu ceroboh, bagaimana bisa?,

kau ingin memotong wortel atau memotong tangan mu,

Bik Ita, kerjakan tugas Shina, hari ini dia akan beristirahat"

"Baik Tuan, " Jawab bik Ita

Tertegun Shina mendengar Miko memanggil namanya, tanpa sadar dia tersenyum menatap Miko

"Shina kau sudah gila? tangan terluka kau malah tersenyum"

"Aku tersenyum karna Tuan memanggil nama saya, semenjak saya di sini Tuan baru sekarang memanggil nama saya,"

"Benarkah itu, memang aku biasa memanggilmu apa? se ingatku

aku memang dari dulu memanggil mu Shina"

"Tuan biasanya, memanggil saya Gadis bodoh"

"Benarkah? aku tidak ingat, dan kau memanggilku apa?, apa aku harus menghukummu! "

Tiba-tiba Shina Teringat kejadian semalam, tertunduk kepala Shina

"Kenapa? kau ingat kejadian semalam, lupakan saja, tadi malam aku hanya sedang emosi,"

"Baik Tuan,

huh dasar Tuan Muda sombong lupakan! minta maaf saja kau tidak bisa," gerutu Shina

"Kau bicara sesuatu Nyonya Miko, apa aku benar-benar harus menghukummu"

"Tidak perlu ho..honey, maaf"

Setelah Miko memberikan Hansaplast di tangan Shina, Miko berangkat ke kantor

...... ...

Seperti biasa Shina menghabiskan waktunya untuk berkebun

"Sudah 2 bulan lebih, aku tidak bisa makan Parfait di kafe suka-suka,.

Aaahh rindu, aku rindu kebebasan ku, sampai kapan aku harus di sini, apakah Nona Sandra tidak berniat bangun,

sikap Tuan Miko yang suka berubah-ubah terkadang membuatku takut,"

"Takut apa? takut jatuh cinta,"

Suara Bian mengagetkan Shina

"Tidak mungkin kak, aku hanya takut dia berbuat kasar padaku,

ehh, kenapa kakak bisa mendengar suara hatiku? "

"Suara hati jidatmu, kau berbicara sangat keras bahkan dari jauh aku bisa mendengar suaramu"

"Ah benarkah, untung Tuan Muda tidak di rumah"

"Apa kau mau Parfait dari kafe suka-suka"

"Iya kak, aku mau aku mau," Entah mengapa sifat Shina saat bersama Bian, berubah 180°

"Tapi aku tidak bisa membawamu keluar, aku akan membelikannya untukmu, jadi tunggu di sini"

"Baiklah aku mengandalkan mu kakak ku," ucap Shina tersenyum ke arah Bian,

"Hems memang benar kata orang di saat kau di pertemukan dengan orang jahat saat itupun kau akan di pertemukan dengan orang baik, aku sangat bersukur Tuhan mempertemukanku denganmu kak Bian,

berkat kamu aku bisa merasakan seutuhnya bagaimana rasanya jadi seorang adik yang sesungguhnya, " Ucap Shina pada dirinya sendiri

Beberapa jam kemudian Shina masih setia di bangku taman itu menunggu Bian.

"Shina, ini Parfait yang kamu minta"

Shina kaget dengan begitu banyak Parfait yang di belikan Bian untuknya

"Astaga kak, ini banyak sekali, apa kau tidak salah"

"ini semua salah kamu tau," Ucap Bian terlihat merajuk

"Salah ku, apa salahku? "

"Iya salahmu, di buku menu itu ada banyak menu Parfait dan aku tidak tau Parfait mana yang kamu suka, jadi aku membeli semua menu Parfait, kau harus memberiku hadiah karna kau sudah menghabiskan setengah uangku, menunjukan dompetnya"

Hahaha Shina tertawa puas,

"Gaji kakak itu sangat besar, Parfait segini tidak akan membuatmu bangkrut kakak ku, " ucap shina sambil mencubit pipi Bian.

"Trimakasih sudah membuatku merasa punya keluarga disini"

"Jangan khawatir, meski darah tidak menghubungkan kita sebagai kakak adik, tapi udara yang kita hirup bersama akan menghubungkan kita sebagai sodara,

shina beri aku hadiah sekarang"

"Aku tidak punya apa-apa kak"

"Cukup beri aku hadiah senyum termanis darimu untuk ku"

"Shina tersenyum ke arah Bian,

Trimakasih"

"Sama-sama, di tepuk nya kepala Shina"

SHINA REFENDRA