Novel tentang pelakor, untuk mengikuti lomba Konflik Rumah Tangga. Bagi pembaca yang anti pelakor, boleh skip. tapi kalau mau menantang adrenalin untuk coba membaca dari sudut pandang pelakor, silakan baca dan jangan lupa tekan favorite ❤️
Demi melunasi seluruh hutang yang ditinggalkan orangtuanya, Kania menjual keperawanannya di sebuah klub malam. Namun, takdir membawanya bertemu dengan bosnya sendiri bernama Satria yang menjadikannya istri kontrak untuk melampiaskan hasrat.
Satria sudah memiliki istri, tapi istrinya yang super model itu terlalu sibuk untuk menjalankan kewajibannya. Rasa kesepian itulah yang membuat Satria nekat bermain api.
Akankah pernikahan kontrak itu bisa berjalan dengan mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKPH . Bab 22
Kania tahu dan sangat sadar, saat ini dia berada di kampung yang sangat asing. Tidak ada saudara, kerabat, atau bahkan kenalan di tempat ini. Hamil tanpa suami adalah hal yang sangat memalukan. Jika sampai warga tahu bahwa dia hamil tanpa suami, apakah dia akan diusir?
“Orang-orang di sini kalau sudah ibu-ibu seperti saya pasti tahu kalau wanita sedang hamil muda. Dari pertama lihat kamu, saya sudah tahu makanya kamu saya ajak ke sini,” jelas wanita itu yang memahami kegundahan hati Kania.
Kania menunduk. Ingin rasanya menceritakan masalah yang dihadapi pada wanita tua yang sudah berbaik hati ini, tapi keadaannya yang menjadi istri kedua bagaikan aib yang tidak sepantasnya diceritakan pada orang lain.
“Maaf ya, Bu. Saya jadi merepotkan, Ibu.”
Wanita memainkan jemari tangannya yang saling bertautan. Antara malu dan cemas masih menghampiri dirinya saat ini.
“Tidak usah cemas, Nak Nia. Saya sebenarnya juga kesepian karena anak saya ikut suaminya semua.”
Dari obrolan itulah, Kania mulai mengakrabkan diri pada wanita yang telah membantunya.
***
***
Felicia bersorak bahagia saat mendengar kabar bahwa Kania meninggalkan Satria. Tidak sia-sia hinaan yang sengaja ia lontarkan pada Kania, karena nyatanya wanita itu menyerah dengan mudah tanpa perlu dia mengancam lebih keras.
Semenjak kepergian Kania dari hidup Satria, Feli justru semakin gencar bermanja-manja dengan Satria dengan alasan kehamilan. Sementara hubungannya dengan Andrew malah harus sengaja dia relakan.
Feli tidak bisa berkutik saat ibunya tahu Feli diam-diam masih menjalin hubungan dengan Andrew.
“Ingat ya, Fel. Kalau kamu berani menjalin hubungan dengan Andrew lagi, mama pastikan karirnya akan hancur dan dia akan menjadi orang yang paling dibenci di dunia!” ancam mama Feli tanpa peduli perasaan putrinya itu.
“Tapi, Ma. Aku sama dia saling mencintai,” kata Felicia membantah ibunya.
Dia merasa di atas awan karena sudah mengandung anak yang diyakini adalah anak Satria. Dia berencana akan kembali pada Andrew setelah anaknya lahir nanti.
“Jangan keras kepala, Feli. Kamu dan Satria dulu juga saling mencintai. Memangnya kamu mau jadi gembel kalau sama Andrew?” Mama Felicia semakin sinis dengan sikap Feli yang kali ini lebih susah diatur.
“Aku sudah hamil anak Satria, setelah dia lahir, aku bebas lagi, Ma dan Mama enggak bisa larang-larang aku.” Feli beranjak meninggalkan mamanya, tapi sayangnya sang mama berhasil menangkapnya hingga akhirnya Felicia harus menyaksikan mamanya mengambil alih ponselnya dan merusak ponsel itu.
Mama Feli juga merusak kartu sim yang terpasang di ponsel itu, sehingga kini Feli tidak bisa lagi mendapatkan akses untuk berhubungan dengan Andrew.
“Mama!” teriak Feli. “Mama keterlaluan!” Dadanya naik turun menahan rasa kesal dan kecewa yang terlanjur hinggap setelah mamanya menghancurkan satu-satunya alat komunikasi yang Feli punya untuk berhubungan dengan Andrew.
“Mama tidak peduli, pokoknya kamu harus fokus dengan Satria saja. Suami diambil pelakor lagi baru tau rasa kamu!”
Sementara itu, Satria sedang kebingungan di ruang kerjanya. Karena dari rekaman CCTV milik apartemen, Kania berjalan kaki meninggalkan apartemen sambil memyeret kopernya. Sepertinya dia memang sengaja memberhentikan taksi sedikit jauh dari apartemen supaya tidak ketahuan Satria, tapi tetap saja Satria bisa mendapatkan rekaman CCTV lain bahwa dia menaiki taksi menuju terminal.
Sekarang, Satria masih kebingungan untuk mencari tahu keberadaan Kania saat ini. Dia sangat khawatir karena Kania pergi tidak membawa apa pun, dan tidak jelas ke mana tujuannya karena tidak ada sanak famili yang bisa dia datangi.
“Kanya, aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu lagi? Aku merasa sepi tanpa kamu, Kanya.”
Sekretaris Gio juga mencari ke semua sudut kota tapi Kania tidak bisa ditemukan. Namun, dia mendapat satu informasi lain yang membuat Satria semakin terpuruk.
“Tuan, sepertinya Nyonya Feli memang memiliki laki-laki idaman yang lain.” Sekretaris Gio menyerahkan sebuah foto Felicia yang sedang dirangkul oleh laki-laki asing. Hanya saja wajah laki-laki itu tidak jelas karena posisinya memakai topi.
Mata Satria membulat sempurna saat melihat gambar istrinya dengan pakaian seeksi bersama seorang laki-laki yang terlihat mesra. “Gio, kamu harus cari tahu siapa dia, dan juga cari tahu apakah anak yang dikandung Feli itu benar anakku.”
“Tuan mencurigai Nyonya?”
“Aku hanya merasa tidak yakin, karena aku tidak merasakan apa-apa saat menyentuhnya. Dan malah akhir-akhir ini, aku sering bermimpi Kania membawa kabur sesuatu yang sangat berharga buatku, Gio.”
“Tuan menuduh Nona Kania mencuri sesuatu?”
“Entah aku tidak yakin, makanya cepat cari tahu semuanya!”
Kening Satria semakin berdenyut nyeri. Kedua istrinya yang berlawanan arah membuatnya semakin sakit kepala
Maaf ya, slow update sampai hari rabu, ada acara keluarga di rumah, jadi kurang konsentrasi. semangat menungguku ya, biar aku semangat juga lanjutinnya.. ramaikan dulu komentarnya biar bisa aku baca keluh kesah kalian 😅😅