Harap bijak memilih bacaan.
Jika cerita ini bertentangan dengan prinsip anda, saya harap jangan membuat keributan! Karena cerita ini hanyalah karangan fiktif semata!
Nesya, anak yang tidak diinginkan oleh sang Daddy, akibat kematian ibunya karena melahirkannya. Hingga membuat Ansell membenci gadis itu. Ansell selalu memberikan penderitaan pada Nesya, tidak pernah sekalipun memberikan kasih sayang pada anak yang sebenarnya bukan anak kandungnya itu.
Namun, ketika Nesya sudah di ambang kematian, Ansell menyadari semua kesalahannya dan berniat menebus perbuatannya.
Bagaimanakah selanjutnya, stay tuned di karya aku... DADDY'S LOVE
FOLLOW MY IG ACCOUNT: Novia_GULTOM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah
Setelah menyelesaikan sarapannya yang terasa hambar, Nesya masuk ke dalam kamar Ansell. Duduk di atas tempat tidur, dengan membawa foto bingkai milik Ansell dan Nita dalam pelukannya.
"Daddy jahat. Daddy pembohong! Nesya tida mau percaya Daddy lagi."
Nesya kembali menangisi kepergian Ansell.
"Mommy, Nesya kangen Daddy." Tangan mungilnya menelusuri wajah Nita dalam bingkai. "Tapi Daddy selalu tinggalin Nesya. Daddy jahat Mommy. Daddy jahat!" Mengusap air matanya dengan punggung tangannya.
"Mulai sekarang, Nesya tidak mau ketemu sama Daddy lagi! Nesya benci Daddy." cicit hati yang dipenuhi oleh rasa kecewa pada orang yang amat dia sayangi.
***
Sudah dua bulan berlalu sejak Ansell meninggalkan Nesya untuk yang kesekian kalinya. Mama dan Papa Hutama dibuat heran akan sikap Nesya yang berubah seratus delapan puluh derajat.
Ya, Nesya telah berubah. Berubah menjadi sosok yang tidak dikenali oleh siapapun di rumah itu, termasuk Papa dan Mama.
Tidak ada lagi gadis kecil manja dengan sejuta tingkah manis yang selalu membuat orang gemas melihatnya. Tidak ada lagi Nesya yang selalu bergantung pada sang pengasuh untuk mengurus dirinya sendiri. Tidak ada lagi permintaan-permintaan berlebihan untuk membeli barang-barang mainan yang harganya selangit.
Cengeng, kata itu sudah jauh dari perangai Nesya saat ini. Tidak ada lagi rengekan yang kadang membuat penghuni rumah itu jengah.
Intinya, Nesya si gadis manis nan centil seolah menghilang dari rumah itu.
Hal itu tentu saja membuat Kakek dan Neneknya kebingungan akan perubahan sikap Nesya. Ada apa? Apa yang terjadi pada cucunya itu?
"Nesya, sini sarapan dulu." Nenek yang sedang duduk di sebelah Kakek Hutama memanggil cucunya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
Nesya yang biasanya menunjukkan senyum kudanya, hanya tersenyum tipis sambil berjalan menuju meja makan.
Biasanya Bibi pengasuh akan membantu Nesya duduk di kursinya, mengambil sarapan dan menyuapinya. Tapi sekarang lihatlah, seorang Nesya yang manjanya tidak terkalahkan, menolak keras dan melakukan semuanya sendiri.
"Tadi Bibi kok ikut masak. Nggak bantuin Nesya siap-siap?" Tanya Nenek pada Bibi yang hendak pergi dari sana. Tadi pagi dia heran saat melihat, pengasuh cucunya membantu pelayan yang lain di dapur. Biasanya dia sudah ada di kamar Nesya untuk membangunkannya.
"Itu Nyonya. Non Nesya tidak mau lagi dibantu sama saya." Jawab Bibi tersenyum sumbang.
Kening Nenek berkerut, lalu melihat ke arah cucunya yang juga melihatnya. "Nesya sudah besar Nek. Nesya mau belajar mandiri." Jawab Nesya seolah tau arti tatapan wanita tua itu.
"Tapi..." Ucapan Nenek tertahan ketika Kakek menyentuh tangannya.
"Cucu kita sudah besar." Menatap sang istri untuk memberikan pengertian.
Bukannya tidak senang Nesya mau berubah dan mandiri. Tapi bagi mereka hal itu terlalu cepat. Bayangkan saja, Nesya yang manjanya melebihi batas, tiba-tiba berubah drastis menjadi sosok yang berbeda jauh dari sifatnya. Terlihat sekali kalau Nesya seperti dipaksa mengubah sifatnya, tapi mereka tidak tau apa penyebab tersebut.
Kakek mengusap kepala Nesya dengan sayang. "Cucu Kakek ternyata sudah besar ya. Kakek bangga sama Nesya." Ucap Kakek yang hanya diangguki dan senyum tipis dari anak kecil itu.
"Karena Nesya sudah mau belajar mandiri, Kakek mau kasih Nesya hadiah. Nesya mau hadiah apa, Kakek pasti akan kabulkan." Kakek mengapresiasi niat cucunya yang ingin berubah.
"Tidak usah Kek. Nesya lagi nggak butuh apa-apa. Lagi pula, mainan Nesya masih banyak."
Mendengar jawaban itu, Kakek tersenyum tipis, dengan rasa bangga berkata, "Ternyata cucu Kakek memang benar-benar mau berubah. Kakek bangga."
Suatu perubahan yang cukup signifikan bagi seorang Nesya yang manjanya minta ampun. Dapat dipastikan, penghuni rumah itu akan sangat merindukan si manja dan centil Nesya Nufaira.
TBC ☘️☘️☘️
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YAAA 😀😀
buat apA nawarin tadi bapaknyaaa
kan dia daddy kamu